Album Terbaru Rilisan Minggu Ini – 4 Febuari 2023
Album terbaru yang rilis minggu ini meliputi : Xandria, Best Fern, Li Jianhong & Wen Zhiyong & Deng Boyu, Calderum, Sunny War, Messiah in the Abyss, La Tène, Scáth na Déithe, dan masih banyak lagi.
Dengan maraknya album-album baru bermunculan setiap minggu, tentunya akan menyulitkan para penikmat musik untuk menentukan mana album yang sebaiknya didengarkan terlebih dahulu. Namun kalian tidak perlu risau lagi, sebab setiap minggu IndonesiansMostWanted berusaha memberikan rangkuman rilisan album terbaru yang tersedia di berbagai platform online streaming. Dengan harapan agar rekomendasi dari kami bisa menjadi pertimbangan utama kalian untuk mulai mencoba mendengarkan musik-musik baru yang dirilis sepanjang minggu ini. Pastikan anda tidak melewatkan rekomendasi musik baru yang kami berikan setiap minggunya.
Xandria – The Wonders Still Awaiting
Setelah melakukan restrukturisasi massal pada keanggotaan band 2022 lalu hingga hanya menyisakan drummer Marco Heubaum sebagai anggota asli, band symphonic metal asal Jerman ini telah siap kembali berkiprah dengan 4 anggota barunya. Sebagai langkah permulaan, Xandria melepas album bertajuk “The Wonders Still Awaiting” yang merupakan album pertama Xandria selama kurun waktu 6 tahun mengurungkan niat untuk melepas album studio sebiji-pun. Label metal raksasa asal Austria, Napalm Records masih menjadi rumah bagi Xandria bernaung hingga detik ini. Album comeback mengesankan ini mulai mencuri perhatiannya sekitar 4 bulan lalu, ketika salah satu single klip-nya berjudul “You Will Never Be Our God “ dirilis melalui kanal Youtube resmi milik Napalm Records dan sejauh ini telah menyentuh angka 400 ribu lebih views. Tidak hanya itu, pada single tersebut Xandria mengajak Ralf Scheepers vokalis band power metal Jerman, Primal Fear untuk berkolaborasi. Pihak band mengenai album terbarunya menyatakan : “XANDRIA muncul dengan musik lebih keras, gelap, dan lebih epik dari sebelumnya, akan tetapi memiliki pengaturan yang intim dan rentang emosi pada saat yang bersamaan. Kaya akan gaya dan genre yang berbeda, album ini mendekati skor film, mengirim pendengarnya dalam perjalanan yang mengasyikkan untuk mengalami dunia suara yang belum pernah terdengar sebelumnya di alam semesta XANDRIA.”
Xandria Bandcamp | Xandria Spotify | Xandria Apple Music | Xandria Deezer | Xandria Tidal
Best Fern – Earth Then Air
Jika melihat kolom album rekomendasi pada laman Bandcamp milik Best Ferm, tertera di sana beberapa punggawa musik indie yang cukup dikenal saat ini yakni Phoebe Bridgers dan Tomberin. Demikian faktanya, ketika proyek duo indie-pop asal Quebec ini mengenalkan 2 single sebagai promosi album debut mereka, terpampang di sana komposisi musik indie-pop minimalis dengan sentuhan instrumen bergaya ambient, gaya produksi yang rimbun, serta garis vokal yang melayang di antara permukaan instrumen. Tidak memiliki korelasi secara langsung dengan ke-2 moniker di atas, namun keseluruhan rangkaian album “Earth Then Air” dapat menaruh Best Fern pada Taksonomi famili yang identik dalam golongan indie-pop kontemporer. Kedua personil Alexia Avina and Nick Schofield memproduksi secara independent album Best Fern, menulis serta merekam keseluruhan album “Earth Then Air” di Banff Centre for Arts and Creativity.
