ElectronicGuide ListHip HopLokal

Yesnowave & 5 Netlabel Essential lainnya

Yesnowave dan segudang netlabel dari segala penjuru dunia sudah melestarikan budaya mendengarkan musik berbasis digital sejak era pertengahan 2000an. Mereka sudah lebih dulu mengenalkan budaya tersebut jauh sebelum penyedia layanan musik digital seperti Spotify, Deezer, dan Tidal mulai digunakan massal seperti sekarang ini. Kehadiran konsep netlabel membuktikan bahwa mendengarkan musik berbasis digital bisa menimbulkan essensi dan nilai sejarah yang sama berkesannya ketika mendengarkan musik melalui media fisik. Ditambah dengan hadirnya platform Myspace pada saat itu, kita bisa menggali musik-musik baru dari berbagai netlabel, bertukar informasi, dan bahkan mempromosikan netlabel yang kita kelola sendiri kepada banyak orang.

Bagi yang belum mengenal konsep netlabel, netlabel merupakan sebuah konsep label musik berbasis online. Biasanya para pengelola netlabel membuat sebuah website dan menempatkan seluruh katalog musiknya ke dalam website tersebut. Selain orang-orang dapat mendengarkan musik secara langsung dari website bersangkutan, orang-orang juga dapat mengunduh musiknya secara cuma-cuma. Konsep free culture inilah yang membuat netlabel memiliki suatu keunikan budaya tersendiri dibandingkan konsep label lainnya. Lisensi musik didapat tidak hanya dari persetujuan pihak band agar musiknya bersedia disebarkan secara gratis, tetapi juga terlisensi di bawah Creative Commons License.

Fungsi dan tujuan netlabel sebetulnya sangat banyak seperti diantaranya dapat dijadikan alat media promosi, mempercepat distribusi persebaran karya musik, membantu musisi independent, dan masih banyak lagi. Tentunya konsep netlabel ini memiliki kekurangan dan kekurangan terbesarnya adalah pemilik netlabel tidak bisa mengharapkan profit berdatangan secara langsung. Biasanya pemilik netlabel mencari dana melalui sumbangan sukarela dari penikmat musik atau memaksimalkan penjualan merchandise dari masing-masing band. Hal tersebut yang biasanya membuat umur dari sebuah netlabel tidak bertahan lama, karena sang pemilik disibukan dengan rutinitas dan pekerjaan utamanya.

Sampai tulisan ini dibuat sudah muncul ratusan netlabel dan bertebaran di internet sana. Tetapi tenang kalian tidak perlu pusing untuk memilih netlabel mana yang bagus dan berkualitas. IndonesiansMostWanted sudah merangkumnya untuk kalian beberapa netlabel yang kami anggap dapat dijadikan tolak ukur sebagai netlabel terbaik dan juga memiliki pengaruh signifikan terhadap industri ini. Tidak sampai disitu, IndonesiansMostWanted juga memberikan panduan berupa 3 album dari masing-masing label. Album tersebut setidaknya dapat anda jadikan sebagai navigasi awal untuk menggali lebih dalam masing-masing netlabel.

1. Yesnowave Records

Yesnowave-Logo

Yesnowave Records merupakan netlabel asal Jogjakarta dan sekaligus menjadi netlabel pertama yang beroperasi di Indonesia. Netlabel ini didirikan pada tahun 2007 oleh Woto Wibowo (Wok The Rock), Alm. Bagus Jalang, dan Adya Mahardhika. Selama beroperasi kurang lebih 14 tahun, Yesnowave total sudah merilis 100 katalog album dan saat ini memiliki 14 artis yang berada dalam naungan Yesnowave Records, setidaknya itu yang tertera pada laman website resmi mereka. Nama Yesnowave dipengaruhi oleh kegemaran Woto Wibowo terhadap musik aliran “no wave”, yaitu sebuah aliran musik anti-thesis bagi skena punk pada saat itu. Netlabel legendaris ini idak membatasi artisnya untuk membuat jenis aliran musik tertentu. Namun jika dilihat dari katalog yang sudah dirlis sejauh ini, Yesnowave menampilkan demografi katalog lebih condong mengarah pada musik elektronik, ekperimental dan hardcore punk.

