Album Terbaru Rilisan Minggu Ini – 27 Juni 2025
Album terbaru yang rilis minggu ini meliputi : Lorde, Fer De Lance, Iron Giant, Thanatorean, Great Death, Putridity, Me Lost Me, Shadow of Intent, dan masih banyak lagi.
Dengan maraknya album-album baru bermunculan setiap minggu, tentunya akan menyulitkan para penikmat musik untuk menentukan mana album yang sebaiknya didengarkan terlebih dahulu. Namun kalian tidak perlu risau lagi, sebab setiap minggu IndonesiansMostWanted berusaha memberikan rangkuman rilisan album terbaru yang tersedia di berbagai platform online streaming. Dengan harapan agar rekomendasi dari kami bisa menjadi pertimbangan utama kalian untuk mulai mencoba mendengarkan musik-musik baru yang dirilis sepanjang minggu ini. Pastikan anda tidak melewatkan rekomendasi musik baru yang kami berikan setiap minggunya.
Lorde – Virgin

Penyanyi-penulis lagu asal Selandia Baru yang telah meroket secara global, Lorde, merilis album studio keempatnya bertajuk “Virgin” melalui Universal Music New Zealand. Dirilis setelah gesekan kreatif dengan Jack Antonoff, “Virgin” sebagai penanda dari Lorde yang seperti “menulis dengan darahnya sendiri”, secara gamblang berani mengungkapkan kejujuran ekstensif. “Virgin” terdiri dari 11 lagu termasuk single andalan “What Was That”, “Man of the Year”, dan “Hammer”. Keseluruhan lagu diproduseri oleh Lorde bersama Jim‑E Stack, dengan kontribusi dari nama-nama kreatif seperti Devonté Hynes (Blood Orange), Dan Nigro, Fabiana Palladino, dan Buddy Ross. Album ini menawarkan narasi pribadi yang kompleks dari kegelisahan digital dalam “Hammer”, melalui refleksi emosional di “What Was That”, hingga seksualitas dan identitas gender dalam “Man of the Year” Lirik-liriknya mencerminkan tema klise identitas, kegelisahan eksistensial, dan keberanian untuk menghadapi kekaburan masa kini. Lorde sendiri telah mengumumkan agenda tur terbarunya bertajuk “Ultrasound World Tour” yang akan dimulai pada September 2025. Lorde juga turut membawa penampil dukungan untuk turnya mulai dari Blood Orange, The Japanese House, Nilüfer Yanya, dan lainnya.
Lorde Spotify | Lorde Apple Music | Lorde Deezer | Lorde Tidal
Fer De Lance – Fires on the Mountainside

Kolektif epic heavy/doom metal asal Chicago, Fer De Lance, kembali dengan album penuh kedua bertajuk “Fires on the Mountainside”, yang dirilis melalui label Cruz del Sur Music. Setelah debut mereka, “The Hyperborean” yang mengesankan, Fer De Lance melangkah lebih jauh: tidak hanya menyajikan riff berat dan melodi atmosferik, tetapi juga membangun dunia musikal luas penuh ketegangan dan mistisisme. Fer De Lance dikenal menenun elemen power metal ala Dio / Rainbow dengan kekuatan doom dan sentuhan folk. Di “Fires on the Mountainside”, mereka menyempurnakan formula tersebut balutan epic metal bercampur doom, folk, black metal, dan alegori mitologis serupa seperti Atlantean Kodex dan Rotting Christ. Album ini direkam dan diproduksi oleh Matt Russell, dimixing dan kemudian dimaster oleh Arthur Rizk. Hasilnya sebuah karya sonic yang jernih namun brutal menghadirkan atmosfer gemuruh, riff kaya detail, suasana gelap, serta highlight synth halus yang menggaris bawahi nuansa epik.
Fer De Lance Bandcamp | Fer De Lance Spotify | Fer De Lance Apple Music | Fer De Lance Deezer | Fer De Lance Tidal
Iron Giant – Terry Riley’s In C

