FeaturesHip HopOne Man Show

Rakim Allah The God MC – Depth Analysis

Rakim Allah (The God MC) dikenal sebagai Rapper asal New York yang berpengaruh dalam membawa perubahan besar pada scene hip hop.

Setelah mengalami masa pencarian jati diri selama akhir dekade 60’an hingga sepanjang dekade 70’an, hip-hop mulai menargetkan diri untuk menuju posisi pinnacle (puncak) dalam industri musik secara keseluruhan. Pertanda itu semakin jelas ketika memasuki era 80’an, kultur hip-hop mengalami shifting (pergeseran) yang begitu besar yang belum pernah terbayangkan sebelumnya. 

Hip-hop bisa menjadi pertunjukkan hiburan di pesta dansa seperti apa yang ditampilkan oleh Kurtis Blow, hip-hop bisa menjadi wajah baru rockstar seperti apa yang ditampilkan Run-DMC, hip-hop bisa menjadi kumpulan reportase menceritakan keseharian masyarakat jalanan seperti apa yang ditampilkan Boogie Down Production, Schoolly D, dan Ice-T, hingga hip-hop mampu berevolusi menjadi kendaraan politik pembawa pesan humanitarian dan kesetaraan hak seperti yang dinarasikan oleh Public Enemy.   

Seiring dengan bermunculannya “pemain-pemain baru” yang langsung merubah wajah skena hip-hop pada masa itu, telah meninggalkan sebuah persoalan klasik. Permasalahan yang muncul adalah orang-orang mulai sibuk berdebat tentang siapa dari antara mereka yang pantas dikategorikan sebagai “best of”. Sebuah pemandangan pro-kontra tidak asing yang dapat dijumpai dalam segala hal tak terkecuali pada skena hip-hop. Tetapi perdebatan sengit ini berhenti untuk beberapa saat, ketika muncul nama Rakim Allah dalam skena hip-hop pada pertengahan dekade 80’an.   

Rakim Allah a.k.a The God MC dikenal sebagai rapper / MC kelahiran New York yang dinilai membawa perubahan yang begitu signifikan terhadap skena hip-hop kedepannya. Umumnya, ketika seorang musisi dinobatkan sebagai yang terbaik melebihi dari yang lainnya selalu timbul penolakan sengit. Tetapi kami melihat ketika seorang Rakim dinobatkan sebagai “The God MC”, sebagian besar atau hampir keseluruhan yang aktif maupun sekedar pengamat dalam skena hip-hop cenderung menyetujuinya dan tidak banyak berdebat mengenai hal tersebut.

Tentu ini menjadi sebuah pertanyaan besar dikarenakan pemandangan seperti ini sungguh jarang sekali terjadi. Apalagi penekanan daripada “gelar” yang disematkan bukanlah “best of” melainkan “God”. Tentunya secara konteks, “God” memiliki kasta yang jauh lebih tinggi dan seolah-olah kasta di bawahnya tidak bisa menggapai bahkan menyamai kekuatan-Nya. Hal ini yang kemudian membawa kami tertarik untuk mempelajari lebih lanjut mengenai bagaimana seorang Rakim sangat pantas menyandang gelar tersebut. 

Perbedaan Antara Rapper & MC

Rakim Allah : Difference Between MC and Rapper

Sebelum memasuki pada pembahasan inti ada sedikit preliminaries (persiapan) mengenai perbedaan antara apa itu rapper & MC. Setidaknya menurut sudut pandang kami keduanya merupakan 2 entitas yang berbeda tetapi masih berkesinambungan. Rapper lebih memberikan signifikansi terhadap hip-hop dari sudut pandang ‘what it looks like’. Dalam arti menggambarkan sudut pandang mengenai apa yang dilihat oleh orang mengenai hip-hop.

Rapper berkaitan dengan popularitas, personality, pesan (di luar konteks bermusik), serta mode fashion yang dibawa oleh rapper bersangkutan untuk memberikan pengaruh. Singkatnya, menjadi seorang rapper terhebat tidak hanya handal dalam menulis lirik mapun melakukan rhyming, akan tetapi harus terlihat seperti seorang role-model dan memiliki self-branding yang kuat nan ikonik.

