AbstrakDeath MetalMelodic Death Metal

Dark Lunacy – The Diarist, Kesaksian Arwah Pertempuran Leningrad

Band melodic death metal berkebangsaan Italy, Dark Lunacy mengisahkan perang Leningrad yang terjadi selama periode perang dunia II pada album studio ke-3 nya berjudul “The Diarist”.

Tidak ada lagi salju yang dapat membuat tubuh menggigil, ketika hati terlampau membeku. Suara nyaring yang memecah langit itu bukanlah tiupan sangkakala, melainkan isak tangis setiap ibu yang mengoyak-ngoyak tubuh anaknya yang ternodai darah. Tidak ada yang dapat mengira apakah asap yang timbul diakibatkan oleh cerobong asap atau puing-puing pengeboman. Terbangun dari mimpi indah dengan kondisi kelaparan hebat, hanya untuk mengendus aroma amis daging dan kerongkongan yang terbelah. Kali ini tidak ada linangan air mata yang keluar, hari ini memang akan datang, maka segeralah bergegas mengambil senjata dan melintasi dataran baru dengan darah yang memompa. 

Barangkali peristiwa Perang Dunia II adalah 7 tahun terburuk yang pernah terjadi dalam sejarah umat manusia. Tragedi yang ditinggalkan belum sedikitpun surut sampai saat ini, dengan terus meninggalkan pasca traumatis yang selalu menghantui. Sebuah mimpi buruk yang diharapkan semua orang agar terlupakan namun tidak akan pernah terwujud. Namun pasukan melodic death metal asal Parma, Dark Lunacy setidaknya ingin merubah peristiwa Perang Dunia II menjadi literatur yang bersifat reflektif. Catatan ke-3 nya, “The Diarist” telah mengukuhkan eksistensi mereka sekaligus menjadi sebuah album konseptual paling epik yang pernah dibuat sepanjang karirnya. Mengambil basis jalur pertempuran Leningrad sebagai tema utama, mereka membungkus lirik dengan pendekatan puitis yang memposisikan diri orang yang terlibat langsung pada peristiwa itu. 

Baca Juga : Whispered : Shogunate Macabre Review

Sehingga ini menjembatani mereka dalam merancang musik lebih dramatis secara komposisional. Riff-riff melodeath gothenburg bersinergi dengan baik dalam potongan-potongan musik klasik yang menghendaki elemen-elemen kesuraman dapat bersaksi lebih banyak. Orientasi mereka memang lebih berpijak pada atmosfer dan nuansa, sehingga mereka tidak memiliki urgensi untuk menghasilkan materi melodic death metal berkecepatan maksimum bersifat statis. Riff-riff kematian yang terasa familiar mungkin lebih sering dirasakan, tetapi itu tidak akan mengubah persepsi bahwa Dark Lunacy membuat materi yang diingat sebagai suatu karya orisinil, dimana band yang mempengaruhinya tidak mendapat kredit sebanyak mereka. “The Diarist” adalah kombinasi catatan dari mereka yang terluka, sedih, dan sengsara yang dinarasikan ke dalam adegan melodic death metal mellow-dramatis yang penuh kerenyahan dan kemudahan dalam mengaksesnya. 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Share via
Copy link