Pop Smoke : Faith Review
Album Faith merupakan hasil arahan orang-orang yang hanya mencoba untuk mengesploitasi keuntungan atas nama Pop Smoke. Album Faith hanya berisi sekumpulan demo & unfinished track yang kemudian diisi oleh sederet guest star ternama hanya menaikan angka stream semata.
Pop Smoke dijadwalkan merilis album posthomous berjudul Faith di tahun ini. Ini merupakan album posthomous ke 2 dari Pop Smoke. Setelah setahun sebelumnya, Pop Smoke merilis album posthomous pertamanya berjudul Shoot for the Stars Aim for the Moon. Album Faith diciptakan seolah untuk memberi statement bahwa legacy Pop Smoke belum habis meskipun sang rapper sudah meninggal setahun yang lalu. Tetapi entahlah terkadang posthomous album merupakan sebuah project yang tricky. Antara memberikan kesenangan bagi fans, dan menghargai legacy yang ditinggalkan oleh artist yang bersangkutan. Atau justru menjadi ajang eksploitasi bagi produser, industri musik, dan perusahaan rekaman untuk mendapatkan keuntungan sebanyak-banyaknya dari hasil penjualan dan streaming album.
Hal ini sudah terlihat dari rapper-rapper muda lainnya yang merilis album posthomous lebih dulu. Juice Wrld, XXXTenctation, Lil Peep, Mac MIller justru lebih melejit ketika mereka merilis posthomous album ketimbang karir semasa hidupnya. Tetapi mari coba berpikir positif sejenak dan mengesampingkan pemikiran bahwa album Faith dibuat hanya untuk mencari profit semata. Album ini diisi oleh sederet guest star ternama seperti Kanye West, Dua Lipa, Pusha-T, Rick Ross, dan lainnya. Sementara dari pihak Pop Smoke sendiri, album diisi dengan materi demo, lagu yang belum terselesaikan, hingga gabungan dari beberapa lagu yang dijadikan satu.
Faith mencoba mengambil pendekatan yang sudah dilakukan oleh album sebelumnya. Tetapi album ini juga mencoba untuk melakukan extention dari sound yang sudah dibuat sebelumnya. Tidak tahu apakah bentuk eksperimen yang dibuat oleh album ini secara sengaja atau unsur ketidaksengajaan. Karena proyek cut & paste yang dilakukan sangat bisa mempengaruhi hasil output yang ada di album ini. Mungkin saja Pop Smoke sebelumnya membuat beberapa lagu yang dibuat untuk album berbeda. Namun secara tidak sengaja lagu-lagu tersebut malah dipadukan menjadi satu lewat album Faith ini.
Album dibuka dengan pesan yang kuat lewat lagu berjudul ‘good news’. Track berdurasi 47 detik ini hanya berisi rekaman speech emosional dari ibunda Pop Smoke. Speech singkat yang mengatakan album ini membawa pesan positif dari mendiang anaknya. Sayangnya energi positif yang sudah terkumpul dari track ini tidak sepenuhnya tersampaikan pada keseluruhan album. Sepanjang flow album ini akan banyak ditemukan inkonsistensi lagu, dan bahkan filler track yang sejatinya belum layak untuk masuk tahap rilis sebagai final product. Banyaknya guest star ternama di album ini tidak serta merta membuat perfomance album ini uplifting. Justru sebaliknya, dimana beberapa guest star perannya justru terdengar blotted dan flop untuk mengangkat materi di album ini.
Track ‘Tell The Vision’ mempertemukan Pusha-T dan Kanye West pada satu frame tetapi hasilnya jauh dari ekspetasi. Duo rapper yang namanya besar di scene hip-hop modern seperti tidak membawa dampak influential pada track ini. Flow terdengar bland, tidak bertenaga, dan lewat begitu saja tanpa menyisakan bekas yang berarti. Satu-satunya yang bagus dari track ini adalah bisa digunakan untuk keperluan clickbait. Bagi mereka yang ingin memutar lagu ini secara layanan streaming. Tetapi untuk memutar track ini lebih dari 2x rasanya sulit. Selanjutnya track ‘genius’ kali ini giliran peran dari Lil Tjay yang tidak begitu terlihat.
