20 Album Dalam 5 Menit – Post-Rock
Mari luruskan sejenak mengenai kekeliruan yang muncul dalam menanggapi gempuran istilah post yang begitu marak dalam penamaan suatu genre musik. Orang-orang menanggapi genre post sebagai genre yang muncul pasca (post) genre asli atau genre yang menginspirasinya sudah lebih dulu diakui secara umum dan telah merasakan kemapanan. Seperti kemunculan post-rock yang lahir setelah genre musik rock itu sendiri diakui secara luas sebagai salah satu genre musik induk yang telah merasakan kestabilan. Tetapi kesalahpahaman terjadi ketika orang hanya sebatas mengilhami bahwa post tidak lain hanya imitasi dari genre aslinya yang diturunkan pada periode waktu yang lebih maju.
Padahal begitu banyak diferensiasi atau perbedaan yang terjadi di antara keduanya bahkan jika dapat dikatakan secara ekstrim, seringkali keduanya seperti tampak dua entitas yang berlawanan dan bekerja secara counterintuitive. Seringakli genre post melakukan ekspansi atau membuat warna baru pada musiknya dengan cara melemahkan unsur atau entitas yang paling dominan dari genre musik aslinya. Kembali pada perumpamaan post-rock, genre ini memang dikenal menulis riff-riff orientasi distorsi gitar yang kuat sebagaimana musik rock pada umumnya.
Akan tetapi post-rock juga melebarkan sayapnya dengan membuat soundscape yang lebih berorientasi pada instrumen, permainan timbre yang lebih kaya, serta menciptakan ambient dan bagian-bagian tenang yang seringkali digunakan untuk keperluan crescendo (perubahan dinamika). Pada akhirnya itu melemahkan sifat asli sebagaimana musik rock secara umum yang seharusnya tampil dalam intensitas tinggi secara konsisten, struktur musik sederhana, dan karakter vokal yang begitu kuat dan ikonik.
City of the Sun – To the Sun and All the Cities in Between
Salah satu bukti bahwa post-rock seringkali bertentangan dengan akar utama musik rock. City of the Sun tidak butuh perangkat distorsi atau gitar listrik apapun, mereka hanya membutuhkan 1 kotak cajon, dan gitar yang dipetik dengan aksen musik flamenco. Terdengar begitu natural, soundscape dan tata ruang suara yang dilebarkan seperti menempuh perjalanan panjang dramatis.
驢子耳朵 [Donkey’s Ears] – 旁觀者
Donkey’s Ears memiliki persenjataan yang berorientasi pusat pada gitar mereka. Alat berdawai 6 tersebut diperas kemampuannya untuk membuat riff-riff yang terkesan gagah dan sangat nge-rock, namun mereka juga menyelipkan melodi-melodi bersih tanpa gangguan distorsi yang menggugah dan terdengar terpengaruh oleh musik midwest emo. Suara drum yang terdengar esensial, dengan tekstur suara yang renyah, namun menghasilkan daya hantam kuat.
Aloha – That’s Your Fire
Cara mereka memilih timbre, mengeksekusinya, dan membuat transisi yang begitu berkelok mengingatkan pada aksi musik-musik progressive rock di masa lampau. Pola-pola ritma memusingkan yang seringkali dipasangkan dengan birama tidak wajar juga telah berhasil membuat orang menyematkan tagar math rock dalam musik mereka.
聲子蟲 [Bugs of Phonon] – 真面目
Penikmat post-rock crescendo core nampaknya sudah hapal betul dengan alur setiap musik yang mereka dengar, meski itu berasal dari band yang terdengar asing di telinga. Dimulai dengan bagian dinamika yang pelan kemudian meledak menjadi terdengar sesuatu yang bombastis dan klimaks. Sementara mereka menghubungkan melodi musim semi yang justru membuat bunga berguguran lalu membawa pendengarnya untuk hanyut dalam nostalgia dibalik raungan distorsi gitar yang begitu shoegaze -ish.