Yesnowave official website

Yesnowave bandcamp

Yesnowave facebook

Rilisan Penting Yesnowave Records

Zoo – Kebun Binatang (Experimental / Hardcore)

Yesnowave-Zoo-Album-Cover

Zoo merupakan Kuartet pengusung experimental rock / hardcore berdomisili di Jogjakarta. Mereka dibentuk pada tahun 2002 oleh Rully Shabara Herman dan Bhakti Prasetyo. “Kebun Binatang” sebuah mini album dari Zoo yang dilepas ke publik pada tahun 2007. Keenam lagu dikemas dengan tingkat agresitifitas mencapai level ultra hasil hibridisasi antara elemen noise rock, dengan powerviolence dan grindcore. Tidak sampai 15 menit, album ini sudah bisa membuat kuping anda berdarah-darah berkat komposisi musik bising yang mengandung part-part grinding, dan auman liar dari distorsi gitar dominan. Bagi mereka yang mencari definisi musik rock sebagai musik bising sebenarnya, album ini cocok masuk ke dalam playlist mereka.

Zoo – Kebun Binatang Download on Yesnowave

Dialita – Dunia Milik Kita ( Folk / Keroncong / Pop)

Yesnowave-Dialita-Album-Cover

Dialita merupakan sebuah grup paduan suara yang terbentuk pada tahun 2008. Nama Dialita sendiri sebenarnya merupakan sebuah singkatan dari “Di Atas Lima Puluh Tahun” dan sekaligus sebagai penanda bahwa seluruh anggota inti Dialita sudah berusia 50 lebih. Tetapi hal yang membuat kagum sekaligus mengharukan adalah kisah latar belakang terbentuknya grup paduan suara ini. Seluruh anggota paduan suara Dialita merupakan wanita penyintas dari tragedi 65. Mereka pernah mengalami pahitnya dipenajra, diasingkan, hingga dibuang tanpa alasan jelas. Album ini tidak hanya menjadi album tembang daerah manis hasil lantunan dari paduan suara merdu, tetapi lebih jauh album ini sudah menjadi arsip konkrit dalam literatur sejarah Indonesia. Jangan salah mengira bahwa album ini hanya menceritakan keluh kesah mereka semasa mengalami masa-masa suram tersebut. Justru sebaliknya, album ini menampilkan semangat dan patriotisme berapi-api dan menolak menyerah pada kehidupan yang serba sulit dan terkekang.

Dialita – Dunia Milik Kita Download on Yesnowave

Gabber Modus Operandi – Puxxximaxxx (Electronic / Experimental)

Yesnowave-Gabber-Modus-Operandi-Cover

Kasimyn dan Ican Harem membentuk Gabber Modus Operandi secara accidental. Selain menggemari berbagai jenis aliran musik, Keduanya juga terobsesi untuk melakukan eksperimen dengan mencampuradukan beragam tekstur musik. Puxxximaxxx inilah menjadi buah dari hasil pemikiran abstrak mereka dalam mengoplos berbagai turunan musik untuk dimasukan ke dalam sebuah ruang lingkup. Gabber Modus Operandi memadukan elemen-elemen musik elektronik berkarakter noise dan harsh dengan sampling-sampling ketukan musik dangdut yang khas. Puxxximaxxx mencoba untuk menerobos berbagai entitas dimensi emosi dan strata sosial dari setiap kalangan masyarakat Indonesia. Unsur jenaka, kemarahan, keputusasaan dan kegelapan terlukis dari racikan nada-nada tidak selaras dan berstruktur atonal. Gabber Modus Operandi memposisikan dirinya sebagai penengah untuk menyampaikan keluh kesah dari masyarakat kaum paria kepada para penguasa.