Sementara MC lebih memberikan signifikansi terhadap hip-hop dari sudut pandang ‘what it sounds like’. Dengan kata lain orang akan menilai hip-hop dari apa yang mereka dengar. Jelasnya MC cenderung lebih aware terhadap poetic value seperti kepenulisan lirik, penempatan punchline dalam lirik, makna dalam lirik, teknik rhyme yang digunakan, hingga improvisasi pada penggunaan flow .

Terkadang untuk menjadi MC terbaik, popularitas dan personality bukan merupakan syarat utama untuk mencapai kriteria tersebut. Sedikit mengenai perbedaan antara rapper & MC di atas kami rasa sudah cukup menjelaskan serta menghindari penilaian-penilaian bersifat bias. Jelas di sini kami tidak akan memperhitungkan dan menggunakan penilaian berdasarkan kriteria menjadi seorang Rapper terbaik.

Baca Juga : Black Thought & Danger Mouse – Cheat Codes – Review

Rahasia Sang Rakim Allah

Rakim Allah : Secret of Rakim Allah

Meskipun sudah menggunakan kriteria yang jauh lebih objektif dan terukur, tetapi tentu perdebatan mengenai siapa MC terbaik masih terus bermunculan. Namun ada beberapa faktor yang membuat penobatan Rakim Allah sebagai “The God MC” tidak terelakan. Hal ini bukanlah pengakuan sepihak, namun ini sudah didukung oleh fakta, sejarah, dan kesaksian para penggiat skena hip-hop yang hidup bersamaan di era Rakim Allah mulai dikenal. Kehidupan sekna hip-hop berubah drastis ketika dia mulai menyalakan mic-nya dan melemparkan rima-rima cerdasnya. Terdapat 2 rahasia besar yang membuat seorang Rakim Allah pantas dikategorikan sebagai The God MC, rahasia-rahasia tersebut terletak pada Teknik rhyme dan flow yang dia gunakan. 

Definisi Rhyme

Orang mungkin bertanya apa itu rhyme dan mengapa rhyme penting dalam hip-hop?. Rhyme (rima) diartikan sebagai pengulangan bunyi secara berselang yang memiliki suara serupa atau identik. Rhyme sendiri dibedakan beberapa jenis, tetapi kami akan membahas lebih detail mengenai perbedaan setiap jenis rhyme bersamaan dengan pembahasan teknik rhyme yang digunakan Rakim Allah.

Namun untuk memberikan sedikit gambaran lebih jelas, kami memberikan salah satu contoh jenis rhyme, yaitu perfect rhyme. Kata bima, cuma, firma, norma, jika ditempatkan pada akhir kalimat dalam karya sastra (puisi, sajak, pantun) dinamakan sebagai perfect rhyme (rima sempurna), mengapa demikian? Karena keempat kata tersebut memiliki pengulangan bunyi yang sama pada setiap suku kata terakhirnya, dalam kasus ini adalah ‘ma’. 

Teknik rhyme biasanya digunakan untuk menulis puisi, sajak, larik, pantun, dan karya sastra tulis lainnya, tetapi kemudian teknik rhyme diadopsi musik hip-hop terutama dalam hal kepenulisan lirik. Rhyme dalam hip-hop biasanya dijadikan sebagai alat tolak ukur seberapa hebat seorang MC dalam menulis lirik. Semakin lihai seorang MC mampu melakukan improvisasi dengan rhyme yang dikeluarkannya, menandakan bahwa ia memiliki kreatifitas dan kejeniusan tanpa tanding.

Rhyme Dalam Perkembangan Awal Musik Hip Hop

Pada era hip-hop sebelum munculnya Rakim Allah, teknik serta pola rhyme yang digunakan oleh kebanyakan MC saat itu masih terlampau sederhana. Biasanya dalam 1 bar (himpunan dari beat), kata yang ingin dibidik sebagai rhyme sengaja ditaruh di akhir kalimat sebagai punchline, kemudian diikuti oleh bar selanjutnya dengan pola serupa sebagai kelanjutan daripada punchline rhyme pada bar pertama. Jika direferensikan pada jenis-jenis rhyme tentu kalian menyadari bahwa ini merupakan jenis perfect rhyme seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya. Dibawah ini ada beberapa contoh pola rhyme yang diambil dari beberapa hits hip-hop yang muncul sebelum era Rakim Allah. 

