FeaturesMetalSoulreaper

Soulreaper : Asupan Musik Tercadas di Indonesia (Eps – 01)

Soulreaper, bagi mereka yang sudah mengikuti saya sejak tahun 2020 pastinya familiar dengan nama ini. Soulreaper merupakan fanspage facebook yang saya buat untuk mereview, dan menulis konten yang berhubungan dengan musik metal dan sejenisnya. Namun setelah saya mendirikan blog ini. Saya putuskan untuk fokus menulis di blog ini dan menonaktifkan Soulreaper untuk selamanya. Beberapa minggu berselang saya berpikir bahwa konsep dari Soulreaper terlalu sayang bila tidak dilanjutkan. Maka dari itu saya memutuskan untuk memboyong kembali Soulreaper ke blog ini. Toh lewat blog ini saya berencana untuk menulis segala jenis musik dengan pendekatan sudut pandang Out of the Box. Sehingga saya rasa konsep dari Soulreaper cocok untuk mengisi salah satu sub-konten di blog ini.

Konsep Soulreaper kali ini agak berbeda. Disini saya hanya memberikan list-list album metal yang saya suka, atau yang saya temukan dalam jangka periode waktu tertenu. Jumlah albumnya bisa beragam setiap postingan tidak selalu sama jumlahnya. Saya juga lebih mengkhususkan untuk mengulas album-album metal terbaru keluaran 3-4 tahun kebelakang. Ditambah saya akan lebih fokus untuk mengulas album-album metal yang bisa dibilang termasuk dalam kategori “underrated” & “cutting edge”. Konten ini mungkin terdengar seperti sebuah pedang bermata dua. Bagi mereka yang datang dengan pemikiran terbuka. Ketika membaca konten ini dipastikan akan menadapatkan sesuatu yang baru.

Tetapi bagi si bebal yang datang dengan pemikiran bahwa Cannibal Corpse band tercadas sepanjang masa, atau Deadsquad band death metal ter-jenius sepanjang masa. Ketika membaca isi konten ini hanya akan menambah kebodohan dan akan memperlihatkan sisi denialnya. So pilihan semuanya ada di tangan anda. Saya disini hanya berusaha untuk berbagi. Mungkin itu sedikit perkenalan mengenai konsep konten ini. Tanpa berlama-lama lagi berikut isi listnya.

Taqbir – Taqbir

Soulreaper : Taqbir

Salah satu rilisan punk terbaik tahun ini. Seluruh identitas dari musik punk dibawa ke tingakatan yang lebih ekstrim lagi. Keseluruhan 4 track di album ini berpacu dengan tempo yang tinggi. Distorsi gitar ultra noisy dan lo-fi sangat merepresentasikan sound punk yang aggresif dan cutting edge. Tidak salah bila beberapa media musik online ternama sempat meliput scene moroko punk ini. Karena ternyata moroko menyimpan banyak band punk potensial dan Taqbir menambah dari daftar tersebut.

Sol Kia – Zos Ethos

Soulreaper : Sol Kia

Saya sangat menyukai konsep dari keseluruhan roster band I Voidhanger Records. Label extreme metal tersebut tidak hanya memenuhi laman bandcampnya dengan sederet rilisan album cadas. Tetapi I Voidhanger Records juga berusaha untuk menghadirkan band-band yang ingin bergerak lebih jauh lagi dalam melakukan eksplorasi bermusiknya. Tahun ini I Voidhanger kedatangan beberapa pendatang baru salah satunya “Sol Kia”. Sekali lagi bukan I Voidhanger namanya bila tidak mendatangkan band-band “aneh”. Soul Kia menekan porsi evilness dari sound black metal ke warna yang lebih pekat. Mereka bukan lagi bercerita mengenai bagaimana cara menghasilkan riffing yang catchy dan melodius. Tetapi mereka berusaha menghadirkan atmosfir yang “weird”, “eerie”, dan berbagai konotasi negatif lainnya. Post-punk, harsh-electronic, psych black digunakan Sol Kia untuk membuat sebuah gumpalan sonik yang siap membuka portal dunia kegelapan.

