AbstrakHardcoreMathcoreNoisePowerviolence

Sectioned – Predator Nokturnal Yang Diberkahi Insting Mematikan

“Band mathcore asal Edinburgh, United Kingdom, Sectioned menulis album semata wayangnya hanya berasaskan ketidakmenentuan dan intuisi tajam. Mampu meracik perpaduan materi mathcore, powerviolence, dan harsh noise yang ganas dan mematikan.”

Awalnya sang multi-instrumentalis Pedram Valiani serta kawannya Chad Kapper mendirikan Frontierer hanya sebatas proyek sampingan. Namun di luar dugaan, band tersebut malah tumbuh dan disegani dalam kancah skena Mathcore modern baik dari Inggris (selaku asal negara mereka), maupun ke seluruh dunia. Tentunya ini menjadi sebuah kontraproduktif bagi proyek utama mereka, Sectioned yang sudah berdiri sejak 2009 lalu. Semenjak Sectioned melepas album solo semata wayangnya, “Annihilated” 2018 lalu, mereka tidak berencana membuat tindak lanjut dari album tersebut. Belakangan Pedram selaku frontman dari kedua proyeknya lebih memalingkan wajah seutuhnya pada Frontierer yang terbukti lebih jitu dalam memberikan mereka takhta teratas pada komunitasnya. 

Kendati demikian, “Annihilated” dirasa pas dalam merangkum perjalanan 1 dekade lebih Sectioned dengan tingkat agresi begitu memuncak, kemarahan dibalut atas dendam kesumat, serta racun dengan daya bunuh seketika. Rasanya Sectioned memiliki amarah lebih abrasif dan natural, tanpa banyak melibatkan secara integral berbagai sub-electronic dan drum mekanik, terhadap elemen mathcore, d-beat, powerviolence yang menjadi motor penggerak utama. Hanya dari peranan harsh-noise yang masih cukup vital di sini, dalam memanifestasikan kehancuran internal sembari bersiap meluap keluar dan menghardik sekitaran lingkungan. Sementara sektor vokal, gebrakan drum, serta riff-riff liar dengan karakter distorsi eksentrik khasnya menjadi penanggung jawab utama dalam mencapai kondisi katharsis. 

Mathcore-Annihilated-Sectioned

Apa yang harus dikorek lebih dalam lagi? Melihat peranan distorsi bising, struktur musik atonal, serta drum yang secara bebas menghancurkan apa saja, memang sudah menjadi sebuah tradisi bagi jenis musik ini. Sang vokal bernyanyi seolah ingin memuntahkan seluruh organ dalamnya dan terus bernyanyi meski mulutnya sudah dipenuhi busa darah. Pedram pernah mengaku bahwa penulisan materinya semua berdasarkan oleh asas ketidakmenentuan serta intuisi. Namun bukan berarti Pedram dengan otoritasnya menancapkan setiap elemen musik tanpa perhitungan yang jelas, karena faktanya Sectioned malah mampu memunculkan bagian-bagian memorable yang sekaligus juga menjadi penguat bahwa album ini cocok diletakan pada jajaran album mathcore terbaik sepanjang dekade lalu. Sectioned selayaknya predator yang diberkahi oleh perilaku nokturnal. Hanya berasaskan insting, mampu mencabik-cabik mangsa secara presisi dalam kondisi ketidakmenetuan serta kegelapan malam yang menyelimuti.

Baca Juga : Pink Section – Sectioned, Pemberontakan Terabaikan Dari Bay Area

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Share via
Copy link