Kolektif musik asal Birmingham, Iron Giant Free Association, merilis album debut mereka “Terry Riley’s In C” pada 25 Juli 2025 melalui label Earth Libraries. Album tersebut merupakan sebuah penghormatan sekaligus penjelajahan ulang atas karya monumental minimalis tahun 1964 milik Terry Riley. Namun ini bukan sekadar rekreasi aransemen klasik. Bagi Iron Giant, proyek ini merupakan hasil fermentasi panjang sebuah hubungan musikal yang telah tumbuh dan berkembang selama lebih dari satu dekade. Apa yang dimulai sebagai ketertarikan atas format multi-instrumentasi dalam In C, perlahan berubah menjadi laboratorium eksperimental yang terus menguji batasan antara struktur dan kebebasan. “Perjalanan kami bersama In C bukanlah linear,” ungkap para personel Iron Giant. “Ia tumbuh bersama kami, menyerap improvisasi, distorsi, dan pergeseran makna.” Reinterpretasi mereka terhadap karya Riley melampaui nuansa repetitif khas minimalisme dan menjelma menjadi lanskap suara yang nyaris psikedelik: perkusi yang menghipnotis, lapisan synthesizer yang mengambang, gangguan dari radio AM/FM, hingga dentuman bass yang nyaris ritualistik. Semua dirangkai dan direkam secara telaten di ruang studio rumahan mereka selama setahun penuh, seolah-olah mereka tidak sekadar membawakan ulang In C, tetapi mematri kembali nadi dan denyut hidupnya dalam konteks sonik yang baru. Dari sisi produksi, album ini di-mix oleh Brad Time dan di-master oleh Jamie Sego di Portside Sound.
Iron Giant Bandcamp | Iron Giant Spotify | Iron Giant Apple Music
Thanatorean – Ekstasis of Subterranean Currents

Duo black metal asal Polandia, Thanatorean, resmi merilis album debut mereka yang bertajuk “Ekstasis of Subterranean Currents”melalui label avant-garde I, Voidhanger Records. Proyek ini merupakan pertemuan dua sosok dari ranah ekstrem: K.M., multi-instrumentalis di balik proyek gelap Ars Magna Umbrae, serta E., vokalis dari Cultum Interitum, unit black metal penuh kekacauan ritualistik. Jika nama Ars Magna Umbrae selama ini diasosiasikan dengan pendekatan eksperimental dan atmosferik dalam black metal, Thanatorean justru memilih arah sonik yang lebih liar dan purba. “Ekstasis of Subterranean Currents” mempersembahkan suara yang mentah, disonan, dan agresif sebuah teror sonik yang menggeliat seperti cacing pada mayat yang membusuk, dengan riff yang tak hanya menggerus, tapi juga menciptakan semacam ekstase spiritual dalam ruang gelap yang lembap dan penuh bisikan akhirat. Thanatorean memusatkan pandangan mereka ke dalam ruang bawah tanah mitologis dan psikologis tempat Kematian menjadi objek pemujaan dan perenungan. Bukan sekadar ketakutan manusia atas kefanaan, namun juga keterpukauan terhadap kemungkinan akan penerimaan kebenaran terakhir dan kedamaian batin, dalam pelukan malaikat maut yang pucat dan tak mengenal belas kasihan. Album ini lahir sebagai kronik tindakan gila, digali dari tanah persimpangan terkutuk oleh K.M. (instrumen dan lirik) serta E. (vokal). Karya seni pada sampul album disalurkan oleh Drahmarduk, sementara logo diukir oleh tangan mistikal milik BMS Illustration, dan seluruh desain visual ditata oleh Francesco Gemelli, yang dikenal lewat sentuhan seninya di banyak rilisan black metal esoterik.
Great Death – Die In Love