Rakim Allah : Early Hip Hop Rhyme Scheme

Pada lagu ‘The Message’ milik Grandmaster Flash sering dijumpai rhyme dengan pola serupa yaitu a-a-b-b. 1 Kata yang mengandung rhyme serupa biasanya hanya digunakan 2 bar sebelum bar selanjutnya menggunakan rhyme yang berbeda. Kata-kata tersebut biasanya hanya ditaruh di akhir bar sebagai punchline dan sisanya digunakan sebagai set-ups. Terlihat jelas baik dari segi pengulangan bunyi maupun kepenulisan lirik cenderung selalu mudah ditebak arahnya.

Maju beberapa tahun setelahnya Run-DMC dan Kurtis Blow merilis masing-masing single-nya dalam waktu berdekatan. Keduanya mulai menerapkan beberapa kombinasi pola serta teknik rhyme berbeda. Run-DMC menggunakan jenis internal rhyme, sementara Kurtis menggunakan pola internal rhyme & compound rhyme. Internal rhyme adalah jenis rhyme yang muncul di tengah kalimat. Sedangkan compound rhyme merupakan teknik rhyme menggunakan gabungan 2 atau lebih kata maupun huruf hidup. Meski pada era ini sudah mulai dijumpai jenis penerapan rhyme berbeda, tetapi eksekusinya masih terbilang tidak fleksibel, dimana keduanya juga masih terikat dengan penggunaan teknik perfect rhyme.

Baca Juga : Run The Jewels : Tier List

Teknik Rhyme Rakim Allah

Pada tahun 1986 bersama tandemnya Eric B, Rakim merilis single pertamanya berjudul ‘Eric B. is President’ dan kemudian disusul dengan album debutnya, ‘Paid in Full’ di tahun yang sama. Ketika lagu ini muncul, secara keseluruhan lagu ini langsung mengejutkan dan merubah tatanan hip-hop selamanya. Rakim membawa berbagai variasi jenis rhyme dan menyempurnakan rhyme yang sudah digunakan sebelumnya menjadi lebih kompleks dan mind-blowing.

Rakim Allah : Rhyme Pattern

Tidak ada lagi pola rhyme a-a-b-b lagi yang generik dan secara berulang dipakai pada 1 lagu. Rakim Allah menggabungkan beragam teknik rhyme dan memasukan multi jenis rhyme ke dalam 1 bar lirik. Kalian bisa saksikan pada lagu sebelumnya, ‘The Basketball’ milik Kurtis Blow, meskipun di sana terdapat 2 jenis rhyme berbeda, tetapi keduanya dieksekusi pada bar terpisah.

Sementara Rakim memasukan pola assonance rhyme & teknik internal rhyme misalnya pada bar yang sama. Kata yang dijadikan rhyme oleh Rakim tidak bisa diprediksi frekuensi kemunculannya. Terkadang rhyme bisa disisipkan pada akhir, pertengahan, bahkan satu bar hanya mengandung rentetan rhyme. Lagi, semua jenis rhyme ini memang sudah digunakan pada bidang sastra, akan tetapi apa yang dilakukan Rakim dengan membawanya ke dalam skena hip-hop dan mengeksekusinya layaknya seperti seorang sastrawan dengan hanya baru merilis sebiji album merupakan sebuah pencapaian yang luar biasa.

Rakim disebut-sebut sangat mahir dalam menerapkan pola internal rhyme, tetapi terdapat pola rhyme lainnya yang menjadi senjata pamungkas Rakim yaitu assonance rhyme. Ciri khas dari pola tersebut adalah memiliki kemiripan pengulangan bunyi hanya terjadi pada huruf hidup. Contohnya pada kata ‘coat’, ‘throat’, ‘note’ pada lirik di atas. Mungkin kalian akan bertanya-tanya dimanakah letak kesamaan dari ketiga kata tersebut? Selain memperhatikan kesamaan pada huruf hidup yang terdapat pada penulisan kata, assonance rhyme juga memperhatikan kesamaan huruf hidup yang ada pada pengucapan setiap kata. Jika dilihat pada kamus inggris, kata ‘note’ sendiri dibaca ‘not.

