AbstrakDream-PopIndiePost-RockShoegaze

Vidulgi OoyoO – Shoegaze Sebagai Media Praktik Psychedelic

Vidulgi OoyoO memilih memanifestasikan pemikiran abstraknya pada bentuk-bentuk musik shoegaze, dream pop, serta post-rock.”

Mari luruskan sejenak bahwa terminologi psychedelic memiliki makna multi-interpretasi yang tidak harus berkaitan erat dengan penjabaran ciri arsitektur seni tertentu maupun sub-kultur yang berkorelasi terhadap zat-zat adiktif. Secara luas, psychedelic dapat diartikan sebagai proses manifestasi pikiran dan jiwa yang direalisasikan menjadi sebuah bentuk lebih jelas. Sementara media yang digunakan sebagai pelampiasan merupakan sesuatu yang dapat dikonsumsi oleh pikiran sadar. Atas kesadaran serupa, Vidulgi OoyoO band asal Seoul, Korea Selatan memilih memanifestasikan pemikirannya pada bentuk-bentuk musik shoegaze, dream pop, serta post-rock. Sementara inisial band merupakan proses psychedelic lainnya yang diperoleh dari penglihatan Lee Jongseok (gitar) mengenai burung Pigeon yang memberikan susu pada anaknya dengan memuntahkan cairan tersebut melalui kerongkongan yang sudah tersimpan beberapa tahun. 

Setelah begitu banyak melakukan upaya eksperimen melelahkan yang dirahasiakan semenjak mereka berdiri pada tahun 2003, 5 tahun berselang akhirnya mereka dapat menyerukan Eureka!, karena telah berhasil menemukan formula musik sesuai yang mereka inginkan. Setiap elemen diizinkan untuk bereksplorasi lebih jauh dan meninggalkan begitu banyak rekam jenis emosi tanpa menimbulkan rasa kecemburuan di antaranya. Tidak ada perhatian lain, selain daripada fokus yang tertuju pada performa secara kolektif. Bebunyian drony dari distorsi gitar yang telah direduksi, mampu membuat tekstur menjadi lebih berair, membentuk jalur bagi vokal mengambang melintasinya dengan begitu mulus dan ringan. Berkaca pada build-up musik yang penuh ditaburi oleh melodi-melodi pengumbar rasa melankolis dan hasrat menggairahkan, mereka dapat merubah sejenak gumpalan sonik menjadi lebih bising dengan orientasi noise rock pada beberapa titik dengan jarak ber-renggangan, sebelum kembali bereaksi seperti aktifitas meditasi penetral emosi. 

Vidulgi-OoyoO-Aero-Album-Cover

Sektor gitar begitu peka dalam menanggapi situasi dan mampu merubah fungsionalitasnya menjadi lebih fleksibel. Terkadang ia dapat berperan sebagai mediator ampuh dalam melemparkan melodi serta akor sendu berkepanjangan. Sementara gitar dapat tersandung pada bagian groovy yang menjerit dan merubah bentuk menjadi komet jatuh yang diekori oleh riuhan distorsi kasar. Upaya mereka dalam menata soudscape beragam tanpa mengaburkan setiap elemen individual instrumen memang patut diapresiasi secara berlebih. Suara denyut bass yang terdengar lebih transparan seperti melihat pada kedalaman air laut yang jernih. Suara drum sebagian besar dialihfungsikan menjadi sebuah pijakan-pijakan permukaan bebatuan halus, karena tidak terlalu banyak menebar isian kasar dan agresitifitas tingkat tinggi. Titik Kuliminasi dari Adrenalin drum mungkin hanya muncul ketika “너의 눈으로 나를 본다” dikumandangkan, dengan gebukan lebih punk-ish membobardir. Salah satu lagu mereka, “Love Elephant” yang di-remix ulang menjadi bentuk sebuah parade kesenangan klub malam sembari membuka tabir perjalanan musikalitas mereka pada daya eksperimen berbeda. Tetapi mereka memutuskan untuk tidak bergerak dalam hedonisme bersifat sementara itu pada kesempatan lainnya. Vidulgi OoyoO telah membuat sebuah musik yang dapat dilihat oleh pasang telinga, karena bentuk manifestasi pemikirannya terpampang jelas dan nyata. 

Baca Juga : Parannoul : To See the Next Part of The Dream Review

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Share via
Copy link