Panduan Album Bulanan – Edisi Maret 2023
“Panduan Album bulanan edisi Maret 2023 meliputi rilisan terbaru mulai dari JPEGMAFIA X Danny Brown, Kali Uchis, Tzusing, Deerhoof, Gabestok, 100 Gecs, dan masih banyak lagi.”
Agar tetap terhubung dengan rilisan album sepanjang tahun, kami memutuskan mengirimkan artikel berupa panduan album bulanan dan untuk memudahkannya kami membagi album-album pada sejumlah tingkatan berdasarkan seberapa mudah atau sulitnya album tersebut dapat dinikmati oleh semua kalangan. Pada penghujung artikel kami menyiapkan playlist spotify yang dipilih berdasarkan lagu terbaik dari masing-masing album.
Level I : Termudah
NUOVO TESTAMENTO – Love Lines
NUOVO TESTAMENTO merupakan proyek pop italo-disco yang terlahir dengan latar belakang cukup nyeleneh. Andrea Mantione dan Giacomo Zatti selaku kedua kurator instrumen, awalnya bekerja sama dalam unit post-punk / anarcho-punk. Lalu mereka memutuskan membentuk NUOVO TESTAMENTO dengan keadaan ke-2 nya terpisah di benua berbeda. Andrea yang saat itu berada di Italia, mengajak Chelsey Crowley (ex-vokalis band deathrock, Crimson Scarlet) untuk bergabung dalam band. “New Era” selaku album debutnya, jelas menjadi pusat gravitasi dalam membangkitkan antusiasme terhadap musik mereka. Di sana, mereka benar-benar dibanjiri kekuatan musik analog nostalgia, menghidupkan kembali Yamaha DX7, dan pemrograman drum mesin yang direplikasi pada kemiripan suara beberapa seri Roland terdahulu dan aksi ikonik Linndrum. “Love Lines”, selaku sekuel dari NUOVO TESTAMENTO memompa lebih dalam perasaan itu dan melarutkan perasaan false nostalgia yang bermandikan kehidupan malam.
Lagu yang direkomendasikan : Wildlife, Heartbeat, Get Closer, Love Lines, Heaven
Baca Review Selengkapnya : NUOVO TESTAMENTO – Love Lines – Review
Kali Uchis – Red Moon In Venus
Kali Uchis terkenal dengan kepiawaiannya menabrakan elemen musik ke ranah berbeda secara mengejutkan. Dari lantunan neo-soul yang halus ia bisa menikung tajam secara mendadak untuk beralih pada musik dansa musim panas di daerah Latin, atau Reggaeton yang menghentak. Namun situasinya berbeda pada album studio ke-3 nya bertajuk “Red Moon In Venus”. Uchis membuat semuanya menjadi lebih kohesif dan menampilkan keberagaman yang menyatu. Memang, di sini masih ditemukkan jejak-jejak eksperimen bebas yang pernah ia lakukan dahulu, seperti keseluruhan lagu yang memiliki tempo mengalun merupakan gaya yang diadopsi dari bedroom-pop, selingan elemen jazz, psychedelic, latin, dan funk yang muncul secara bergantian. Tetapi ia menempelkan serpihan-serpihan itu lalu membungkusnya menjadi satu kesatuan dalam balutan musik neo-soul / R&B. Menciptakan kesan inklusif dan eksklusif secara bersamaan, dimana ia ingin mengajak orang untuk terlibat lebih dalam mengenai kisahnya, tetapi secara eksklusif ia membatasi elemen-elemen musik tertentu, yang dirasa memiliki satu paham untuk dapat memberikan getaran dalam menggambarkan berbagai susana yang berkaitan dengan cinta.
Lagu yang direkomendasikan : I Wish You Roses, Love Between, Fantasy, Como Te Quiero Yo, Endlessly, Moral Conscience, Blue, Happy Now
Baca Review Selengkapnya : Kali Uchis – Red Moon In Venus – Review
Level II : Mudah
Magma Automata – Impalpable
Magma Automata, proyek vaporwave asal Kroasia yang baru berdiri tahun ini langsung merilis album debutnya, “Impalpable”. Ini merupakan tumpukkan musik vaporwave yang tidak dirancang sebagai seni keanehan menyeluruh yang hanya akan terabaikan dan terkubur. “Impalpable” datang dengan motif yang lebih relaksasional dan mampu menggali ceruk kedekatan emosional yang lebih mendalam. Teknik kolase atau menambahkan lapisan musik bersifat kegelisahan dan terhipnotis oleh glitch dan sampling acak membingungkan tidak ditemukan di sini, Magma Automata melelehkan elemen synth pada suhu tertentu menjadi kilauan cahaya hangat dan tersusun dari melodi-melodi musim panas minimalis yang menghanyutkan.