Astrïd – A Porthole (I)
Post-rock adalah musik yang dibuat untuk penggemar non musik rock. Dengar saja bagaimana Astrid memanfaatkan kanvas musik rock untuk meluhurkan elemen musik modern classical dan jazz yang mampu mengendalikan suasana. Transisi berjalan mulus, dimana pergantian emosional terbentuk pada perubahan setiap segmen dan tidak secara tiba-tiba merubah latar nuansa musik. Sebuah album konseptual yang gelap dengan ambisi untuk menelisik dasar jurang.
도재명 Jaemyoung Doe – 토성의 영향 아래
Mereka memiliki segalanya untuk membuat aksinya menjadi terdengar atraktif dan emosional di saat bersamaan. Mulai dari permainan alternative rock yang energik hingga menyentuh nuansa simfonik dan balada piano yang terdengar menyentuh.
Appliance – Manual
Setelah merilis lagu-lagu single pada beberapa label independent, Appliance akhirnya diberi kesempatan untuk merilis album debut dan mereka tidak menyia-nyiakan kesempatan tersebut. Musiknya sangat berakar pada beberapa cabang musik lawas semacam ritmis musik yang terdengar krautrock sentris, melodi-melodi yang mampu berselancar pada soundscape gersang, hingga pemanfaatan elemen elektronik yang terasa kontemplatif.
Furniture – Twilight Chases the Sun
Furniture mencoba untuk mereduksi tingkat kebisingan daripada noise gitar shoegaze. Mensubtitusikannya dengan melodi-melodi kaca dan terdengarn dream-pop esque. Terdapat twist yang mengejutkan pada salah satu lagu mereka yang mengandung unsur glitch elektronik ringan. Namun penerapan tremolo picking berskala mikro adalah hal yang membuat musiknya menjadi begitu emosional dan mengawang-ngawang.
Bloemfontein – The Longer Now
Secara durasi album ini akan terdengar jauh lebih ekstrim daripada rekaman Godspeed! You Black Emperor manapun. Mereka sengaja menancapkan begitu banyak momen keheningan ambient untuk melakukan refleksi dan Transisi perubahan nuansa yang diperlambat untuk pencarian semakin terasa mendalam dan intim.
Ninaian – For a Little Cruise
Langkah kebijaksanaan yang diambil Ninanian, dimana mereka mampu memanfaatkan noise yang dapat mendukung visi kelembuatan suara mereka. Intensi dan gairah musik keseluruhan album terdengar begitu bergejolak. Bahkan porsi ambient yang seharusnya ditampilkan dalam dinamika pelan dan lembut, masih terdengar begitu nyaring dilapisi oleh melodi-melodi optimistik pembangkit semangat.
Desktop Error – Ticket to Home
Terdengar seperti sebuah proyek vaporwave, padahal tidak demikian. Bahkan terkesan musiknya begitu teralienisasi terhadap teknologi, dimana mereka lebih banyak menekankan porsi akustik yang begitu sarat dengan nuansa musik traditional. Vokal yang berkilauan hanya terdengar sebagai pemberi harmoni, dan bukan sesuatu yang dijadikan sebagai komando utama.
Analogue – Rock Proper
Sebuah harta terpendam dari skena post-rock yang dilepas pada awal 2000’an. Dengan suara yang terdengar sangat analog, ‘Rock Proper’ memang terlihat seperti musik rock sungguhan secara aransemen dan hanya meminjam dinamika post-rock sebagai kerangka alur musiknya. Tidak mengherankan begitu banyak bagian jamming sembari memberi getaran-getaran alunan groove. Distorsi gitar dan suara bass yang terdengar garang dan gentle untuk seukuran post-rock.
Triple Deer – 穿越稜鏡
Daripada muluk-muluk berpikir keras dalam menciptakan aransemen yang begitu kompleks, Triple Deer adalah tipikal post-rock yang mudah disukai dalam satu kali dengar. Begitu banyak melodi-melodi halus bertebaran di sana, temponya begitu menenangkan dan tidak begitu banyak gelagat-gelagat eksperimentasi yang terjadi di sana. Bukan sesuatu yang terdengar mind blowing memang, tapi mereka lebih peduli terhadap musik yang mampu menggetarkan sanubari.
