daily playlistFeatures

Playlist That I Discovered Today : Shuka Saito, McKinley Dixon, Turnstile, Luca Pianca

Playlist That I Discovered Today : Shuka Saito, McKinley Dixon, Turnstile, Luca Pianca-

Sesuai dengan tujuan awal saya mendirikan website ini. Indonesian’s Most Wanted selalu berusaha untuk memberikan rekomendasi musik baru dan fresh setiap harinya. Maka dari itu saya menambah series ini ke dalam agenda harian. Pada section ini saya akan mendeskripsikan dan memberikan album-album yang saya temukan selama seharian penuh.

Genre musik yang diposting bisa bermacam-macam tergantung mood, dan pemikiran abstrak saya dalam mencari musik-musik baru. Sehingga mungkin seluruh section ini terlihat seperti sebuah misteri box. Saya juga akan menceritakan setiap albumnya dengan menggunakan sudut pandang first impression. So mungkin jika kalian bisa menggali lebih dalam lagi dari masing-masing album. Kalian bisa menemukan esensi tersendiri yang mungkin berbeda dengan pandangan saya. Ok tanpa berlama-lama lagi berikut album-album yang saya temukan hari ini.

Shuka Saito – Patchwork

Playlist That I Discovered Today : Shuka Saito

Terkadang saya merasa heran dengan diri saya sendiri. Saya memiliki ketertarikan dan antusias tinggi terhadap musik-musik J-Pop yang berhubungan dengan animasi Jepang. Saya pun rela meluangkan waktu berjam-jam hanya untuk menggali dan mendapatkan informasi musik terbaru. Namun untuk meluangkan waktu setengah jam hanya untuk menonton serial animasi jepang. Rasanya saya lebih memilih untuk membaca buku karangan David D Schwatz selama seharian penuh. Peristiwa aneh ini lagi-lagi menimpa saya pada siang yang tidak terlalu cerah ini.

Saya menemukan beberapa album musik jepang yang memiliki hubungan dengan serial animasi jepang siang ini. Tetapi album terbaru dari Shuka Saito yang paling nyantol sejauh ini. “Patchwork” merupakan album studio debut dari Shuka Saito yang dirilis pada 18 agustus lalu. Rasanya saya tidak terlalu panjang lebar menceritakan detil album ini. Karena album ini memiliki vibe standar ala album J-pop pada umumnya. Nuansanya yang riang dan ceria (meskipun biasanya lirik yang ditulis justru mengandung perspektif kebalikan dari musiknya). Secara latar sound album ini juga memiliki beragam elemen sound yang dipadukan dan menghasilkan instrumensasi yang ringan, dan merona.

McKinley Dixon – For My Mama And Anyone Who Look Like Her

Playlist That I Discovered Today : Mckinley Dixon

Sukurlah ditengah maraknya para braggadocio rapper, dan mumble rapper yang kian lama kian membludak populasinya. Masih ada rapper muda yang membawa konsep musik hip-hop yang menarik dan fresh. McKinley Dixon merupakan rapper kelahiran Richmond, Virginia yang baru merilis album debutnya pada tahun ini. “For My Mama And Anyone Who Look Like Her” dirilis oleh McKinley pada Mei lalu. Sebaiknya jangan pernah memalingkan perhatian sedetikpun ketika mendengar album ini. Karena McKinley mampu mempertahankan konsistensinya dari awal hingga track akhir.

Sepanjang album, McKinley tidak ada hentinya melempar rapline demi rapline dengan tingkat kompleksitas yang tinggi. Flow, rhythm yang dikeluarkan sudah membawa McKinley ke level berikutnya meskipun dia baru melepas album perdana di tahu ini. Tidak ada triplet pattern migos yang overused, setiap bar McKinley berusaha untuk menyajikan sesuatu yang baru. Secara filosofis lirik, McKinley pun menanamkan ideologi yang kuat. Mckinley menjelaskan bahwa album ini mengajak setiap orang agar memberanikan diri masuk kedalam dirinya. Lalu memperbaiki kesalahan, dan melakukan instrospeksi diri agar menjadi pribadi yang lebih baik di masa mendatang. McKinley sudah melakukan hal tersebut dan kini giliran anda yang melakukan hal serupa.

Baca Juga : Playlist That I Discovered Today : Xavier Diaz-Latorre, Ayano Kaneko, Niveum, ISON

Playlist : Tursntile – Glow On

Playlist That I Discovered Today : Turnstile

Saking banyaknya album yang saya gali tahun ini saya tidak sadar bahwa salah satu band favorit saya, Turnstile merilis album tahun ini. “Glow On” merupakan album studio ke-3 dari pasukan band hardcore / alt-rock asal Baltimore ini. Saya sebelumnya juga tidak sempat mendengar single yang dilepas Brendan Yates dan kolega beberapa minggu sebelum album ini dilepas ke publik. Kabar baiknya saya melihat ini merupakan album studio dengan durasi terpanjang yang pernah dirilis Turnstile dengan mencapai durasi 35 menit lebih. Turnstile kembali membuktikan bahwa mereka memang patut diperhitungkan sebagai band pendatang dengan potensi yang sangat menjanjikan.

Secara optimis “Glow On” membawa konsep perpaduan musik antara style dari kejayaan Alt-Rock / Nu-metal dengan riff-riff powerchord hardcore punk yang berkarakter dry. Eksprimentasi “Glow On” juga tidak secara bergerak linear di seputaran musik keras saja. Tetapi album ini berani menjangkau ranah diluar musik keras sekalipun. Turnstile tak ragu untuk menyisipkan elemen-elemen funky latin pada musiknya. Vibe dan nuansa album ini secara keseluruhan juga terkesan lebih bright dan optimis. Meskipun pada beberapa moment Brendan dan kolega menyisipkan part-part cleany post-rock yang menyejukan raga sejenak. Singkat kata Turnstile seperti mengajarkan bagaimana cara meracik album musik keras namun tetap ramah dan terasa catchy di telinga.

Luca Pianca – Nobilissimo Istromento Virtuoso Lute Music of the Italian Renaissance

Playlist That I Discovered Today : Luca Pianca

Akhir-akhir ini ketertarikan saya terhadap musik era Barok, dan era Renaisans semakin meningkat. Saya justru sangat menikmati kesederhanaan sistem harmoni dari kedua era musik tersebut yang biasanya dianggap membosankan dan memiliki kemiripan antara satu lagu dengan lagu lainnya. Karena ketika mendengarkan lagu sejenis ini benak saya langsung terbuka dan dapat menggambarkan secara jelas mengenai suasana kehidupan pada Abad 16 di Eropa. Jika pada playlist kemarin saya memberikan rekomendasi Xavier Diaz-Latorre yang merestorasi karya milik sang maestro ternama, Francesco da Milano. Kali ini datang dari Luca Pianca seorang pemain Lute berkebangsaan Swiss yang ingin memperlihatkan skill virtuoso nya.

Luca Pianca membawakan ulang karya-karya dari beberapa komposer lute ternama seperti Francesco da Milano, Giovanni Maria da Crema, Claudin de Sermisy, Vincenzo Capirola, dan masih banyak lagi tentunya. Album ini tidak memiliki warna musik yang beragam dan colorful seperti album milik Xavier. Maka Luca Pianca memutar otaknya dengan lebih banyak memainkan lagu dari komposer berbeda. Hasilnya Luca Pinca tetap mampu membawakan beberapa sistem harmoni dan pendekatan yang beragam.

Baca Juga : Playlist That I Discovered Today : Kal-El, Vale, Latitudes, Gallows Hymn

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Share via
Copy link