Best Fern Bandcamp | Best Fern Spotify | Best Fern Apple Music
Li Jianhong & Wen Zhiyong & Deng Boyu – Les Trois Amis de l’hiver
Malam adalah waktu tepat untuk sekedar merelaksasi pikiran dan mengistirahatkan tubuh, tetapi itu tidak berlaku bagi ketiga komposer dan penulis lagu ini. Setiap malam menghampiri mereka bahu-membahu bereksperimen, melawan ketidakpastian acak ketika disaat orang banyak paranoid terhadapnya, demi menyentuh sebidang ladang perspektif baru dan cakrawala yang tampak begitu asing. Pencarian itu akhirnya berhasil tergenapi ditandai dengan rilisnya “Les Trois Amis de l’hiver” di bawah naungan label WV Sorcerer Productions 巫唱片 sebagai arsip dan pencapaian atas keberhasilan eksperimen melelahkan yang memakan waktu selama 1 tahun. Secara penuh perhatian dan kejelian, Deng Boyu menangani proses mixing album, dan Thomas Stadnicki dengan ekstra hati-hati memastikan proses mastering dari album mengeluarkan suara yang tidak memiliki kecacatan sonik sedikitpun. “‘Les Trois Amis de l’hiver (Tiga Sahabat Musim Dingin)’ mengacu pada tiga simbol tumbuhan: pinus, bambu, dan prem, yang diberi nama sesuai kemampuannya untuk tetap bertahan selama bulan-bulan musim dingin. Itu juga merupakan simbol karakter kemuliaan dalam budaya tradisional Tiongkok. Dalam kolaborasi live ini, ketiga musisi menampilkan “keterampilan” bermusik serta pemahaman diam-diam mereka. Ritme halus dan efek suara, suasana bergelombang dan emosi diselingi sepanjang pertunjukan. Dengan vitalitas dan imajinasi yang mengalir tanpa henti, dari terowongan ke terowongan lainnya, menuju cahaya reruntuhan. Ini merupakan suatu malam penuh dengan improvisasi bebas, kebisingan, dan musik psikedelik. Ilusi dan realitas, masa lalu dan masa depan semuanya bertemu di sini.” Seru pihak label terkait rilisan terbaru dari ketiga kolektif musisi improvisasi bebas tersebut.
Li Jianhong & Wen Zhiyong & Deng Boyu Bandcamp
Calderum – Lord Cramridor
Dari dataran Catalanoia, seseorang dengan nama asli Marc Rodriguez mengendalikan dan terafiliasi dengan begitu banyak proyek black metal. Ketika menggunakan moniker Lord Mortuorum, ia menebar mantra-mantra hitam dan memanifestasikannya dalam Calderum, sebuah kultus pribadi yang telah didirikannya sejak lama. Calderum sejauh ini telah melepaskan 2 album mengesankan dan “Lord Cramridor” baru saja masuk sebagai catatan ke-3 sepanjang Calderum berdiri. “Regions of Thy Dying Souls” merupakan salah single utama album. Memadukan kementahan esensi dari lo-fi black metal dengan kelembutan dengungan dungeon synth, Calderum siap kembali berpetualang dalam dunia fantasi gelapnya yang banyak meninggalkan jejak plot mengesankan. Calderum merilis album terbarunya, “Lord Cramridor” di bawah naungan Death Prayer Records.
Calderum Bandcamp | Calderum Spotify | Calderum Apple Music
Baca Juga : No Justice For All : Alasan Dibalik Thrash Metal Tidak Mampu Lagi Berjaya
Sunny War – Anarchist Gospel
Sunny War memandang dirinya tidak hanya sebagai musisi yang terjebak dalam blantika hiruk pikuk industri seni, tetapi ia diberkahi oleh tekanan alam untuk memiliki gejolak emosi yang begitu ekstrim, sehingga ia harus menumpahkannya segera pada sebuah wadah. Ia tidak mampu mendefinisikan secara gamblang akan jati dirinya ke dalam bentuk batasan suatu genre musik. Apakah ia merupakan reinkarnasi Robert Johnson dalam merevolusi blues? Atau seorang tokoh perjuangan punk penerus Bad Brains? Tidak ada yang dapat menebak bahkan dirinya sekalipun, sehingga ia mencetuskan untuk membuat “Anarchist Gospel” sebuah catatan yang akan mengeksplor pribadinya yang kompleks itu secara komprehensif. “Saya merasa seperti memiliki dua sisi kepribadian. Salah satunya sangat merusak diri sendiri, dan yang lainnya mencoba bekerja dengan separuh lainnya untuk menjaga keseimbangan.” Pungkas Sunny War.
Sunny War Bandcamp | Sunny War Spotify | Sunny War Apple Music | Sunny War Deezer | Sunny War Tidal
Messiah in the Abyss – Epigram of the Unjust
Zarathustra the Dead satu-satunya sang konseptor dibalik Messiah in the Abyss memiliki cara pandang tersendiri dalam melihat black metal. Mengkombinasikan kejernihan dari melodi gitar logam klasik yang menusuk dengan tingkat kebisingan tinggi dari vokal serta drum yang diredam pada kualitas produksi mentah dan alami. Ia melintasi berbagai literatur pemahaman dan filosofis dari perlawanan terhadap ilusi kosmis, sinisme dalam meninjau eksistensi manusia, pemahaman esoteris kematian sebagai esensi dari penciptaan baru, dan meyakini alam yang berporos dari kekacauan. “Epigram of the Unjust” merupakan album studio ke-6 dan sekaligus menjadi album pertama bagi Messiah in the Abyss yang dilepas di bawah label Death Prayer Records.