Lagu yang direkomendasikan : (っ◔◡◔)っ ♥ consonance ♥, •..••´¯`•.¸¸.•
Ⓛε€𝓡 •.¸¸.•´´¯
••..•, braggadocio, v҉a҉p҉i҉d҉ ҉s҉h҉r҉o҉u҉d҉, ░o░l░d░e░ ░c░h░a░l░l░a░h░
Baca Review Selengkapnya : Magma Automata – Impalpable – Review
Haken – Fauna
Band progressive metal, Haken menampilkan transformasi terbaru dari musik mereka melalui album studio ke-7 bertajuk “Fauna”. Sebuah album yang memiliki sifat eklektik gabungan dari kemegahan album “The Mountain”, kejelian penerapan instrumen dan sistem produksi yang diambil dari ke-3 album terakhir mereka, dan menaburi elemen yang baru di atasnya. Menjadikan album ini memiliki kesimbangan antara ciri khas musik mereka yang dikembangkan pada teritori musik yang belum pernah mereka buat dan kerjakan sebelumnya.
Lagu yang direkomendasikan : Nightingale, The Alphabet of Me, Beneath the White Rainbow, Island in the Clouds, Lovebite, Elephants Never Forget
Baca Review Selengkapnya : Haken – Fauna – Review
Level III : Sedang
100 Gecs – 10.000 Gecs
Ketangkasan 100 Gecs menciptakan beragam belokan elemen musik yang terbentang mulai dari pop electronic glitch, pop-punk, metal ke dalam satu wadah berjulukan hyper-pop menjadi salah satu ciri yang melekat mereka. Ketika 100 Gecs melepas album studio ke-2 nya dengan judul “10.000 Gecs”, impresinya masih serupa. 100 Gecs masih senantiasa masih meletakan setup perubahan instrumen musik yang tidak segaris baik perpindahan secara horizontal (per segmen lagu), maupun vertikal (per lagu). Tetapi secara paradoks mereka lebih merapikan tikungannya, disaat harus menyediakan pergeseran di luar ekspektasi.
Lagu yang direkomendasikan : Dumbest Girl Alive, Hollywood Baby, Frog On The Floor, Billy Knows Jamie, I Got My Tooth Removed
Baca Review Selengkapnya : 100 Gecs – 10,000 Gecs – Review
Tzusing – 绿帽 Green Hat
Sang produser yang sekaligus merangkap sebagai DJ, Tzusing membawa elemen Chicago house dan seni musik elektronik penghasil tekstur masam dan berat lainnya, semacam techno, deconstructed club, post-industrial, dan EBM untuk tidak sekedar menghasilkan fragmen ritem dan beat yang aktif dalam memicu dendangan, tetapi ada makna tebal dan keras yang hendak ingin disampaikan. Menuangkan perasaannya pada bentuk musik paling eksploratif yang pernah ia bisa kerjakan, sehingga orang tidak hanya membawanya sebagai latar musik dansa mereka, tetapi turut mendengar dan merasakan setiap pergolakan emosi yang tersimpan pada hingar-bingar musiknya.
Lagu yang direkomendasikan : 趁人之危 (Take Advantage), 偶像包袱 (Idol Baggage), Muscular Theology, 孝忍狠 (Filial Endure Ruthless), Clout Tunnel, Exascale
Baca Review Selengkapnya : Tzusing – Green Hat – Review
Level IV : Sulit
JPEGMAFIA X Danny Brown – Scarring the Hoes
“Scarring the Hoes”, membuat JPEGMAFIA semakin melebarkan rongga-rongga eksperimennya untuk menyentuh areal yang jauh lebih bersifat kaustik, ketidakseimbangan tonal, dan memberikan komplikasi akut pada berbagai kolase sampling ragam elemen musik. Ia tidak sendiri kali ini, karena rapper asal Detroit, Danny Brown menjadi tandem yang pas dengan keduanya sama-sama memiliki pemikiran eksentrik serta liar dalam hal eksekusi. Sekarang, Peggy (JPEGMAFIA) seperti pergi menginstal Tor Browser, mengakses situs-situs tergelap dan banyak mengambil sampling musik obscure, glitchy, dan memiliki sifat aggro tingkat tinggi dalam menarget kekacau-balauan. Danny Brown adalah pemilihan tandem yang pas, dikarenakan selain persona dan imejnya yang tidak terkendali, ia memang dibekali dengan kemampuan teknis dalam melakukan pemberdayaan crafting terhadap variasi flow.