Sedangkan kata ‘throat’ dan ‘coat’ masing-masing dibaca ‘throt’ dan ‘kot’. Sudah jelas di sini ketiganya memiliki pengulangan huruf hidup yang serupa, yaitu huruf ‘o’ pada masing-masing pengucapan kata. Contoh lain assonance rhyme yang bisa ditemukan pada penggalan lirik di atas adalah kata ‘soft’(dibaca: soft) & ‘warm’ (dibaca: worm). Kemudian kata ‘me’ (dibaca: mi) & ‘ly’ (dibaca: li), lalu kata ‘left’ (dibaca: left) & ‘death’ (dibaca: deth).

Rakim Allah : Follow The Leader

Kompleksitas rhyme scheme (struktur rhyme keseluruhan) yang dibawakan Rakim Allah secara total merubah hip-hop ke tingkatan lebih jauh lagi. Bahkan membutuhkan waktu cukup lama untuk menemukan seorang MC yang bisa menandingi kompleksitas rhyme scheme yang dibuat Rakim. MC tersebut adalah ‘Big Daddy Kane‘ yang merilis album debutnya, ‘Long Live the Kane‘ pada tahun 1988. Disaat bersamaan Rakim merilis album studio ke-2 nya berjudul ‘Follow the Leader‘. Dengan rilisnya ‘Follow the Leader’, Rakim membawa rhyme scheme dan flow yang lebih kompleks dan extra-ordinary dibanding album debutnya.

Hal lain yang menjadikan Rakim Allah pantas disebut sebagai The God MC terletak pada teknik flow. Rakim Allah mengkombinasikan teori musikal dengan rhyme scheme-nya untuk meracik flow yang fenomenal dan sangat berbeda dari MC lainnya. Darisana Rakim melahirkan sederet lagu klasik masterpiece seperti ‘Follow The Leader’, ‘Microphone Fiend’, ‘Lyrics Of Fury’, ‘My Melody’ dan lainnya. Lantas bagaimanakah Rakim mengembangkan teknik flow-nya sendiri, dan adakah korelasi antara rhyme scheme dengan flow? Mari gali lebih dalam mengenai teknik flow yang diterapkan oleh Rakim.

Baca Juga : Nas : King Disease II Review

Definisi Flow & Flow Pada Era Awal Hip-Hop

Jadi sebenarnya apa itu flow? Menurut wikipedia definisi flow dalam hip-hop adalah gabungan antara ritme dan rhyme dalam lirik dan bagaimana cara setiap MC atau rapper berinteraksi dengan liriknya. Sedangkan menurut buku berjudul ‘How to Rap’ flow tergolong menjadi beberapa bagian, yaitu rhyme, rhyme scheme, dan ritme. Sementara menurut pengamatan kami, flow adalah serangkaian melodi, ritme, rhyme scheme, dan motif yang digabungkan dengan tujuan agar pengucapan lirik dapat enak didengar, dan mudah diingat.

Sama halnya dalam rhyme, sebelum Rakim muncul flow di dalam hip-hop masih terbilang simpel dan monoton. Antara sesama MC menggunakan teknik flow yang cenderung mirip antara satu dengan lainnya. Kool Moe Dee sendiri mengatakan bahwa pada saat itu termflow” jarang digunakan dalam dunia hip-hop. Pada saat itu orang lebih sering menyebut hal tersebut sebagai “rhyming”. Selain terbilang simpel, flow pada saat itu terlalu ter-dikte pada beat-beat yang dihasilkan oleh DJ. Imbasnya flow yang dikeluarkan oleh MC tidak memiliki kadens dan warnanya tersendiri atau dengan kata lain flow maupun beat seperti bergerak secara linear. Ini merupakan beberapa contoh lagu hip-hop sebelum term ‘flow’ populer digunakan dalam kalangan skena hip-hop.

Tahun 1988, ketika ‘Follow The Leader’ dirilis, Peter Watrous salah satu kontributor di “New York Times” memasukan album tersebut sebagai “Rap album of the Week” versi NYT. Peter juga berkomentar bahwa Rakim merupakan seseorang yang berani mendorong liriknya untuk keluar pakem dan “melawan” beat. Chuck D pentolan Public Enemy pun memiliki pendapat yang serupa, ia berkata bahwa beat-lah yang seolah bergerak mengikuti Rakim dan bukan terjadi sebaliknya.

