Pinkshinyultrablast – Modernisasi Dengan Inovasi Bersifat Retro-Sentris
“Pada album ke-3 “Miserable Machine”, Pinkshinyultrablast mendeklarasikan diri tengah meralisasikan upaya modernisasi terhadap kepenulisan lagu mereka dengan cara membuka diri terhadap inovasi akan perubahan elemen musik yang bersifat retro-sentris.”
Pinkshinyultrablast menjadi wajah paling dominan dalam skena Shoegaze di Rusia. Mereka telah beroperasi selama kurang lebih 15 tahun dengan berbagai upaya yang ditindaklanjuti melalui beberapa album studio dan EP. Apa yang mereka utarakan di sini tidak hanya murni berdasarkan proses akselerasi globalisasi, dimana upaya realisasi ide hanyalah bersifat merelokasi musik-musik british Shoegaze agar tersedia dalam versi Russia. Namun secara berani memangkas beberapa kondimen pembangun shoegaze yang dirasa terlalu overpower dan mensubtitusikannya terhadap pengaruh-pengaruh musik lebih elegan secara estetika dan ramping secara arsitektural. Tidak mengherankan bahwa pihak band mendeklrasaikan diri habis-habisan bahwasanya “Miserable Machine” merupakan bentuk modernisasi paling kongkrit daripada konsep kepenulisan lagu mereka sejauh ini.
Mungkin timbul rasa kesal, ketika anda menyadari bahwa tidak begitu banyak ditemukan porsi fuzzy distorsi gitar atau lentingan kilauan vokal yang banyak dibanjiri oleh efek reverb dan echo, dimana itu seharusnya menjadi pilar terpenting dari musik shoegaze. Tetapi dengan cepat mereka menyadarkan anda, bahwa adanya pembukaan diri terhadap perubahan-perubahan inovatif bersifat retro-sentris di sini. Pinkshinyultrablast banyak mengumpulkan dekorasi bertemakan synth-pop, retrowave, disco, dan techno yang ditangguhkan ke dalam liukan synth kaelidoskopik, pukulan drum analog, daya bayang perkotaan semu, dan gemerlap sinar elektronik yang begitu cekatan. Visual panorama yang mereka tonjolkan berbeda 180 derajat dengan band-band seperti Cocteau Twins, Lush, dan Slowdive meski tak dipungkiri Pinkshinyultrablast juga turut melepaskan topinya sebagai bentuk penghormatan terhadap mereka (beberapa sudut aransemen, dirasa masih menampilkan sedikit pengaruh elemen musik dari ke-3 band tersebut).
Hembusan vokal Lyubov tetap mampu melayang pada permukaan instrumentasi, meski dengan ketinggian yang relatif rendah. Orkestrasi kecil-kecilan yang diciptakan oleh ketiga punggawa lainnya memberi supply oksigen segar, keceriaan, dan ruang untuk meletakan proyeksi-proyeksi dengan karakteristik filosofis optimisme pada sepanjang aransemen, meski akses terhadap pemaknaan lirik terkunci rapat. Sayangnya tidak ada ruang rahasia yang tersedia untuk menelusuri setiap labirin pemikiran mereka secara verbal, bahkan ketika harus menafsirkan hanya berlandaskan pada ke-9 judul lagu, nampaknya anda harus mempertajam keterampilan naluriah asosiasi bebas secara akurat sebelum melakukannya. Sisi positifnya, mereka dapat menempatkan kepribadian lebih inklusif yang tereskpresikan secara bebas melalui sonik. Menghindarkan dari beban yang harus meletakan narasi serta eksposisi bersifat memaksa agar orang terpaku dan simpatik terhadap perkataan yang mereka yakini.
Baca Juga : Vidulgi OoyoO – Shoegaze Sebagai Media Praktik Psychedelic