Gabber Modus Operandi – Puxxximaxxx Download on Yesnowave

2. Darkwinter Records

Darkwnter Records didirikan pada akhir tahun 2002 oleh seorang mantan musisi Minnesota Recording, Nathan Larson. Beliau juga dikenal sebagai co-founder dari Green House Music sebuah netlabel yang ia pegang sebelum dirinya mendirikan Darkwinter. Green House Music inilah yang menjadi cikal bakal dari berdirinya Darkwinter, karena Darkwinter meneruskan visi Nathan yang sudah mulai terbentuk pada saat ia menjalankan Green House Music. Bersama dengan Darkwinter, Nathan berhasrat untuk kembali merilis berbagai katalog album musik bergenre dark ambient. Musik-musik ambient bernuansa gelap, minimalis, dan menampilkan panorama ruang angkasa hampa sudah menjadi trademark dari netlabel ini. Sampai saat ini status dari Darkwinter masih samar-samar apakah Darkwinter masih aktif beroperasi atau tidak. Katalog paling akhir dari Darkwinter sendiri dirilis pada tahun 2019 lalu, yaitu sebuah proyek ambient, Bunk Data yang merilis album studionya berjudul “Reasons For Tomorrow”. Total Darkwinter sudah melepaskan 100 katalog album dan beberapa album kompilasi.

Darwinter official website

Rilisan Penting Darkwinter Records

Somnarium – Voices In The Dust (Dark Ambient)

Somnarium merupakan sebuah proyek tunggal ambient asal Australia yang dicetus oleh Michael Maera. Sejak Somnarium mulai aktif pada tahun 2002, Somnarium sudah melepaskan 35 album penuh dan tersebar di berbagai netlabel salah satunya pada Darkwinter. Bersama Darkwinter, Somnarium hanya merilis 2 album studio dan album “Voices In The Dust” ini salah satunya. “Voices In The Dust” dari segi tekstur musik mungkin akan berperan sebagai anti-thesis terhadap musik drone. Karakter tekstur lebih ringan, dengan kadar feedback noisy yang tidak berdengung di telinga. Tetapi dari segi flow dan sequencing saya rasa justru album ini sejalan dengan karakteristik musik drone. Pengunaan timbre minimalis, dan tidak mengandung sama sekali improvisasi pada tangga nada. Sebuah album yang secara disengaja dibuat secara kolektif untuk mencapai sebuah state, dimana hanya ada kegelapan dan kehampaan yang menyelimuti seluruh lapisan siklus album ini.

Somnarium – Voices In The Dust Download on Dark Winter

Exuviae – Amnesiascape (Ambient / Minimalist Elektro)

Exuviae merupakan satu-satunya roster dari Green House Music yang bergabung di bawah naungan Darkwinter. Proyek ini sudah eksis sejak tahun 2000 dan terbentuk di Minnesota, United States. Proyek ini terkenal dengan ciri khas soundnya yang mampu memanipulasi gelombang amplitudo elektronik menjadi sebuah musik ambient dengan panorama aneh dan mencekam. “Amnesiascape” menjadi sebuah bab baru bagi Exuviae, dimana kali ini tata suara terdengar lebih gelap dan eksperimental dibandingkan album lainnya. Masih mengandalkan efek manipulasi dari minimal loop dengan racikan sound dark ambient sebagai fondasi musik di album ini. Pada beberapa bagian, album ini menyisipkan suara-suara mahluk asing seperti memberi sebuah pesan misterius. “Amnesiascape” memberi gambaran terhadap berakhirnya eksistensi mahluk hidup, dimana bumi tidak lagi menampilkan hiruk-pikuk aktifitas dari segala organisme yang bernafas. Lalu seketika muncul sekelompok mahluk asing menghampiri bumi dan mulai mengambil alih kehidupan di bumi.