Sekali lagi Rakim mampu memisahkan diri dari para pendahulunya dan kembali membawa pengaruh yang signifikan terhadap skena hip-hop. Flow yang dibawakan Rakim membuka berbagai sudut pandang yang kemudian dijadikan standar baru bagi ruang kreativitas dan gaya kepenulisan lagu. Dengan teknik flow-nya Rakim mampu melakukan perubahan irama secara konstan meski didasari dengan birama 4/4, berimprovisasi rhyme scheme dengan memasukan beragam pola jenis rhyme, bermain dengan struktur bar & beat seperti penggunaan teknik cross the barline, sinkopasi, dan fragmentation. Lantas bagaimana cara Rakim mewujudkan itu semua lewat flow nya? berikut adalah penjelasannya.

Teknik Flow Rakim Allah

Ingatlah bahwa terciptanya flow bertujuan agar pengucapan lirik enak didengar dan mudah diingat. Setidaknya menurut perspektif kami, rhyme scheme sangat berpengaruh dan bisa dimanfaatkan untuk merancang flow yang dinamis. Tetapi dikarenakan penggiat hip-hop era terdahulu minim berimprovisasi pada rhyme scheme, akibatnya perannya tidak banyak terlihat dalam memberikan dampak terhadap flow. Mari lihat korelasi antara flow dengan rhyme scheme yang dibawakan Rakim pada salah satu maha karyanya, ‘Follow The Leader’.

Rakim Allah : Complex rhyme scheme

Untuk menghasilkan flow yang bergelombang namun memiliki transisi mulus, Rakim menggunakan beragam pola rhyme. Di sini Rakim menggunakan alliteration rhyme yang juga muncul di contoh sebelumnya namun belum dijelaskan secara rinci. Alliteration rhyme didefinisikan sebagai pengulangan / penekanan awal bunyi konsonan (huruf mati) yang serupa dari serangkaian kata. Dalam teknik penulisan sastra, penggunaan alliteration dapat memberikan alternatif agar kalimat memiliki makna mendalam atau dapat digunakan agar kalimat mudah diingat. Sama halnya dalam hip-hop, alliteration tidak digunakan sebagai punchline rhyme, melainkan lebih digunakan agar flow lebih mudah diingat.

Lagi, Rakim menggabungkan konsonan dalam pengucapan, dengan penulisan huruf. Contohnya, Huruf ‘M’ (em) dengan ’em’ memiliki konsonan yang sama sehingga bisa sah disebut sebagai alliteration rhyme. Secara paradoks, Rakim tidak banyak bermain dengan rumusan rhyme yang serupa pada setiap perpindahan bar. Tetapi disaat bersamaan, ketika ia memilih satu pengulangan bunyi serupa yang digunakan sebagai punchline, terkadang ia bisa menerapkannya hingga pada 6 bar secara konstan.

Pada beberapa bagian Rakim seringkali menggunakan multi syllabic rhyme yang dimanfaatkan untuk memudahkan dirinya dalam mengkombinasikan beberapa jenis rhyme. Dengan begini Rakim bisa menggunakan rhyme serupa pada banyak bar tanpa terdengar monoton dan predictable, karena frekuensi kemunculan rhyme sulit ditebak dan banyak berceceran pada setiap bar. Mungkin timbul pertanyaan dimanakah letak korelasinya kemunculan rhyme yang sulit ditebak itu dengan flow yang dikeluarkan?

Rahasianya terletak kombinasi antara jumlah suku kata dan penekanan suku kata (stress syllable). Tentunya setiap kata bisa terdiri dari 1 suku kata atau lebih. Suku kata yang dianggap sebagai stress syllable dalam sebuah kata biasanya akan diucapkan dengan suara yang lebih menghentak sebagai “penekanan”. Jika diperhatikan kata-kata ‘maintains’, ‘motivates’, ‘display’, ‘engrave’, ‘x-rays’ memiliki 2 suku kata atau lebih. Sedangkan kata-kata ‘days’, ‘make’, ‘breaks’, ‘take’, ‘phrase’ hanya terdiri dari 1 suku kata. Tentu jumlah suku kata berpengaruh pada letak dari stress syllable yang dikandung oleh setiap kata.