Merilis materi-materi unfinished song sepertinya bukan sebuah ide yang baik. Karena hal ini justru menimbulkan berbagai masalah yang terjadi pada keseluruhan album ini. Hal tersebut seolah “mengecilkan” talenta dan skill dari seorang Pop Smoke. Beberapa track seperti ‘More Time’, ‘Coupe’ dan ‘Merci Beaucoup’ menunjukan vokal line Pop Smoke yang belum selesai. Track ‘Coupe’ terdengar paling parah, dimana mungkin lirik yang dimasukan hanya bagian sebuah intro verse dari yang ditulis Pop Smoke. Tetapi justru dijadikan sebuah track penuh diiringi dengan beat trap looping dan vocal pattern yang terdengar membosankan. Pop smoke bisa menulis lagu jauh lebih baik dari itu. Namun karena materi yang tidak terselesaikan ini dimasukan secara paksa. Bisa memberikan citra bahwa Pop Smoke merupakan seorang Rapper tak bertalenta. Sisi dinamis dan detailing dari bar rap Pop Smoke benar-benar nyaris terkikis. Karena kesalahan dari pihak produksi dan director yang kacau balau seperti ini.
Flow keseluruhan album ini juga terdengar tidak runtun. Sequencing yang dihasilkan dibuat seperti sebuah kumpulan track yang tidak beraturan & tidak membentuk sequencing sebuah album yang kolektif. Track-track berutan seperti ‘Demeanor’, Spoiled’, & ‘8-ball’ yang punya vibe-vibe dancing, light dari track lainnya harusnya bisa disebar lagi penempatannya pada keseluruhan album. Sehingga posisinya bisa memberi susunan yang lebih colorful.
Baca Juga : Tyler, The Creator : Call Me If You Lost Review
Apakah hanya sisi negatif yang bisa ditampilkan album ini? Tidak sepenuhnya demikian, meskipun album ini lebih dari separuhnya diisi oleh filler dan unfinished track. Tetapi ada beberapa track yang perfomancenya pantas dipuji. Track ‘Manslaughter’ merupakan track brilliant pertama yang muncul setelah album ini berjalan kurang lebih 3 track. Peran Rick Ross di lagu ini bisa dibilang merupakan penampilan terbaik diantara sederet guest star lainnya. ‘Top Shotta’ punya instrumensasi yang fresh dengan tidak hentinya menghasilkan beat-beat yang catchy dan menghipnotis. Baik Pop Smoke maupun para guest star menampilkan effort yang positif di track ini. Kali ini Pusha-T memiliki peran yang lebih hidup dan sekaligus bisa digunakan sebagai “penebusan dosanya” karena perfomance yang kurang menonjol pada track sebelumnya.
Sementara track ‘What’s Crackin’ punya nuansa trap beat dengan elemen gritty yang melekat. Track ini seperti mengingatkan nuansa lagu Pop Smoke di album awal. Terakhir track ‘Back Door’ merupakan track yang bisa dibilang paling proper diantara keseluruhan track. Mulai dari intro yang diiringi dengan nuansa jazzy reggae piano yang warm. Kemudian alur transisi dari lagu ini terdengar paling smooth dan cair dibanding lagu lainnya. Nuansa dan emosional yang digambarkan di lagu ini juga mengenai sasaran dengan tepat.
Usaha Steven Victor selaku co-manager Pop Smoke dan Rico Beats untuk menyamai bahkan melampaui pencapaian album pertama justru berakhir dengan bencana. Faith justru mengajarkan meski pengerjaan album ini diisi oleh roster berkelas dari sisi produksi maupun guest star. Namun jika tidak diimbangi dengan arahan konsep yang matang hasilnya sia-sia belaka. Mereka seolah lupa bahwa posisi album Faith sudah jauh berbeda ketika merilis album posthomous pertamanya. Dari segi materi album Shoot for the Stars Aim for the Moon memang terdengar lebih matang. Selain album tersebut memang disiapkan sebagai sebuah konsep album full-length sebagaimana mestinya. Album tersebut konsepnya masih diarahkan oleh seorang Pop Smoke sendiri.
Sedangkan album Faith merupakan hasil arahan orang-orang yang hanya mencoba untuk mengesploitasi keuntungan atas nama Pop Smoke. Album Faith hanya berisi sekumpulan demo & unfinished track yang kemudian diisi oleh sederet guest star ternama hanya menaikan angka stream semata. Arahan musiknya tidak mencerminkan komposisi sound dari Pop Smoke seutuhnya.
Rating : 5 / 10
Baca Juga : Hus Kingpin : Portishus Review