現象師 [Phantasy of Mirage] – 現象師
Taiwan memiliki sumber terpendam skena post-rock yang pantas untuk digali. Triple Deer dan Phantasy of Mirage adalah salah satunya. Apakah ini merupakan tindak lanjut dari apa yang diperbuat Triple Deer, namun pada dasarnya ke dua band tersebut memiliki corak musik identik, meski Phantasy of Mirage memiliki beberapa bagian yang terkesan upbeat. Sebuah album pengantar untuk musim panas yang ceria.
And the Furies Say – And the Furies Say
And the Furies Say berpijak pada keaslian post-rock, dimana musiknya tidak mengalami oversaturation dengan musik dream pop maupun shoegaze. Meski menciptakan dinamisme dan emosi yang begitu detail, namun musiknya masih terdengar sangat riff oriented, keliaran drum masih ditampakkan, dan struktur musik yang mengingatkan dengan gaya Godspeed! You Black Emperor.
The Trees & the Wild – Zaman, Zaman
Mereka mencoba mereplikasi keanekaragaman fenomena alam melalui sonik post-rock yang kaya. Terdapat sinkopasi piano bagaikan aliran sungai yang bebas di sana, riff-riff gitar yang beraroma psychedelic yang tampak seperti sedimentasi bebatuan yang cadas, dan meninggalkan bisingnya suara shoegaze noise yang tetapi diisi melodi berbintik seperti bisingnya air terjun yang tetap menyimpan keindahan dari derasnya suara.
Loro’s – W.A.N.D.Y
Loro’s mencoba menghadirkan olah vokal yang lebih di depan dan dominan dibanding kebanyakan band post-rock. Suara yang melankolis itu terdengar dari perpaduan lembut instrumen-instrumen senar seperti cello, keyboard, dan melodi gitar. Bagian dinamika yang pelan direpresentasikan oleh potongan musik klasik beraroma syahdu, sedangkan bagian klimaks ditempatkan pada bagian distorsi gitar yang menggebu-gebu.
잠비나이 Jambinai – 온다 (Onda)
Mereka memiliki tujuan mulia agar musik tradisional Korea kembali digandrungi masyarakat modern. Untuk merealisasikan upaya itu mereka menggandeng berbagai ramuan elemen musik kontemporer mulai dari post-rock, noise, hingga avant-garde metal. Musik tradisional Korea yang direvitalisasi dengan riff-riff metallic, struktur dan bantuan chaotic, tamparan drum begitu keras, hingga suara growl vokal yang sangat gahar. Menggunakan filosofis avant-garde dengan kesopanan perubahan struktur musik layaknya post-rock yang selalu memberi pertanda sebelum menggeser nuansa musik.
百景 [Hyakkei] – おくりもの (Okurimono)
Sebuah album yang seringkali muncul pada rekomendasi youtube acak seperti karya Ryo Fukui, Marco blank, lo fi girl, dan semacamnya. Ini terdengar seperti tipe post-rock Jepang pada umumnya yang menyisipkan bagian melankolis dari dream-pop shoegaze. Ritme pada gitar sengaja diinstalasi dengan nada yang out of tune dan membingungkan dan dimainkan secara mendayu-dayu.
And So I Watch You From Afar – Self-Titled
Satu lagi tipe daripada post-rock lama, yang belum terkena wabah slowcore, dan semacamnya. Setidaknya ini akan membuat penggemar rock klasik, progressive rock lebih toleran, karena musiknya yang masih begitu tergantung pada unsur konvensional rock yang begitu dilimpahi riff yang berselancar dalam ombak suara psychedelic, drum meledak-ledak, dan bagian jamming instrumen yang begitu banyak. Sebuah antitesis bagi pecinta crescendo core.
Baca Juga : 20 Album Dalam 5 Menit – Classical