Rakim Allah : Stress syllable scheme

Jika diperjelas lagi pada 6 bar yang memiliki pola rhyme serupa. Penempatan setiap kata dapat disusun agar tidak memiliki pola yang serupa pada bagian jumlah suku katanya. Sementara itu Rakim menerapkan teknik rhyme-nya berdasarkan letak stress syllable pada setiap kata. Ini bisa menjawab mengapa pola rhyme Rakim bisa terdengar berbeda setiap bar-nya meski disisipi dengan jenis rhyme serupa.

Sempat disinggung di atas bahwa Rakim sering menggunakan teknik multi syllable rhyme. Teknik ini bisa dimanfaatkan pada bar yang mengandung sedikit lirik agar ia masih berkemampuan mengeluarkan pola rhyme yang bervariasi. Sebaliknya pola multi syllable rhyme juga memungkinkan Rakim agar bisa menyisipkan banyak internal rhyme di dalam bar yang mengandung banyak rhyme. Ini bisa berdampak pada flow, karena Rakim umumnya menempatkan rhyme pada masing-masing stress syllable dan secara struktur musikal setiap rhyme ditempatkan di hampir setiap hentakan beat. Dengan begini struktur flow akan terdengar lebih jelas, bergelombang, dan tentunya mudah diingat. 

Cara Tidak Lazim Menerapkan Flow

Selain bermain dengan rhyme dan penempatan stresssyllable pada setiap detak beat. Rakim Menggunakan metode lainnya yang tidak kalah nyentriknya untuk membuat struktur flow lebih kompleks dan bervariasi. Ada 3 metode yang dilakukan oleh Rakim yaitu cross the bar lin”, mimicry sinkopasi & fragmentation. Jika diartikan, “cross the bar line” adalah metode yang digunakan Rakim ketika umumnya sebuah bar sudah berakhir, tetapi kalimat yang dikeluarkan belum selesai sehingga harus disambung di luar beat (off-beat).

Rakim-Allah-Cross-the-Bar-Line-rhyme

Biasanya MC sengaja membuat sebuah kalimat yang seluruh bagiannya masuk dalam bar yang sama dan dilanjutkan oleh kalimat lainnya pada bar berikutnya. Tetapi Rakim tidak demikian, dia memanfaatkan penggalan kata dari kalimat yang tidak selesai tersebut sebagai pembuka rhyme scheme baru di bar selanjutnya. Jika didengarkan seksama pada salah satu bar lirik di lagunya yang berjudul ‘Eric B. Is President’. Rakim mereferensikan teknik ini langsung ke dalam liriknya yang berbunyi ‘The party is live, the rhyme can’t be kept in—

Side’.

Teknik lainnya yang digunakan adalah fragmentation, yaitu sebuah teknik komposisi musik yang dilakukan untuk memecah suatu bagian musik untuk dimasukan ke dalam suatu segmen. Penerapan fragmentation sendiri sangat luas dalam bidang musik dan bisa diterapkan di berbagai bagian musik seperti motif, gestur, dan masih banyak lagi. Rakim menerapkan teknik fragmentation pada tata letak setiap kata yang dijadikan rhyme. Teknik ini digunakan agar frekuensi kemunculan dari masing-masing rhyme bervariasi.

Rakim Allah : Fragmentation scheme

Di sini bisa terlihat Rakim menggunakan kata tunggal yang langsung digunakan sebagai punchline tanpa set-ups, namun pada bar selanjutnya, Rakim menggunakan 1 kalimat set-ups dan menaruh punchline rhyme pada akhir kalimat. Biasanya pada bagian set-ups, dia seringkali menyisipkan pola rhyme lainnya, sehingga pada titik ini sudah bisa menjawab alasan mengapa Rakim bisa menghasilkan rhyme yang sangat beragam bahkan hampir nyaris tidak pernah menjatuhkan rhyme yang serupa pada setiap bar

Mungkin dalam benak kalian muncul sebuah pertanyaan, apakah rhyme yang kompleks mampu membuat dampak yang signifikan terhadap flow dari segi irama, suara, dan bunyi? Masih ingat dengan pernyataan Chuck D, bahwa Rakim tidak sedikitpun menghasilkan irama, melodi maupun kadens yang terlalu terpaku pada beat. Hal ini dapat diwujudkan ketika Rakim menerapkan mimicry ke dalam flow-nya. Dalam konteks kata sehari-harinya, mimikri memiliki begitu banyak arti, salah satunya adalah meniru.  