La Tène – Ecorcha/Taillée
Mengembalikan pemikiran pemula yang minimalis adalah konsep inti proyek folk asal Swiss ini berdiri. La Tène melepas album studio ke-4 nya sepanjang karir dan mereka kembali memutuskan untuk berkolaborasi bersama Les Disques Bongo Joe sebuah label underground asal Swiss yang menyajikan begitu banyak kepingan koleksi musik extra-ordinary yang berada di luar jangkauan pendengar pragmatis. “Ecorcha/Taillée” menyajikan kombinasi dari kehalusan partikel musik folk, melodi sustainable minimalis musik drone, serta rangka perjalanan menuju eksperimentalisme yang menjunjung tinggi keleluasaan dalam bertransisi. Keseluruhan album direkam langsung pada sebuah gudang serbaguna dalam sekali pengambilan rekaman suara. “Karya-karya La Tène merupakan sebuah perjalanan panjang, menghipnotis, dan tanpa kata-kata. Semuanya dibangun dari instrumentasi rakyat tradisional, perkusi liar, dan hiasan elektronik yang kabur dan halus. Terasa sentuhan musik kuno dan bersahaja seperti artefak berusia ribuan – dengan semua logam, kayu, dedikasi, dan keahlian yang diperlukan.” Tulis pihak band melalui laman resmi bandcamp pribadi mereka.
La Tène Bandcamp | La Tène Spotify | La Tène Apple Music | La Tène Deezer | La Tène Tidal
Scáth na Déithe – Virulent Providence
Cathal Hughes mantap memutuskan proyek black metal besutannya, Scáth na Déithe untuk tidak lagi menerima keterlibatan secara langsung anggota band lain selain dirinya. Ini sudah berjalan cukup lama, ketika black metal asal Irlandia ini melepas “The Dirge of Endless Mourning” pada 2020 lalu. Kini 3 tahun semenjak album sophomore-nya, Scáth na Déithe berkreasi dengan format yang lebih eksentrik dan ekstrem pada album ke-3 nya kali ini. “Virulent Providence” menghadirkan 2 sisi lagu yang saling melengkapi dan setiap individunya memiliki nafas durasi yang sangat panjang, hingga menyentuh waktu 20 menit. Hughes menangani sendiri prosesi rekaman dan mixing, sementara ia turut mengajak tokoh extreme metal kawakan saat ini, Colin Marston untuk menggunakan kejeniusannya dalam mengerjakan tahap mixing. Pihak band masih loyal menggunakan jasa seniman Luciana Nedelea untuk menggarap artwork dengan goresan yang lebih timbul dan alami dalam mengkomuniskan suatu panorama visual mimpi buruk yang mengerikan.
Scáth na Déithe Bandcamp | Scáth na Déithe Spotify | Scáth na Déithe Apple Music
Rilisan Lainnya
$quib – Micros (Art-Pop / Experimental Pop / Glitch Pop)
2KBABY – Scared 2 Love (Pop Rap / Rap / Trap / Hip-Hop)
7Seconds – Walk Together, Rock Together (Hardcore / Melodic Punk)
Acid Arab – ٣ (Trois) (Techno music / Arabic / Mahraganat)
All Out War – Celestial Rot (Metalcore)
Amtrac – Extra Time (Deep House / Progressive House / House)
ArsGoatia – Hiding Amongst Humans (Black Metal)
babyfang – In the Face Of (Post-Punk / Post-Grunge)
BLACKWÜLF – Thieves & Liars (Stoner / Heavy Metal)
Black Water Sunset – Engraved Spectral Aeons (Melodic / Progressive Death Metal)
Brian Jonestown Massacre – Your Future Is Your Past (Psychedelic Rock / Neo-Psychedelia / Space Rock)
Chad M. Clark – Vast Mass (Free Improvisation)
Cold Dew – Yuyu 欲欲 (Art Rock)
Colony House – The Cannonballers (Indie Rock / Pop Rock)
Crawl – Damned (Sludge / Drone Metal)
Daemonian – The Frost Specter’s Wrath (Melodic Black / Death Metal)
DeWolff – Love, Death & in Between (Blues Rock)
Dreadrealm – Live from the Fall (Ambient/Atmospheric Black Metal)
Duda Beat – T3 AM0 L4 F0R4 RMX (EDM)
Ellie Goulding – Higher Than Heaven (Electropop / Pop)
e.m.butler – participation trophies (Glitch / IDM)
Evita Manji – Spandrel? (Deconstructed Club / Art Pop / UK Bass)
