AbstrakCity PopJ PopPopSynth Pop

Kanako Wada – Kana, Keterlambatan Tidaklah Selalu Buruk

“Dalam catatan ke-4 nya, Kanako Wada seolah tidak merisaukan efek dari letusan gelembung ekonomi yang mengakibatkan penurunan minat City Pop – justru ia menekankan seluruh pengaruh musiknya terhadap sentuhan irama dansa yang lekat dengan jenis musik urban populer itu.”

Rasanya menyisipkan konsepan idol kayo ke dalam tatanan musik city pop telah menimbulkan sebuah kesan duri dalam daging. Alih-alih datang sebagai pembaharuan konsep, idol kayo memutarbalikan persepsi pendengar untuk tertuju pada pemujaan visual yang lebih ditonjolkan. Walhasil bersamaan dengan dampak meletusnya gelembung ekonomi Jepang akhir 80’an, city pop mengalami penurunan minat baik dari sisi pelaku maupun penikmat. Sedangkan idol kayo mengambil kendali industri musik mainstream modern Jepang, hingga sekarang nampaknya konsep idol tetap mengukuhkan eksistensinya dalam kasta tertinggi wajah J-Pop di kancah domestik hingga internasional.

Kanako Wada boleh jadi sedikit berharap-harap cemas, dikarenakan kehadirannya dapat dikatakan “terlambat”. Baru mencuat ke permukaan pada tahun 1986, dirinya mampu menyelesaikan 7 album studio penuh hanya dalam waktu 5 tahun karirnya. Sementara 3 album awal lebih mengeruk sisi relasi percintaan, dan masa metamorfosis kedewasaan Kanako, “Kana” lebih menginterpretasikan seutuhnya gambaran musik city pop yang selama ini tercipta dalam daya imajinasi retro yang menipu. Elemen funk, synth-pop, disco, jazz dan new wave merangkap jadi satu membentuk alunan nada indah, cerah, dan penggugah selera yang cocok untuk melangkahkan kaki ke lantai dansa. Dengan mudah lagu-lagu seperti “Sunday Brunch”, “Party Town ~What Can I Do for You~” , dan “悲しいハートは燃えている“ memberikan sensasi nikmatnya dalam mengitari kehidupan metropolitan di malam hari.

Kanako-Wada-Kana-Album-Cover

Bagian-bagian balada Kanako masih banyak ditemukan pada album ini. Berdasarkan pengalamannya, tarikan vokalnya terasa lebih memukau dan berkilau ketika menyanyikan tembang yang lebih anggun. Kanako tidak menyia-nyiakan bagian musik yang disajikan lebih lembut. Sebaliknya, tekstur vokal yang memancarkan cahaya sinar rembulan, dapat dengan mudah menimbulkan kesan koheren terhadap instrumentasi untuk menciptakan nuansa moody, menenangkan, sekaligus menjadi pembangkit memori masa lalu indah yang efektif. Tidak dipungkiri berkat kemunculan album “Kana”, lagu-lagu Kanako Wada lebih luas menjangkau ceruk-ceruk telinga penggemar musik perkotaan Jepang. Meski hanya memiliki rentan periode terbilang sedikit, Kanako Wada yang sudah cukup berinvestasi sudah mendapat dividen sepadan beberapa dekade kemudian, seiring grafik minat terhadap city pop menunjukkan momentum Bullish yang kuat pada saat ini.

Baca Juga : Playlist City Pop Jepang Pengarung Kehidupan Malam

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Share via
Copy link