Dalam lanskap shoegaze dan indie rock yang sering kali tenggelam dalam kebisingan dan distorsi, Greet Death justru memilih untuk memperlambat waktu. Lewat album terbaru mereka, “Die In Love”, band ini menyuguhkan pengalaman sonik yang sangat melankolis, sebuah meditasi keras dan lembut tentang cinta, kehilangan, dan keindahan yang menyakitkan dari hal-hal yang tak bertahan lama. Dirilis melalui label Deathwish, album ini memperlihatkan transformasi Greet Death ke arah yang lebih subtil namun emosional. Dalam sembilan trek yang menghantui, mereka mengekspresikan kepekaan musikal yang mendalam: gemerlap akustik yang tenang namun penuh resonansi, perkusi yang berat dan lambat seolah menandai waktu yang membeku, serta lapisan fuzz yang menghantui, mengisi ruang antara kenangan dan kesedihan dengan volume tinggi dan tekstur lembut. Rekaman dilakukan oleh Jackie Kalmink di Davisburg, MI, sementara proses mixing dipercayakan kepada Nick Diener di Oneder Studios dan mastering ditangani oleh Carl Saff dari Saff Mastering. Beberapa lapisan tambahan dikerjakan oleh Seth Beck dan Nick Diener, dengan sentuhan keyboard di lagu “Red Rocket” yang dimainkan oleh Beck semua memperkaya nuansa atmosferik yang menjadi ciri khas album ini.
Great Death Bandcamp | Great Death Spotify | Great Death Apple Music | Great Death Tidal
Putridity – Morbid Ataraxia

Brutal death metal quintet asal Turin, Italia, Putridity, kembali dengan album penuh keempat mereka, “Morbid Ataraxia”, yang dirilis melalui label extreme metal prestisius, Willowtip Records. Album ini menampilkan formasi yang diperkuat oleh drummer baru Cédric Malebolgia (Molested Divinity), serta diracik ulang secara sonik oleh Luca Minieri di Dissonant Studio dan di-master oleh Wojtek Wiesławski di Hertz Studio. Walaupun menggenggam brutalitas murni, kini Putridity menghadirkan produksi lebih bersih dan seimbang, tanpa mengorbankan intensitas gitar terdengar tebal, drum presisi, dan bass menonjol di tengah hiruk-pikuk tracks. Meski tempo umum tergolong ekstrim, album ini memiliki jeda atmosferik terlebih dalam judul trek “Morbid Ataraxia” dan closing epic “Immersed in the Spell of Death”, yang menampilkan bagian sample ambience menyerupai lanjutan rasa sakit. Putridity menerjemahkan “ataraxia” (ketenangan jiwa) dengan cara paling ironis: melalui ledakan bunyi yang brutal, mereka mengekspresikan kontemplasi terhadap keburukan manusia terus menyerang dengan kemarahan dan disgust, namun secara paradoks mencari ketenangan dalam kekacauan tersebut.
Putridity Bandcamp | Putridity Spotify | Putridity Apple Music | Putridity Deezer | Putridity Tidal
Me Lost Me – This Material Moment

Me Lost Me, proyek eksperimental folk asal Newcastle yang digagas oleh seniman Jayne Dent, merilis album penuh keempatnya berjudul “This Material Moment” melalui label Upset the Rhythm. Jayne Dent dikenal dengan kecenderungannya mengaburkan batasan genre, memadukan vokal kuat yang kadang menyerupai ritual dengan landskap elektronik atmosferik. Namun dalam “This Material Moment”, pendekatan tersebut berkembang menjadi sesuatu yang lebih mentah secara emosional. Sebuah upaya untuk menyentuh inti perasaan dan pengalaman manusia melalui materialitas suara dan kata. Dent memosisikan kata-kata bukan sekadar lirik, melainkan bahan mentah untuk eksperimen jenaka yang sarat metafora, analogi, dan bentuk-bentuk linguistik tak lazim. Berangkat dari pengalaman lokakarya bersama musisi dan komposer Julia Holter, Dent mengembangkan teknik menulis otomatis yang kemudian menjadi pondasi dalam penciptaan album ini. Ia juga mengeksplorasi metode literer seperti puisi mesostik dan terjemahan fonetik alat-alat yang biasanya ditemui dalam puisi eksperimental dan praktik avant-garde. Namun meskipun strategi kreatifnya berbasis pada peluang dan eksperimentasi bebas, hasil akhirnya justru sangat pribadi. “Terlepas dari semua itu, ini terasa seperti album paling emosional yang pernah saya buat,” ungkap Jayne. Ia menggambarkan proses kreatif ini seperti tes Rorschach, yang mengungkap lapisan-lapisan bawah sadar yang selama ini tersembunyi. Proses rekaman dilakukan di Blank Studios, Newcastle, dengan Sam Grant sebagai engineer sosok yang juga pernah bekerja pada album sebelumnya, “RPG.”
Me Lost Me Bandcamp | Me Lost Me Spotify | Me Lost Me Apple Music | Me Lost Me Deezer | Me Lost Me Tidal
Shadow of Intent – Imperium Delirium