Pada saat sesi interview dokumenter hip-hop evolution Rakim berkata: “aku tumbuh mendengarkan jazz dan bermain saksofon. Lantas ketika hip-hop tiba, bagiku itu terasa simpel, Anda tahu? Jika aku bisa melakukan rhyming seperti apa yang John Coltrane perbuat dengan saxophone-nya, aku segera mendapati bahwa ritme dan kompleksitasnya akan terdengar lebih gila, maka aku mengambilnya dan menembakannya.”

Rakim banyak menerapkan sinkopasi dalam iramanya dan semuanya terinspirasi dari John Coltrane dan gaya musik jazz. Secara sederhana sinkopasi merupakan sebuah metode untuk menekankan ritme di tempat yang tidak seharusnya (off-beat) atau di tempat beat yang lemah (up-beats). Umumnya musik dengan birama ketukan 4/4 memiliki beat kuat (down-beats) pada ketukan pertama dan ketiga, dan beat lemah pada ketukan kedua dan keempat. Suara dari beat kuat biasanya lebih keras, sebagai lambang penekanan (aksentuasi), tetapi dengan sinkopasi penekanan juga dilakukan pada beat yang lemah, atau penekanan bisa dilakukan pada jeda antara setiap beat.

Rakim-Allah-Sinkopasi

Lihat begitu banyaknya sinkopasi yang diterapkan Rakim melalui rhyme scheme yang dia buat. Penekanan yang dimaksud adalah ketika Rakim menerapkan kata bermuatan rhyme di antara jeda beat (off-beat) atau beat lemah (beat 2 & 4). Terkadang rhyme dimulai setelah atau sebelum beat pertama masuk, dan jika kalian ingat bahwa Rakim menerapkan banyak internal rhyme maupun penempatan stress syllable yang hampir pada setiap beat, alasan ini yang membuat penekanan hampir terjadi pada setiap beat maupun jeda di antara beat

Penerapan teknik cross the bar line juga memungkinan untuk memberikan sinkopasi akhir pada bar yang sudah selesai dibunyikan dan di secara bersamaan menjadi sinkopasi awal memasuki bar baru sebelum beat pertama berdetak. Singkatnya selain mendapat penekanan dari aturan alami beat, setiap bar juga mendapatkan penekanan dari flow  Rakim berupa untaian rhyme dan letak stress syllable dari setiap kata.

Tentu penekanan bersifat penting, karena ini bisa membuat lebih banyak rhyme dalam flow terdengar lebih jelas dan mudah diingat ketika Rakim melafalkannya. Selain itu sinkopasi dimanfaatkan Rakim untuk memudahkan dirinya menerapkan text painting ke dalam musiknya. Secara sederhana text painting merupakan sebuah metode untuk menyusun melodi, irama, maupun aransemen musikal keseluruhan yang mewakili langsung terhadap makna asli (literal) pada sebuah lirik lagu.

Kebanyakan Rakim mengangkat tema-tema mengenai betapa hebat dan “kompleksnya” gaya rapping yang dibawakannya dan adanya intensi mendorong (dengan nada memprovokasi) agar para rapper maupun MC  segera keluar dari gayanya yang monoton dan mirip antara satu dengan lainnya.

Rakim-Allah-Lyrics-of-Fury

 Dengan tema narsistik ini, ia membangun citra kesombongannya menggunakan warna suara (timbre) yang lebih berat sebagai lambang dari “keangkuhan”, memperjelas setiap rhyme scheme dalam flow, mengatur kecepatan flow, dan merubah secara konstan motif (pola irama). Jika ingat dengan fragmentation, Rakim juga menerapkan fragmentation pada motif terutama untuk merubah kontras panjang dan singkat durasi setiap kata yang diucap. Jika kalian mendengar salah satu verse Rakim pada salah satu lagunya, “Lyrics of Fury” terdapat contoh pas untuk mendeskripsikan hal tersebut.