Exuviae – Amnesiascape Download on Dark Winter

Samsa – The Laurentian Divide (Dark Ambient)

Selain mengelola Darkwinter, Nathan Larson juga mendirikan 2 proyek ambient yaitu Samsa dan Bunk Data. Samsa lebih dulu dibentuk dan 3 album pertama Samsa menjadi rentetat album paling awal yang dirilis pada Darkwinter. Samsa menampilkan landscape musik dengan jangkauan nuansa lebih luas dan lengkap. Masih berada dalam spektrum musik ambient, tetapi “The Laurentian Divide” tidak hanya menciptakan perjalanan trandsentral antar kosmis, tetapi juga membawa kita untuk menyelami bagian laut terdalam, hinga memanjat puncak-puncak bukit tertinggi. Album ini membawa seluruh lapisan unsur alam semesta dengan pendekatan meditatif, dan relaxing. Durasi 80 menit dari album ini tidak akan terasa jika anda berusaha untuk menyatu dengan setiap unsur musik yang ada di dalamnya. “The Laurentian Divide” seperti mendokumentasikan cara alam berkomunikasi dengan setiap individu manusia yang hidup di muka bumi ini.

Samsa – The Laurentian Divide Download on Dark Winter

3. Nacion Libre Records

Ditengah menjamurnya netlabel-netlabel asal Meksiko yang didominasi oleh musik elektronik, Nacion Libre berani tampil beda dengan menghadirkan roster band-band punk / hardcore maupun metal. Nacion Libre didirikan oleh Alan Vargas pada tahun 2007 di Cihuahua, Meksiko dan baru diresmikan pada tahun 2009. Nacion Libre sekaligus merupakan netlabel hardcore punk pertama yang beroperasi di Meksiko. Label ini berpegang erat dengan filosofi DIY dan hanya mau mengontrak band-band yang memiliki nilai filosofis serupa. Meskipun hardcore punk sudah memiliki banyak turunan musik, tetapi jika dilihat kebanyakan roster dari Nacion Libre masih berkutat pada ranah musik NYHC, thrashcore, dan d-beat. Nacion Libre Records menyediakan banyak harta terpendam musik hardcore dengan kualitas yang tidak bisa dipandang sebelah mata. Sampai saat ini Nacion Libre masih aktif beroperasi dan total sudah mengeluarkan 138 album.

Nacion Libre official website

Nacion Libre instagram

Nacion Libre youtube

Rilisan Penting Nacion Libre Records

Mollotov Attack – Resistência (Hardcore Punk / Fastcore)

Mollotov Attack merupakan unit hardcore yang didirikan oleh sekelompok pemuda di Sao Paulo, Brazil. “Resistencia” menjadi album penuh pertama bagi Mollotov Attack. Terpengaruh dengan warna-warna musik dari band sejenis Ratos de Porao dan Agrotoxico, album ini sukses membuat formula musik fastcore rancak, liar dan ugal-ugalan. Mollotov Attack mampu menerjemahkan emosi dan rasa protesnya menjadi serangkaian lirik frontal untuk mengkritisi perilaku-perilaku tidak adil yang terjadi di masyarakat. Album ini menampilkan ciri khas aesthetic musik hardcore begitu melekat. Betotan bass energik, raungan liar powerchord, dan teriakan lantang vokal semuanya dipadukan dengan lirik-lirik frontal. Keseluruhan unsur tersebut sangat merepresentasikan utuh dari makna musik hardcore sebenarnya.