Lagu yang direkomendasikan : Lean Beef Patty, Steppa Pig, SCARING THE HOES, Garbage Pale Kids, Fentanyl Tester, Burfict!, Orange Juice Jones, God Loves You, Jack Harlow Combo Meal
Baca Review Selengkapnya : JPEGMAFIA X Danny Brown – Scaring the Hoes – Review
Deerhoof – Miracle-Level
Dalam album studio ke-19 nya berjudul “Miracle-Level”, Deerhoof pengusung indie-rock / math-pop, menciptakan perbedaan yang mencolok di sekelilingnya dan membuat sekat perbedaan yang tebal dengan album mereka lainnya. Meski di beberapa kesempatan mereka menurunkan intensitas keliaran lalu mensubtitusikannya dengan elemen bersifat sentimentil dan rongga aransemen yang hanya diisi oleh sepasang gitar, bass, atau drum dengan sedikit variasi nada dan tidak terlalu sibuk bergerak – Itu masih merupakan subset pemikiran secara divergen bagi mereka. Hal tersebut dikarenakan, mereka yang jarang mengutilisasi kelugasan itu pada karya terdahulunya.
Lagu yang direkomendasikan : Sit Down, Let Me Tell You a Story., My Lovely Cat!, The Poignant Melody, Miracle-Level, The Little Maker, Momentary Art of Soul!, Wedding, March, Flower.
Baca Review Selengkapnya : Deerhoof – Miracle-Level – Review
Level V : Ekstrim
Endless Swarm – Manifested Forms
Endless Swarm, kolektif grindcore / powerviolence yang berbasis di Edinburgh, United Kingdom ini mulai aktif pada tahun 2013, dan sejak saat itu hingga kini, dengan bangga mereka menolak kemapanan dan terus bergerilya dalam jalur D.I.Y. Didorong oleh entitas musik yang memiliki identitas melegalkan ketidaksopanan dalam melanggar batasan kebisingan dan kecepatan, serta amarah yang meledak-ledak, Endless Swarm begitu konsisten dan persisten ketika menghasilkan materi. Tak terasa telah menginjak usia 1 dekade, mereka melepas album studio ke-3 nya (album studio ke-6 jika dihitung dengan album split mereka) dengan rasa yang menimbulkan prasangka introspektif. “Manifested Forms” jelas masih merupakan lonjakan kebinatangan dan hardikan kemarahan menggebu-gebu yang terhimpun atas tumbukan blast-beat yang murka, tarikan vokal dengan kondisi tenggorokan terbakar akibat serangan refluks, sayatan power chord gitar yang mencak-mencak dengan tepian karakter distorsi tajam.
Lagu yang direkomendasikan : Sterile, Precognition, Split Brain, Manifested Forms, Circling Self, Suspended in Vacuum, Bloated Body, New Visions, Subjugate.
Baca Review Selengkapnya : Endless Swarm – Manifested Forms – Review
Gabestok – Med Freden Kommer Hadet
Duo proyek black metal kelahiran Denmark ini membaringkan elemen black metal gelombang kedua, doom metal, dan klasik heavy metal pada satu pelataran yang sama, bahkan mereka mampu merangkul elemen yang bersifat outsider dari kaidah metal namun masih memiliki kesinambungan dalam substansi menciptakan seni kegelapan seperti punk, deathrock, hingga post-punk. Pada album ke-3, “Med freden kommer hadet” Gabestok masih menguji formula yang sama dan mempertajamnya dengan penulisan lagu yang lebih matang secara variasi elemen musik maupun menabrakan setiap segmen lagu yang akan terdengar fresh dan unik dari legiun black metal kebanyakan.
Lagu yang direkomendasikan : Et blidt suk, Det er mig der står herude og lurer, Dødsens ærlig, Kun traumerne tilbage, Det du smager af, Lige autentisk nok
Baca Review Selengkapnya : Gabestok – Med Freden Kommer Hadet – Review