Mjopbroon – Sands​-​crypt

Soulreaper : Mjopbronn

Mjopbronn seolah membuat jajaran band metal pengusung konsep neofolk seperti Ulver, Agalloch, Winterfylleth terdengar seperti “pecundang”. Pada keseluruhan lagu di album ini memang tidak ditemukan raungan distorsi, dentuman blast-beat, dan geraman growl vokal sedikitpun. Tetapi atmosfir yang dibangun pada album ini murni terdengar ritualistik, occult, dan tingkat “keangkeran” yang dihasilkan bisa disandingkan dengan band-band black metal. Mjopbronn mengkonsolidasikan permainan akustik gitar dark-neofolk dengan scale-scale nada classical horror yang menyeluruh. Sementara elemen perkusi tribal dan shouting vokal yang sekali-kali muncul hanya semakin memperjelas gambaran mimpi buruk yang terjadi.

Grand Celestial Nightmare – Forbidden Knowledge and Ancient Wisdom

Soulreaper : Grand Celestial Nightmare

Saya terkadang agak skeptis dengan band black metal berlabel “symphonic”. Karena kebanyakan dari mereka pada akhirnya hanya berusaha untuk membuat “In The NIghtside Eclipse” part 2 dan mayoritas gagal. Tetapi ketika saya memutar album “Forbidden Knowledge and Ancient Wisdom”. Saya memiliki pandangan berbeda mengenai pasukan black metal asal Belanda ini. Banyak momen-momen bagus yang bisa diceritakan di album ini. mulai dari Kecakapan mereka memadukan unsur symphonic black metal dengan riff-riff catchy, varietas permainan drum yang beragam, hingga struktur lagu yang tidak membosankan. Overall album ini berpotensi menjadi album yang bisa bertahan di playlist anda setidaknya beberapa minggu kedepan. Tidak hanya menjadi album black metal yang sekedar diputar 1x lalu dilupakan begitu saja.

Kauan – Ice Fleet

Soulreaper : Kauan

Lingkungan dan keadaan sekitar sangat berpengaruh terhadap kreatifitas dari seorang musisi. Kauan bisa menjadi contoh yang relevan untuk mendukung statement ini. Band yang sekarang menetap di Estonia, Eropa Utara ini tinggal di sebuah lingkungan, dan iklim yang beku dan hampir menyentuh 0 derajat setiap harinya. Namun keadaan tersebutlah yang mendorong Kauan untuk menulis materi album “Ice Fleet”. Album ini memiliki vibe yang icy, moody, dan melankolis sangat cocok untuk menggambarkan nuansa pagi yang beku dan mendung. Album ini mungkin mengundang rasa iri bagi band penganut musik “post-rock” lainnya. Karena mereka masih terdaftar dalam metal archives. Album ini sejatinya lebih memiliki komposisi berbau post-rock ketimbang disebut sebagai sebuah album post-metal seperti beberapa album terdahulunya.

Keseluruhan album dikomandoi oleh elemen-elemen synth yang halus, dentingan piano yang dominan dan bersinar dengan chord-chord kelabunya. Beberapa moment mungkin diperdengarkan sedikit kegaduhan dari raungan distorsi dan geraman shrieking. Tetapi frekuensi kemunculannya masih kalang dibanding dengan porsi melankolis sound post-rock di album ini. Transisinya pun bahkan terdengar halus, flow antar section lagu sama sekali tidak terdengar potonganya. Sehingga jika anda memutar album ini tanpa melihat nama-nama lagunya. Secara tidak sadar anda sudah berada pada bagian akhir dari album ini.

Baca Juga : Baxaxaxa : Catacomb Cult Review

Dark The Suns – Suru raivosi sydämeni pimeydessä

Soulreaper : Dark The Suns

Setelah kurang lebih 1 dekade duo ini pengusung melodic death metal / gothic hiatus. Kabar gembira datang pada april lalu ketika Dark The Suns melakukan comeback dengan merilis album studio teranyarnya. Album ini bisa dikategorikan ke dalam band-band penganut Gothic melodeath semacam Swallow the sun, Before the Dawn. Tetapi Dark The Suns lebih mengelevate sisi simfonik dengan tempo yang lebih bertenaga dibandingkan mengangkat porsi sound gothic dan doom nya. Elemen piano classical di album ini turut berkontribusi besar untuk membantu menciptakan atmosfir yang lebih megah, nan epik.