Mollotov Attack – Resistência Download on Nacion Libre

Rejiem – 音楽との戦争 (D-beat / Hardcore)

Kelompok hardcore asal Boston ini tampaknya sangat terobsesi dengan scene hardcore Jepang. Rejiem menginfusikan musiknya dengan meminjam elemen-elemen dari band hardcore asal negeri sakura seperti GISM, Disclose, dan Zouo. Mereka memiliki itikad baik untuk memperkenalkan musik hardcore dari belahan benua lain pada massa peminat musik hardcore di Meksiko. “音楽との戦争 ” menjadi satu-satunya album Rejiem yang dilepas di bawah naungan Nacion Libre. ” 音楽との戦争 ” menampilkan formula sound hardcore chaotic dibalut dengan teriakan vokal berkarakter memekik dan blackened. Tidak hanya mengandalkan pola-pola simplistik dan repetitif dari powerchord, album ini juga menampilkan pola tremolo riff dengan nuansa lebih evil. Album ini lebih mengalihfungsikan kemarahannya terhadap nuansa lebih occult, dibandingkan merepresentasikan kemarahan anak muda yang hanya sekedar memprotes kehidupan sosial-ekonomi nya.

Rejiem – 音楽との戦争 Download on Nacion Libre

Louis Lingg & the Bombs – Conspiracy (Pop Punk / Garage Rock / Anarcho Punk)

Louis Lingg & the Bombs satu-satunya band pop punk yang berada di naungan Nacion Libre. Meski begitu band asal París, Francis ini masih menampilkan filosofi DIY begitu kuat menancap. Conspiracy dirilis pada tahun 2006 dan sekaligus menjadi EP debut bagi Louis Lingg & The Bombs. Saya rasa label pop punk yang disematkan hanya sekedar untuk menarik perhatian agar orang berbondong-bondong mencoba karya-karya mereka. Jika di breakdown lebih komperhensif musik mereka juga terdiri dari gabungan antara musik garage rock dan sensibilitas lirik-lirik politis yang terinspirasi dari gerakan anarcho punk. Lirik-lirik ultra politis dan raungan distorsi gitar bising dan mentah menjadi core musik mereka. Sedangkan ketukan-ketukan groovy drum dan pola vokal pop punk hanya dijadikan sebagai alat kamuflase agar musiknya dapat lebih menjangkau banyak pasang telinga.

Louis Lingg & the Bombs – Conspiracy Download on Nacion Libre

4. Da! Heard it Records

Chiptune bisa dibilang merupakan genre musik yang memiliki nilai sejarah dan nostalgia paling sentimentil. Bagaimana tidak, jika berbicara mengenai chiptune pasti tidak bisa terlepas dari berbagai soundtrack video game lawas yang biasanya muncul di game console sejenis gameboy, atari, amiga 500, dan nes. Seluruh elemen musik chiptune dibangun dari nada-nada berkarakter 8-bit dan langsung mengarahkan imajinasi kita kepada gambaran visual game console lawas era 80’an tersebut. Da! Heard it Records merupakan netlabel asal Perancis yang mendedikasikan dirinya untuk merilis musik-musik bergenre chiptune. Dibentuk pada tahun 2006 oleh Johan a.k.a Bozzo, Da! Heard it Records mayoritas dipenuhi dengan berbagai katalog musisi dan artis bergenre chiptune. Tetapi belakangan, Johan lebih membuka diri untuk merilis jenis musik lainnya diluar musik chiptune. Dedikasi dan antusiasme Johan terhadap netlabel buatannya ini cukup tinggi, terlihat bagaimana Johan mendesain website resmi Da! Heard it Records dengan UI/UX professional dan eye-catching. Hasilnya pengunjung terasa lebih puas dan nyaman untuk menggali musik berjam-jam lamanya pada situs resmi Da! Heard it Records.

Da! Heard it Records official website

Da! Heard it Records bandcamp

Baca Juga : Detroit Techno Dalam 5 Album!

