Endless Swarm – Manifested Forms – Review

Endless Swarm, kolektif grindcore / powerviolence yang berbasis di Edinburgh, United Kingdom mulai aktif pada tahun 2013 dan sejak saat itu hingga kini, dengan bangga mereka menolak kemapanan dan terus bergerilya dalam jalur D.I.Y. Didorong oleh entitas musik yang memiliki identitas melegalkan ketidaksopanan dalam melanggar batas kebisingan dan kecepatan, serta amarah yang meledak-ledak, Endless Swarm begitu konsisten dan persisten ketika menghasilkan materi.
Tak terasa telah menginjak usia 1 dekade, mereka melepas album studio ke-3 nya (album studio ke-6 jika dihitung dengan album split mereka) dengan rasa yang menimbulkan prasangka introspektif. “Manifested Forms” jelas masih merupakan lonjakan kebinatangan dan hardikan kemarahan menggebu-gebu yang terhimpun atas tumbukan blast-beat yang murka, tarikan vokal dengan kondisi tenggorokan terbakar akibat serangan refluks, sayatan power chord gitar yang mencak-mencak dengan tepian karakter distorsi bergigi lancip.
Rasanya, mereka juga turut mengambil fragmen elemen thrashcore maupun beatdown di sini, memberikan elemen riff pola nafas yang beragam. “Sterile”, “New Visions” cuplikan yang memotong adegan ritem memiliki gerakan melompat-lompat yang ditarik paksa untuk menyentuh tanah. Cukup sulit untuk membedah per lagu, dikarenakan apa yang tampak memang sepenuhnya hanya dari terdiri setup instrumen yang intens dan level kehancuran yang relatif bertahan pada tingkatan yang sama.

Tetapi mereka memiliki ketangkasan untuk menggiring pada bagian demi bagian yang berangsur menambah unsur provokatif sebelum akhirnya meledakkan momentum dengan timing tepat. Mereka terkadang menjadi begitu maniak dalam bertransisi dari segala instrumen yang mengeroyok, kemudian menjadi tempat ancang-ancang untuk segera membakar moshpit.
Secara fungsionalitas sebagai kolektif band, mereka bekerja dengan cukup baik dan tampak tidak ada salah satu penampilan yang kalah saing, bahkan bass juga tanpa ragu menampilkan aksi bassline yang cepat dan langsung mengambil atensi, seperti pada pembukaan lagu “Split Brain” atau menjadi pengiring yang memberontak dengan menciptakan garisnya sendiri.
Mereka juga mengundang vokalis tamu August Caldwell, pada lagu “self-titled” yang ditempatkan dalam ruang lingkup musik yang bertempo lambat, nan kotor mengingatkan pada gaya awal musik mereka yang memadukan unsur hardcore dengan sludge metal. Tentu ini merupakan sebuah album yang sah untuk dijadikan pengiring selebrasi kegirangan di tengah tragedi dan kekacauan auman musik yang tercipta dalam konotasi positif.
Rating : 7 / 10
Lagu yang direkomendasikan : Sterile, Precognition, Split Brain, Manifested Forms, Circling Self, Suspended in Vacuum, Bloated Body, New Visions, Subjugate.
Baca Juga : Ossaert – Pelgrimsoord – Review