Maki Asakawa – 寂しい日々, Gadis Blues Dari Ishikawa
“Penyanyi sekaligus penulis lagu, Maki Asakawa merangkum seluruh perasaanya ke dalam bentuk musik blues, yang dirasa pas untuk menerjemahkan setiap emosinya secara perfeksionis.”
Maki Asakawa terlahir sebagai seniman sejati. Sejak usia belia penyanyi kelahiran Ishikawa, Jepang tersebut sudah menyanyi di beberapa klub lokal dan kam militer Amerika Serikat. Ia memulai karir sebagai penyanyi profesionalnya pada awal 70’an, dan sudah melepas belasan album studio. Hingga menjelang hari kematiannya 17 January 2010, Maki Asakawa masih disibukkan oleh aktivitas manggung yang begitu padat. Meskipun namanya begitu dikenal pada tahun 70’an, melihat popularitasnya dari kacamata era sekarang terdengar membingungkan. Pop perkotaan Jepang era 80’an yang kembali booming tidak mendongkrak nama Maki Asakawa untuk dikenal lebih luas. Hasilnya, di mata generasi sekarang dirinya hanyalah penyanyi wanita jepang obscure yang banyak menimbun koleksi kepingan album studio.
Tentunya hal itu beralasan, Maki Asakawa tidak menjanjikan aransemen musiknya dipenuhi oleh rasa sukacita, dendangan beat energik, dan gaya hidup hedonisme yang relevan dengan gaya modern. Memadukan elemen R&B, ragtime, blues, soul, jazz, dan psychedelic dirinya berhasrat untuk membagi pengalaman pahit dan sedihnya menjadi sebuah ingatan berkesan. Diiringi lolongan gitar listrik bluessy, dentingan piano lusuh, suara terompet menggelora, dan tarikan vokal begitu masam, ia merangkai atmosfir musik begitu kelam dan mengatur keseluruhan kontras tone pada warna pekat.
Secara garis besar kegelisahan Maki Asakawa tampak begitu jelas terdengar melalui rintihan vokalnya. Terkadang dia dapat menanggapi masalahnya secara lapang dada dengan menyanyi bergaya soul / jazz secara lepas dan elegan. Tetapi ada masanya dia seolah terhuyung-huyung di ambang kebimbangan dan memilih untuk membenamkan wajahnya. Salah satu album paling impresif dari jajaran diskografi Maki Asakawa, karena ia mampu merajut berbagai elemen musik yang memiliki kepribadian kontras di atas kertas, menjadi kolektif yang mampu bekerja sesuai dengan arahannya. Dirinya tampak mensederhanakan arsitektural musiknya menjadi terdengar lebih pop dan bergairah, dibanding beberapa album sebelumnya yang lebih ambisius dalam membangun atmosfir yang begitu instens dalam mengeksploitasi kenestapaan.
Baca Juga : Sonny Sharrock – Black Woman, Legenda Jeritan Wanita Ghetto