Rilisan Penting Da! Heard it Records

Tom Woxom – Robot (Chiptune / Bitpop)

Tom Woxom merupakan salah satu artis sekaligus produser musik paling menonjol dalam jajaran roster Da! Heard it Records. Tom Woxom sudah mendirikan beberapa proyek dan sudah merilis 15 album di bawah naungan Da! Heard it Records. “Robot” sendiri merupakan album studio ke-2 dari proyek solonya Tom Woxom. Kembali, Tom Woxom mengandlakan bunyi-bunyian dari konsol andalannya yakni Amiga 500. Bedanya, Tom Woxom mencoba untuk bereksperimen dengan memasukan jenis timbre dari konsol gameboy dan konsol C64. Tom Woxom mengambil sudut pandang karakter sebagai sebuah robot pada album ini. Tidak heran ragam manipulasi suara low-birate di album ini mampu menciptakan visual sebuah robot yang tengah mencoba berkomunikasi. Seluruh detil di album ini juga sangat diperhatikan, tidak hanya menghasilkan kumpulan musik-musik 8-bit yang hanya untuk dieksploitasi sisi nostalgianya. Tetapi progresi, ragam tekstur, dan nuansa dialbum ini tersusun dengan rapih dan sistematis.

Tom Woxom – Robot Download on Da! Heard it Records

Infecticide – Chansons Tristes (Chiptune / Darkwave / Coldwave / Elektro-punk)

Infecticide menekan batasan musik chiptune ke level berbeda dengan tidak membatasi diri terhadap pengaruh musik lainnya. Album “Chansons Tristes” ini hampir pasti sulit untuk dikategorikan pada sebuah label genre tertentu. Elemen-elemen darkwave dengan nuansa mencekam dan gothic menjadi pillar utama album ini dari segi landscape suara. Sementara ketukan drum hard-hitting, raungan distorsi synth, serta bunyi-bunyian 8-bit bergerak selaras untuk membuat racikan musik elektronik yang membangkitkan nuansa kota metropolitan futuristik secara surreal. Beat-beat drum juga secara konstan menghasilkan ritem-ritem berdenyut untuk membangkitkan gairah berdansa jika seandainya anda menyaksikan album ini secara live. Infecticide juga turut menyispkan tema-tema lirik neo dadaisme dan tidak jarang juga diselipi bumbu-bumbu dark comedy.

Infecticide – Chansons Tristes Download on Da! Heard it Records

Ben Et Bene – Trip to Trip (Chiptune / Electro-Punk)

Ben yang memiliki latar belakang sebagai seorang vokalis punk mencoba untuk meleburkan aggresi dan kreatifitas musik punk ke-dalam musik elektro 8-bit. Proyek Ben et Bene inilah jawaban dari ambisi seorang Ben untuk menyambungkan 2 entitas musik berbeda tersebut menjadi sebuah harmoni. Bermodal game console gameboy dan PC lawas yang ia temukan di garasi rumahnya, EP pertama Ben et Bene akhirnya berhasil dirilis dengan berisikan 4 lagu. Trip to Trip dibangun dengan ketukan-ketukan energik pop punk dan kemudian dikonversi menjadi sinyal-sinyal musik elektronik 8-bit. Pergerakan kord progesi musik punk statis ternyata dapat menjadi musik penuh kreatifitas dan inovasi ketika Ben mulai bermain-main dengan ragam frekuensi bunyi-bunyian musik elektronik. Menghasilkan varietas nada bergelombang, Ben et Bene berhasil menujukan etos kebebasan berekpresi dengan menggunakan equipment terbatas.

Ben et Bene – Trip To Trip Download on Da! Heard it Records

https://bandcamp.com/EmbeddedPlayer/album=2479878869/size=large/bgcol=333333/linkcol=0f91ff/tracklist=false/artwork=small/transparent=true/