Exanimatvm – Sollvm Ipsa Mor

Soulreaper : Exanimatvm

Setelah merilis album debut 2016 lalu, kuartet death metal asal Chile ini merilis album sophomore keduanya yang bertajuk “Sollvm Ipsa Mor” di tahun ini. Album ini memiliki racikan sound yang diekstrak dari beragam band extreme metal dengan musik yang “busuk” seperti Incantation, Demigod, Sarcofago, dan Blasphemy. Eksekusi soundnya terbilang cukup solid, dimana mereka mampu menyusun bagian demi bagian agar tidak terlalu terdengar seragam dengan para pendahulunya. Durasi setiap lagu yang mencapai 6 menit lebih membuka kesempatan Exanimatvm untuk meracik bagian yang lebih variatif lagi.

Downward Spiral – Iron Age

Soulreaper : Downward Spiral

Saya tidak tau apa yang membuat demo dari band ini dinilai 30/100 oleh salah satu pengguna metal archives. Karena jujur saya baru menemukan band sludge/hardcore asal Inggris ini beberapa hari yang lalu. Tetapi album debut mereka yang baru dilepas Agustus lalu ini menurut saya cukup menampar. Meski secara musikalitas tidak ada sesuatu yang outstanding dan juga bukan merupakan sebuah album game changer. Tetapi saya sangat menikmati kombinasi sound hardcore sludgy yang tersaji ke dalam 6 track di album ini. Perpaduan antara riffing dengan gebukan drum yang kental dengan nuansa hardcore cukup memicu adrenalin ketika mendengarkan album ini.

Terlebih lagi mereka juga tidak terlalu terpaku untuk menghasilkan formula riff-riff sludge yang lamban. Downward Spiral juga tidak ragu untuk meleburkan elemen musiknya dengan sound yang lebih blackened. Riff-riffing mereka juga terkadang bisa bertransformasi menjadi terdengar lebih dissonant.

Yiva De Lune – I

Album yang sebaiknya tidak boleh dilewatkan para pecinta musik sejenis blackgaze, post-rock, atau turunan sub-metal melankolis lainnya. Yiva De Lune menawarkan sebuah perjalanan yang bisa memberikan energi yin dan yang pada asupan indera pendengaran anda. “I” bisa memberikan ketenangan bagi jiwa anda dengan permainan harmoni tekstur serta feeling yang meditatif, dan dreamy. Tetapi jangan salah album ini juga bisa merubah struktur musiknya seketika menjadi riuh dengan rentetan tremolo riff yang icy.

Satu-satunya yang statis di album ini adalah vokal dari Yiva sendiri. Vokal Yiva yang mengandung unsur heavnly dan bersinar paling terang seolah menjadi penunjuk jalan bagi mereka yang ingin terus berpetualang pada album ini hingga mencapai akhir. Pujian lain yang saya tujukan pada album ini terletak pada hasil mixing suara drum. Jujur hampir mayoritas saya tidak terlalu sreg dengan gaya mixing band-band pengusung genre sejenis. Tetapi album ini berhasil membuat peran drum bisa stand out dengan menghasilkan sound yang renyah dan memanjakan telinga.

Mvltifission – Decomposition in the Painful Metamorphosis

Perpaduan sisi kebusukan dan essentris death metal yang dicetuskan oleh para gelombang scene Finland death metal di era 90’an rupanya masih kuat melekat hingga era kini. Buktinya semakin marak band-band berjiwa muda yang terobsesi untuk mereplikasi keangkrean dari konsep tersebut. Mvltifission merupakan satu dari sekian banyak band death metal modern yang terobsesi dengan karya-karya finland death metal.

Untuk anda yang sekedar mengharapkan materi death metal dengan komposisi sound yang busuk album ini bisa menjadi pilihan dalam playlist anda. Karena concern dari album ini bukan untuk melakukan eksperimentasi dan menciptakan sebuah sub-genre baru. Melainkan hanya untuk mencurahkan “ide-ide busuknya” ke dalam riff-riff cavernous dengan tingkat ketebalan distorsi yang menghujam bagai dinding besi. Namun kurang rasanya bila ingin mereplikasi sound finnish death metal tanpa memasukan kompleksitas dari pattern transisi setiap section. Ya tentu album ini juga mengandung transisi naik-turun yang kompleks untuk seukuran band pengusung primitif death metal.

Baca Juga : Choria : A Dismal Repertoire Review

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Share via
Copy link