20 Album Dalam 5 Menit – Gorenoise

Teknik olah vokal yang terdengar seperti memuntahkan sesuatu adalah hal lumrah dalam sekte musik grind dan segala jenis turunannya dan Menometrorrhagia mengaplikasikan metode itu dengan bijak. Muntahannya berserakan dengan suara distorsi gitar yang hanya berupa partikel-partikel noisy seperti muntahan yang bercampur dalam larutan semen berkonsentrasi semi-padat. Akan tetapi Menometrorrhagia memantul-mantulkan beat drum bergaya slamming.

Salah satu adegan fatality mortal kombat adalah menancapkan sebilah benda tajam pada mulut dan menembus kerongkongan dan membuat sang korban meronta-ronta dengan mengeluarkan busa darah. Kira-kira seperti itulah gambaran daripada gurgling vokal bekerja di album ini. Ketebalan riffing menjijikan yang mengambil upaya paling minimal dan efisien dari gaya riff death metal era 90’an akhir hingga awal 2000’an.  

Ini mampu mematahkan hingga melelehkan tulang sekalipun. Vokal yang terdengar seperti sedang menyantap limfa dan menusuk lambung hingga cairan HCL yang keluar berhamburan. Karakteristik riff begitu pedas, tajam, dan terkadang mengubah susana menjadi mendung dengan siraman riffing bergaya doom. Permainan drum yang dimainkan secara organik dan mempertahankan unsur amatirisme dari tangan manusia. 

Album split yang beranggotakan Golem of Gore asal Italia dan Pharmacist yang berdomisili di Jepang. Golem of Gore mengandalkan kemampuannya yang lebih teknis dan lebih sadar membentuk bagian-bagian groovy renyah baik dari riff maupun lompatan sinkopasi drum. Sedangkan Pharmacist adalah sang ahli pemotong daging, yang merancang suaranya menjadi terdengar amis, mentah, dan secara berkala tergerus oleh riffing-riffing doom metal tengik. 

Mereka membuat gorenoise terdengar lebih beretika secara struktur musik. Begitu ketara terdengar pengaruh daripada death metal dan hardcore sekolah lama di sini. Kombinasi dari antara muntahan vokal yang menggenang dengan growl kematian secara berdampingan mengisi pelataran busuk ini. Seringkali bahkan terdengar bahwa album ini berdiri di antara batasan death metal biasa yang diberi sentuhan bernuansa gore. 

Dengan segala limpahan kebisingan dan bau busuk yang mereka keluarkan, album ini seperti menunjukkan bahwa pengguna pedal HM-2 Core terlihat culun. Kick drum melaju dengan cepat dan sempoyongan, serta suara snare sound yang cempreng serta mentah. Ini semacam bergerak dalam semangat goregrind era lama yang menggelora.

Inilah salah satu wajah dan gambaran daripada modern gorenoise bekerja. Tanpa struktur musik, terdengar sangat minimalis, geraman vokal manusia gua yang bersendawa dengan sangat nyaring, dan suara-suara kebisingan yang mencuat ke permukaan. Tanpa sedikitpun riff dan hanya didampingi oleh pukulan hyperspeed kick drum dan cymbal yang terkesan memiliki suara yang glitchy dan rusak. 

Terdengar aneh dan tak lazim dari biasanya, tetapi mereka mampu bermutasi dari hanya sebatas sel-sel protozoa menjadi mutan eksperimen yang memiliki kemampuan mimikri. Ketukan drum yang berdengung kencang dan bising itu dapat berubah-ubah menjadi elemen musik eurodance, techno, house, dan musik elektronik lainnya. Kembali pada kodrat gorenoise yang minimalis. 

Pembantaian massal segera dikumandangkan dengan lesakkan drum berkecepatan membabi-buta dan tajam. Suara vokal yang terdengar seperti buih-buih air yang mengeluarkan bunyi nyaring dan menghilang begitu saja. Gilingan noise terus menggerus dan menghimpit pada ujung ruangan berusaha memojokkan dan menyerang hingga mangsa merasa lunglai dan tidak berdaya.

Inilah bagaimana seharusnya gorenoise terdengar di telinga orang. Suara noise yang begitu menyembur keluar, dan hanya menemui 2 kemungkinan yaitu menjadikannya sebagai siksaan atau pemenuhan hasrat masokis. Suara drum yang begitu dingin, busuk, dan mentah namun inilah esensi utama fungsionalitasnya. Vokalnya terdengar telah berevolusi menjadi bangkai busuk. Ini seperti mengunyah daging wellington secara mentah, kualitas premium namun dapat merasakan amis dan darah segar yang masih menetes.  