5. Maltine Records

Jepang menjadi salah satu negara dengan budaya netlabel terbesar di dunia. Terdapat puluhan netlabel asal Jepang sudah mulai beroperasi sejak pertengahan tahun 2000an. Tetapi jika ditanya netlabel asal Jepang mana yang paling berpengaruh dalam industri ini, saya tidak ragu untuk menyebut nama Maltine Records. Maltine Records merupakan netlabel terbesar dan juga netlabel paling dikenal di Jepang. Netlabel ini awalnya didirikan pada tahun 2005 oleh sepasang pemuda yakni Tomohiro Konuta dan Syem. Keduanya memiliki tujuan untuk mengarsipkan musik-musik dance dan pop Jepang. Singkat cerita Maltine Records kemudian terbentuk dan sudah beroperasi kurang lebih 16 tahun. Selain sudah merilis 150 lebih katalog album, alasan Maltine dikatakan sebagai netlabel terbesar, karena mampu berkolaborasi dengan artist j-pop ternama. Tanpa merubah visi misi sedikitpun, Maltine hingga sekarang terus mengenalkan berbagai aspek kebudayaan musik jepang dengan menggunakan budaya free culture sebagai alat distribusinya.

Maltine Records official website

Maltine Records facebook

Rilisan Penting Maltine Records

Bo En – Pale Machine (Bitpop / J-Pop / glitch / Future Bass)

Calum Bo[w]en atau dikenal sebagai Bo En merupakan seorang produser, dan musisi asal London, Inggris. Bo En memang tidak lahir dan besar di Jepang, tetapi dia memahami betul konsep dan warna dari musik Jepang yang diverse dan tidak mengenal batasan dalam musik. “Pale Machine” merupakan album debut Bo En yang dirilis pada tahun 2013. Racikan ragam elemen mulai dari bitpop, trap beat, glitch, hyperpop, dan future bass menghadirkan berbagai twist yang tidak ada henti memberikan elemen kejut. Seluruh elemen tidak dicampurkan pada sembarang tepat, Bo En mampu mengendalikan seluruh elemen musiknya terdengar kohesif dan menyatu secara kolektif. tetapi, selling point dari “Pale Machine” terletak pada kepiawan Bo En mengemas nuansa album ini seperti musik j-pop yang kental dengan budaya kartunis dan vibes-vibes kawaii dan melankolis. Bo En bisa saja menyembukan identitas aslinya, dan berpura-pura dirinya merupakan musisi kelahiran asli Jepang, karena album ini mampu mereplikasi budaya musik Jepang secara on point dan menyeluruh.

Bo En – Pale Machine Download on Maltine Records

Hercelot – Wakeup Fakepop (Glitch / Swing Elektro / J-Core)

Sebelum melepas “Wakeup Fakepop”, Hercelot sempat hiatus selama 4 tahun lamanya. Menurut beberapa riset penelitian ilmiah, kita tidak mampu mengingat serangkaian kejadian semasa kita menjadi bayi, karena pada fase tersebut memori otak belum sepenuhnya terbentuk. Namun lewat album Wakeup Fakepop, Hercelot seperti memberi gambaran nyata bagaimana imajinasi seorang bayi apabila diterjemahkan ke dalam rangkain nada-nada elektronik. Dengan formulasi sound up-beat, dan groovy “Wakeup Fakepop” seperti memproyeksikan rasa dan emosi seorang bayi yang selalu dipenuhi dengan riang gembira tanpa mengenal beban masalah. Elemen glitch drum loop, swing elektro, breakcore mampu dikonversi oleh Hercelot menjadi nuansa kartunis, memberikan citra sebuah orkestra musik yang mampu melakukan callback terhadap memoribilia masa kecil menyenangkan.

Hercelot – Wakeup Fakepop Download on Maltine Records

みみみ- もしもニアンファミリーズが一人なら (Wonky)

みみみ melakukan hal sebaliknya dari yang Bo En lakukan. Jika Bo En merupakan musisi luar Jepang dan mencoba untuk mereplikasi kultur musik Jepang. みみみ justru mengekspor kultur musik dari luar untuk dipadukan dengan style musiknya. みみみ menerapkan sebuah sub musik wonky, sebuah turunan musik elektronik populer di Inggris dan Amerika. Dirinya tahu percis bahwa elemen musik wonky akan bekerja baik dengan beberapa elemen budaya musik jepang. Memanfaatkan laser vibe dan melodi synth panjang dari wonky, みみみ mengkonsolidasikan kedua elemen tersebut dengan beat-beat unstable dan sampling karakter wanita yang di loop secara konstan. Perpaduan kedua unsur tersebut telah menghadirkan sebuah formula pembentukan karakter musik glowing dan dreamy.