Falaise – After All This Time (Blackgaze)
Fantastic Negrito – Grandfather Courage (Soul / Rock / Blues Rock)
Forever Pavot – L’idiophone (Psychedelic Pop / France Pop)
Fox Stevenson – Enemy Brain Entertainment Suite (Dancefloor Drum and Bass / Electropop, Drumstep / Brostep / Dance-Pop / Breakbeat)
Godiva – Hubris (Melodic Death Metal / Gothic)
Gezan with Million Wish Collective – あのち (Art-Rock / Experimental Rock)
The Go! Team – Get Up Sequences Part Two (Indietronica / Indie Pop / Indie Rock)
Grateful Dead – Road Trips Vol. 1 No. 1—Fall ’79 (Psychedelic Rock / Folk Rock)
Huntly – Sentimental Still (Indietronica)
Ibex Clone – All Channels Clear (Garage Punk)
James Brandon Lewis – Eye of I (Avant-Garde Jazz)
John Frusciante – : I I . (Indie Rock / Alternative Rock)
Jonatan leandoer96 – Sugar World (Hypnagogic Pop / Art Pop / Alternative R&B)
Kairi Yagi – 健やかDE居たい (J-Pop)
Korn – Requiem Mass (Nu-Metal / Alternative Metal)
Ku One Chan – Object (Contemporary R&B)
Loscil & Lawrence English – Colours of Air (Ambient / Drone / Electronic)
Mackelmore – Ben (Pop Rap / West-Coast Hip-Hop)
Mao Sasagawa – Welcome to Sunnyside (Art-Pop)
Matthias Puech – Mt. Hadamard National Park ( Ambient / Field Recordings / Electroacoustic)
Memoriam – Rise to Power (Death Metal)
The Men – New York City (Synthpop)
M(h)aol – Attachment Styles (Post-Punk)
Miriam Clancy – Black Heart (Pop)
Mithridatum – Harrowing (Dissonant Death Metal)
Mod Sun – God Save the Teen (Pop Punk / Emo-Pop / Pop Rap)
Mol Sullivan – A Little Hello EP (Indie Rock / Indie Pop)
Musa – 111 (Emo-Rap)
The Orlando Consort – Remede de fortune (Ars Nova)
Patrick Shiroishi & Dustin Wong – 森の穴 (Experimental / Avant-Garde Jazz)
Pavel Milyakov – Project Mirrors (Ambient / Post-Industrial / Trance)
Phoxjaw – notverynicecream (Alternative Rock / Post-Hardcore)
The Psychotic Monks – Pink Colour Surgery (Psychedelic Rock)
RAY / Dai Dai Dai / CROSSNOESIS – Atmosphere (Shoegaze / Synth-Pop / Electropop)
RAYE – My 21st Century Blues (Dance-Pop / Alternative R&B / Pop Rap)
Remote Viewing – Modern Addictions (Noise Rock / Sludge Metal)
Rexoria – Imperial Dawn (Power Metal)
Robert Forster (of The Go-Betweens) – The Candle and the Flame (Jangle-Pop / Pop Rock)
Rose Gray – Higher Than the Sun EP (Dance-Pop / Synth-Pop)
The Psychotic Monks – Pink Colour Surgery (Psychedelic Rock)
Sanguine Wounds – Vampiric Opulence (Raw Black Metal / Dungeon Synth)
Sanguisugabogg – Homicidal Ecstasy (Death Metal)
Say Hi – Elocution Prattle (Indie Pop / Indie Rock)
Shania Twain – Queen of Me (Country Pop / Pop Rock)
Slimesito – Paid n Full (Dark Plugg / Southern Hip Hop / Gangsta Rap)
The Smashing Pumpkins – Atum: Act II (Harsh Noise Wall)
Soulmass – Let Us Pray (Death / Doom Metal)
Squonk – UMAMI (Contemporary R&B)
SYML – The Day My Father Died (Indietronica / Indie Folk / Indie Pop)
Thrice – The Artist in the Ambulance (Revisited) (Alternative Rock / Post-Hardcore / Melodic Hardcore)
Tropical Fuck Storm – Submersive Behavior EP (Art Punk / Noise Rock / Experimental Rock)
Vanille – La clairière (Dream Pop)
The Velvet Hands – Sucker Punch (Garage Rock)
VIVIZ – VarioUS (K-Pop / Dance-Pop / Contemporary R&B)
The WAEVE (Graham Coxon and Rose Elinor Dougall) – The WAEVE (Art-Rock)
Vylet Pony – Carousel (An Examination of the Shadow, ‘Creekflow’, and its Life as an Afterthought) (Electropop / Synthpop / Brostep / Electro House)
The Winery Dogs – III (Hard Rock)
WuW – L’Orchaostre (Post-Metal)
Young Fathers – Heavy Heavy
Zopp – Dominion (Canterbury Progressive Rock)
Baca Juga : Mengapa False Nostalgia Muncul Saat Mendengarkan Musik?