2022AbstrakAmbientSlushwave

Days of Blue – Pencarian Kedamaian Bersifat Utopia Di Atas Langit

“Days of Blue butuh waktu setidaknya 1 tahun untuk dapat merealisasikan masa depan bersifat utopia yang ia telah dambakan selama ini, dan itu tertuang pada album studio ke-3 nya bertajuk ‘Blissful Days’.

Pada laman platform streaming bandcamp pribadi miliknya, seorang seniman misterius asal New York yang menggunakan moniker “Days of Blue” meninggalkan sebuah memo yang berbunyi : “soaring in the skies, resting on the clouds (Membumbung tinggi di langit, beristirahat di awan)”. Sungguh merupakan sebuah statement yang bercetak tebal, bahwa dalam setiap usaha yang ia kerahkan, Days of Blue ingin mengangkat ketenangan, dan kedamaian yang hanya terdapat di ujung langit sana, dan seolah berusaha membebaskan segala stigma yang melekat pada budaya musik internet bawah tanah dengan segala bentuknya yang bersifat outlier dan mengancam keberadaan masyarakat. Days of Blue butuh waktu setidaknya 1 tahun untuk dapat merealisasikan masa depan bersifat utopia yang ia telah dambakan selama ini, dan itu tertuang pada album studio ke-3 nya bertajuk “Blissful Days”. 

Album ini benar-benar menuntun pencarian kedamaian ini secara bertahap yang terefleksikan langsung oleh bagaimana Days of Blue mengembangkan kontur musiknya yang melangkah lagu demi lagu. Dimulai ketika “Dawn” selaku lagu pembuka hanya terdengar seperti sebuah dengkuran synth yang menjuntai dengan nada minimalis menggantung, dan taburan gelombang modulasi efek suara phaser elemen khas slushwave yang bergerak pasang surut. Itu tampaknya mengembalikan gagasan awal sebagaimana ketika Brian Eno yang menciptakan sentuhan musik ambient yang ditarik sebagai lagu latar yang memberikan efeknya secara di depan. Dengan sigap perkembangan melaju ketika memasuki “Morning Dew” lagu terpanjang, Days of Blue mulai menyisipkan melodi-melodi musim panas yang semakin bermekaran, dan vokal yang sengaja diperlambat dalam gaya motorik slow-motion untuk dapat meresapi keindahan dan keanggunan emosi yang ditenun di sana. 

Days-of-Blue-Blisfull-Days

“Blue Hue” dan “Cloud of the Sky” seperti mengembangkan teori penciptaan hari ke-3, ketika setelah selesai terbentang cakrawala dan hamparan laut yang indah dan meluas, mulailah tercipta objek-objek kehidupan di sini. Keduanya memunculkan beat downtempo menenangkan yang tampak asing bagi 2 lagu sebelumnya, sementara “Blue Hue” vokal sengaja diturunkan agar lebih membumi dan terkubur, seperti seorang pendosa yang menengadah ke langit sambil meratap untuk dapat terangkat dan tinggal di atas surga sana. Keinginannya pun terkabul ketika dalam “Cloud of the Sky” vokal memiliki tata letak yang tersentral dan mengeras, seolah ia telah bergabung dalam selebrasi pesta kayangan ini. Ketika momentum nya semakin cerah, itu ditutup dengan gemilang ketika “Sunset Gradient” memantik lengkingan saksofon yang merdu, menandakan bahwa malaikat sekalipun ikut meniupkan sasangkala sakralnya untuk memeriahkan kedamaian abadi yang hanya terjadi di atas langit sana.

Baca Juga : Apa Enaknya Musik Slushwave?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Share via
Copy link