2023Black MetalReviews

Gabestok – Med Freden Kommer Hadet – Review

Gabestok-Med-Freden-Kommer-Hadet

Rasanya terdapat sebuah missing link dan lompatan cukup jomplang mengenai pergeseran secara artistik antara gelombang black metal pertama yang dipelopori Venom, Mercyful Fate, Celtic Frost, dan Bathory menuju evolusi gelombang black metal kedua yang banyak merujuk pada perkembangan skena black metal Norwegia.

Headbangers TV pernah memetakan Sarcofago menjadi jembatan perantara dari keduanya, tetapi musik dari legenda ekstrim metal asal Brazil tersebut terlampau pedas, ugal-ugalan, dan bahkan jauh meninggalkan esensi klasik heavy metal yang penuh harmonisasi gitar. Tetapi rasanya, kepingan puzzle yang hilang selama berdekade-dekade itu akhirnya dapat ditemukan dalam tubuh Gabestok, meski secara historis ini tampak seperti paradoks dan acak.

Duo proyek black metal kelahiran Denmark ini membaringkan elemen black metal gelombang kedua, doom metal, dan klasik heavy metal pada satu pelataran yang sama, bahkan mereka mampu merangkul elemen yang bersifat outsider dari kaidah metal namun masih memiliki kesinambungan dalam substansi menciptakan seni kegelapan seperti punk, deathrock, hingga post-punk.

Gabestok - Med Freden Kommer Hadet

Pada album ke-3, “Med freden kommer hadet” Gabestok masih menguji formula yang sama dan mempertajamnya dengan penulisan lagu yang lebih matang secara variasi elemen musik maupun menabrakan setiap segmen lagu yang akan terdengar fresh dan unik dari legiun black metal kebanyakan. Hal tersebut berlandaskan dan tidak serta merta hanya untuk membusungkan dada semata dalam merentangkan banyak jenis elemen, melainkan memiliki agenda kepentingan tersendiri dalam mencapai suatu tingkatan konteks musik tertentu.

Dengan durasi per lagu yang tidak terlalu panjang, membuat mereka tidak memiliki banyak waktu untuk mengisolir peran instrumen hanya untuk membangun suasana dan meledakan momentum sesudahnya. Imbasnya, hal yang berkaitan dengan rangsangan atmosfer langsung dipadukan dengan kegarangan dan keganasan yang menjurus pada inti aransemen. “Det er mig der står herude og lurer” selaku single, sebagai bukti Gabestok melakukan hal tersebut.

Dengan awalan musik yang berdiri pada basis riff metal klasik malapetaka dan dengan tendensi punk, dipertengahan mereka merubah haluannya menjadi kepungan tremolo riff dan blast-beat yang menghujam dengan cuaca beku ekstrim, seperti merubah gain transformasi dari musik classic doom metal menuju black metal era ke-2 ala “De Mysteriis Dom Sathanas”. Gubahan elemen deathrock, sektor bass menjadi terdengar lebih keruh dan menebal seperti meninggalkan kerak membandel pada lapisan-lapisan instrumen yang terus menderu dengan tensi tinggi.

“Kun traumerne tilbage” sekonyong-konyong membanting arah pada post-punk, dan tentu membuat gitar maupun vokal bertingkah lebih tidak waras dan bergerak sempoyongan. Perubahan bentuk gitar memiliki kepentingan untuk merentangkan fungsionalitasnya dari pemberi nafsu kebinatangan dalam mendobrak dinamika musik yang keras dan agresif, hingga menyisipkan melodi-melodi minor pelantun kenestapaan.

Distorsi terdengar gersang seperti sesuatu yang membakar dibalik kerongkongan. Memiliki selingan elemen synth yang bergentayangan juga menjadi pelumas untuk menambahkan estetika horror di sini, tetapi vokal juga menjalankan peran yang cukup vital di sini. Selain daripada vokal kikir yang lebih menggeram, timbre nya dapat diubah untuk lengkingan vokal falsetto meninggi ala King Diamond, seperti pada lagu “Det du smager af”, atau menyumbangkan ad-libs choir vokal mencekam.

Gabestok setidaknya tampak lebih bijaksana dalam melakukan tarik ulur pengambilan keputusan antara menancapkan kecepatan namun tetap mengencangkan elemen groovyness dan kerenyahan di sekelilingnya, menyemimbangkan kemarahan dengan komponen yang bersifat lebih melodius, hingga membelokkan musik pada tikungan yang tidak terduga, sehingga dampak akhirnya terasa pada keefektifan eksekusi album serta longtivitas yang tidak terkurung dalam kenikmatan bersifat sesaat.

Rating : 8 / 10

Lagu yang direkomendasikan : Et blidt suk, Det er mig der står herude og lurer, Dødsens ærlig, Kun traumerne tilbage, Det du smager af, Lige autentisk nok

Baca Juga : Predatory Light – Death and the Twilight Hours – Review

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Share via
Copy link