Frognoise adalah suatu istilah yang nyata untuk mengelompokan jenis mikro gorenoise yang memiliki teknik vokal menyerupai katak. Toad Birth masuk dalam frognoise dan mungkin menjadi yang mendominasi di dalamnya. Tekstur yang begitu terdengar clipping dan tidak berubah sama sekali. Anda tahu ini seperti diserang oleh meriam air bertegangan tinggi milik damkar. Terkesan blur, menyakitkan, dan kesulitan bernafas di saat bersamaan. 

Ini merupakan hasil proyek dari 4 band berbeda, Excruciation, Cystgurgle, Cardiomyopathy , dan Cancrum Oris. Disamping yang hanya berdurasi tidak lebih dari 10 menit, percayalah ini seperti dikerjakan hanya oleh 1 band. Ke-4 nya memiliki visi dan karakteristik suara serupa, dimana secara sembarang menaruh elemen-elemen chaotic, dissonant, dan momen-momen disturbing pada sepanjang perjalanan.  

Jika anda pernah melihat sampul album “Suicide Euphoria” milik band death metal asal Philadelphia, Pissgrave, barangkali ini merupakan bentuk representatif dari versi suaranya. Tulang-belulang yang telah melebur menjadi cairan yang becek dan mengeluarkan bau busuk, adalah tajuk utama dari desain suara album ini. 

Tidak seperti album goregrind ./ gorenoise kebanyakan, album ini menonjolkan kemampuan teknis permainan drum yang visioner dan begitu berkelok untuk seukuran musik jenis ini. Gaya vokal yang menggeliat bagai lendir yang menempel, membuat terasa lebih lengket dan menjijikan. Gaya pukulan suara yang langsung tanpa basa-basi mendaratkan tinju di muka.

Dapat dikatakan merupakan sebuah upaya gorenoise yang bersifat monolitik. Register daripada vokal, maupun instrumen yang sama sekali tidak berubah bahkan bergeser dari awal hingga akhir lagu. Vokal dibiarkan meleleh dan menguap dalam gempuran drum mekanik yang terus menggiling tanpa kenal lelah. 

Clogged menemukan langkah inovatif dalam menjembatani elemen gorenoise dengan kebengalan dari crust-punk. Vokalnya terdengar kusut yang seperti dibunyikan secara dihisap, bersanding dengan permainan drum yang tidak punya aturan namun terdengar impresif secara kemampuan teknis maupun menunjukkan ketidakwarasan. Seringkali bagian pertengahan lagu dibiarkan kosong untuk diisi bagian chugging riff dan tempo semi beatdown.

Dikatakan bahwa Dermatofibrosarcoma merupakan semacam jenis kanker kulit langka yang dapat menebalkan kulit, bahkan memunculkan benjolan sejenis jerawat dan bisul yang mengeluarkan darah. Apakah ada hubungan secara langsung dengan musik ini, mungkin tidak tetapi ke-2 nya sama-sama berfungsi seperti parasit yang merusak. Bedanya, album ini lebih merusak indra pendengaran dengan tekstur musiknya yang sangat berlumpur merekatkan vokal semrawut, bass, dan mesin drum pada satu tingkat. 

Senar kaleng yang diremukkan dengan kekuatan pukulan hyperblasting adalah suatu primadona dalam gorenoise, terutama bagi mereka yang memiliki ketertarikan lebih dengan band semacam Brodequin, Baalsebub, dan band sejenis. Suara noise dengan eksistensi yang kabur dapat secara tiba-tiba menjegal dan mampu menciptakan struktur riff mematikan dan menyerang dengan kedaulatannya yang absurd. 

Proses daripada mixing maupun mastering yang amatir, merupakan sebuah pekerjaan lumrah dalam gorenoise. Drum mesin yang sangat terdengar mentah dan tidak kembali diolah, terus dibiarkan membredeli aransemen, seperti senapan M2 Browning yang terus melontarkan peluru. Vokal dengan tekstur suara yang berkumur maupun berdeham kencang itu menempel secara menjijikan di antara sekat-sekat drum.

Apakah ini merupakan wujud revolusi dari gorenoise menuju harsh gore noise? Struktur musiknya jelas sudah tidak mengindahkan lagi perihal mengenai riff, beat drum groovy, dan apapun yang masih melekat dalam kultur hardcore dan extreme metal. Ini seperti karya Yasunao Tane yang memeras gelombang noise yang di-overdrive hingga melewati batasan toleransi hingga tercerai-berai. Anehnya mereka seringkali menempatkan suara efek beat drum menyerupai elemen beatbox.