Pada kata “reincarnated” kami mengkategorikan long, bukan dari struktur kata, melainkan cara Rakim membunyikan kata tersebut, dimana dalam aplikasinya (jika kalian mendengar lagunya) dia seperti membentuk jeda selama 2x. Sementara  sisa dari rhyme hanya dijeda 1x, dengan kata lain secara durasi pengucapan kata “reincarnated” dalam lagu tersebut memiliki durasi lebih lama yang tentu juga berdampak pada motif yang dikeluarkan. Teknik ini seringkali digunakan Rakim untuk memberikan kesan flow  agar bergerak lebih bebas dan semuanya hanya bisa diterapkan jika menggunakan sinkopasi. 

Inilah yang dimaksud bahwa Rakim tengah “melawan beat”, dimana ia bebas melakukan penekanan dimanapun, tanpa harus terikat oleh aturan bahwa penekanan hanya terjadi ketika ritme menghentak pada beat yang kuat, sehingga ia dapat melakukan improvisasi di manapun tanpa harus menunggu bantuan momentum beat alami untuk memperjelas bagian improvisasinya.

Game Changer Dalam Hip-Hop

Rakim Allah : Nas vs MF Doom

Setelah kemunculan Rakim Allah, hip-hop secara total berubah. Setiap MC maupun rapper mulai lebih aware mengenai penggunaan berbagai teknik rhyme dan flow. Mereka kemudian mempelajari lebih dalam untuk membuat teknik flow dan rhyme yang lebih kompleks dan bisa mendorong batasan yang lebih jauh. Tidak heran sekitar periode tahun 19887 hingga dekade 90’an semakin banyaknya ditemukan flow-flow baru yang bermunculan ke permukaan. Kool Moe Dee pernah berkata: “semua MC yang lahir setelah tahun 1986 harus mempelajari Rakim untuk mengetahui apa yang seharusnya mereka lakukan”.

Mungkin secara harfiah nasihat Kool Moe Dee tersebut tidak diikuti sepenuhnya oleh setiap musisi hip-hop yang lahir setelah era Rakim, dikarenakan banyaknya tokoh influential lainnya yang lahir bersamaan dengan munculnya Rakim seperti LL cool J, Run D.M.C, KRS-One, Public Enemy, sehingga tidak dipungkiri generasi penerus juga belajar banyak dari mereka. Tetapi beberapa musisi hip-hop ternama seperti Eminem, MF-DOOM, Notorious B.I.G, Nas, Mos Def yang mengaku terinspirasi langsung dari Rakim telah mengubah mereka menjadi seorang lyricist yang handal. Mereka seolah menuruti ‘titah’ dari Kool Moe Dee untuk mempelajari Rakim dan hasilnya mereka menjadi rapper maupun MC influential bagi jagat hip-hop

Rakim Allah : modern hip hop rhyme scheme

Mereka menggunakan berbagai teknik rhyme dan flow yang sudah diterapkan oleh Rakim sebelumnya lalu dikembangkan lagi menjadi sesuatu yang lebih kompleks. MF-DOOM sering menggunakan kombinasi teknik internal rhyme dan multi syllable rhyme hingga terkadang keseluruhan bar berisi punchline rhyme. Sementara Mos Def menggunakan teknik rhyming stress syllable yang diulang-ulang pada setiap beat dan sinkopasi tentunya.

Eminem selain dikenal memiliki kecepatan rapping, word play dan kreatifitas liriknya yang sangat luas, dia sangat handal menggunakan teknik assonance rhyme untuk memudahkan dirinya menerapkan rhyme pada kosa kata apapun. Terakhir The Notorious B.I.G sering sekali menggunakan teknik fragmentation dan cross the bar line ala Rakim untuk membuat transisi flow nya sangat mulus, bervariasi dan sekaligus membuat kemunculan rhyme begitu dinamis.

Rakim mungkin bukanlah rapper terhebat yang lahir di jagat raya ini, tetapi dampak besar yang dibawa ke dalam dunia hip-hop membuat dia sangat pantas untuk menyandang gelar ‘The God MC’. Jika John Coltrane mampu mengubah jazz dengan saxophone-nya atau Jimi Hendrix mampu mengubah rock dan blues dengan gitarnya. Maka Rakim Allah mampu mengubah hip-hop dengan pulpen dan kertasnya.

Baca juga : Kendrick Lamar – Mr.Morale & The Big Steppers – Review

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Share via
Copy link