みみみ- もしもニアンファミリーズが一人なら Download on Maltine Records

6. Monster Jinx Records

Terbentuk di Lisbon, Portugal Monster Jinx Records tidak hanya berfungsi sebagai netlabel, tetapi juga merupakan sebuah grup kolektif hip hop beranggotakan 5 orang. Anggota dari Monster Jinx antara lain Darksunn, Vasco Competo, Maria, MAF, dan Slimcutz. Hingga saat ini Monster JInx Records masih terus konsisten menelurkan album hip hop yang banyak diselingi dengan elemen-elemen musik elektronik prominent. Secara estetik dan pengemasan artwork album-album, saya raa label ini lebih menjual sisi motif kebersamaan dan rasa kesenangan. Label hip hop ini tidak memposisikan dirinya sebagai wadah untuk mengkritisi keadaan sosial politik atau mendukung suatu kepentingan politik tertentu.

Rilisan Penting Monster Jinx Records

Monster Jinx – Cursed, Vol 2 (Hip Hop / Lo-fi / Cloud Club)

Ini merupakan album kompilasi ke-2 yang dilepas oleh Mosnter Jinx. Album kompilasi ini bukan berisi album hip hop dengan bar-bar lirik kemarahan, dan rasa protes terhadap lingkungan sekitar. Tetapi Monster Jinx lebih mencoba bereksplorasi pada entitas instrumen dan beat. Tidak selalu terpaku dengan beat statis, Monster Jinx mampu membuat musik-musik lo-fi, dance music, hingga tekstur musik elektronik bernuansa foggy. Monster Jinx membebaskan dirinya dengan tidak terpaku pada beat, warna suara, maupun berbagai aturan dalam melakukan rhyming. Cursed Vol 2 mencoba untuk mendefinisikan makna kebebasan dari musik hip hop dengan perspektif yang berbeda dari album hip hop pada umunya.

Monster Jinx Type Beat – Monster Jinx Type Beat (Hip Hop / Lo-fi / Cloud Club)

Monster JInx sudah membuat beberapa album kompilasi sebelumnya, tetapi lewat album ini mereka seolah ingin mempertegas kembali mengenai ciri khas musik mereka. Perpaduan antara elemen drum mesin hard hitting, dengan tone musik elektronik yang relaxing, lo-fi, dan foggy sudah menjadi core dan pillar dari musik mereka. Lebih jauh, Monster Beat selalu mempropogandakan bahwa mereka ingin menciptakan musik dengan memancarkan nuansa warna ungu pekat. Sebuah album instrumental hip hop sarat akan energi musik-musik yang cocok untuk melakukan relaksasi.

Monster Jinx – MJ DOOM ( Boom Bap Hip Hop / Lo-fi / Cloud Club)

Album ini satu-satunya album Monster Jinx yang tidak menampilkan sisi personality mereka. MJ DOOM merupakan sebuah album trbiute untuk mendiang Daniel Dumile a.k.a MF DOOM yang meninggal pada akhir Oktober 2020. Para krew Monster Jinx mengaku bahwa MF DOOM merupakan pahlawan utama mereka dalam menginspirasi terbentuknya grup Monster JInx. Pada album ini juga mereka sedikit merubah gaya produksinya. Beat-beat boom bap menjadi lebih dominan, dan juga elemen instrumen bergerak lebih abstrak dari biasanya. Tidak sampai disitu mereka juga meletakan beberapa sampling rhyme milik MF DOOM, sehingga album ini tidak hanya sebagai album untuk mengenang MF DOOM. Namun Monster JInx seolah mencoba untuk berkolaborasi dengan MF DOOM untuk kali terakhir.

Baca Juga : Yanti Bersaudara : Anggrek Merah Review

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Share via
Copy link