Symphonic deathcore asal Amerika, Shadow of Intent merilis album kelima mereka berjudul Imperium Delirium, dirilis secara independen dan hanya melibatkan Blood Blast Distribution sebagai distribusi tanpa melibatkan label besar. Album ini dimulai dengan single pertama “Feeding the Meatgrinder”, menampilkan vokal tamu Corpsegrinder (Cannibal Corpse). Musiknya adalah “anti-imperialisme brutal” sebuah penggambaran perang masal yang mengerikan dan mekanik mematikan, lengkap dengan refrain nihilistik “Continue to bleed or feed you’re feeding the meatgrinder”. Shadow of Intent menyelami sisi gelap kekuasaan melalui kombinasi riffs teknikal, orkestra simfonik, hingga breakdown yang menghancurkan. Lagu ketiga, “Infinity of Horrors”, menyoroti trauma psikologis perang dan kekejaman modern, dilengkapi kutipan Florence Nightingale tentang “intoksikasi brutalitas”. Shadow of Intent sendiri, dijadwalkan untuk tur keliling North America bersama Lorna Shore dan The Black Dahlia Murder pada musim gugur 2025.
Shadow of Intent Bandcamp | Shadow of Intent Spotify | Shadow of Intent Apple Music | Shadow of Intent Deezer | Shadow of Intent Tidal
Rilisan Lainnya
Adrian Quesada (of Black Pumas) – Boleros Psicodélicos II (Psychedelic Soul / Latin Soul)
Álef Hylliel – Laniakea (Blackgaze)
Analtopsy – Intense Digestive Release (Brutal Death Metal)
Andrew Pekler – New Environments & Rhythm Studies (Ambient / Electroacoustic)
Anfauglir – Akallabêth (Symphonic Black Metal)
Angel of Damnation – Ethereal Blasphemy (Doom Metal)
Barbra Streisand – The Secret Of Life: Partners / Volume Two (Vocal Jazz / Traditional Pop)
BC Camplight – A Sober Conversation (Indie Pop / Baroque Pop)
BKTHERULA – LUCY (Trap / Southern Hip Hop)
Blonde Redhead – The Shadow of the Guest (Dream Pop / Art Rock)
Botsch – 061524 (Indie Rock / Post-Punk)
Cole Swindell – Spanish Moss (Country Pop / Contemporary Country)
Cosmic Joke – Forced Perspective (Hardcore Punk)
Creeping Fear – Realm of the Impaled (Death Metal)
Daisy the Great – The Rubber Teeth Talk (Indie Pop / Chamber Pop)
Daisychain – All in a Name (Indie Folk / Singer-Songwriter)
Dana and Alden – Speed (Free Improvisation / Avant-Garde Jazz)
Daniel Ellsworth & The Great Lakes – HIGH(er) LIFE (Indie Rock / Power Pop)
Dedalus Ensemble – Music With Changing Parts (Minimalism / Process Music)
Deadguy – Near-Death Travel Services (Metalcore / Mathcore)
Deciduous Forest – Fields of Yore (Atmospheric Black Metal)
Domkraft – Domkraft (Stoner Metal / Doom Metal)
Domkraft – Self-Titled (Stoner / Sludge / Doom Metal)
Drawn & Quartered – Lord of Two Horns (Death Metal)
Draghoria – Eternal Sleep (Death / Thrash Metal)
Durand Jones & The Indications – Flowers (Soul / Neo-Soul)
Durry – This Movie Suck (Indie Rock / Power Pop)
Eteritus – Odium et Irae Dei Super Vos (Death Metal)
Etnobotanika – Kosmobotanika (Ambient House / Outsider House)
Existensialist – Terminal (Deathcore)
Farah Kaddour & Marwan Tohme – Ghazel (Avant-Folk / Electroacoustic)
Felly – Ambroxyde (Alternative R&B / Neo-Psychedelia)
Fishbone – Stockholm Syndrome (Ska Punk / Funk Metal)
Frankie Cosmos – Different Talking (Indie Pop / Lo-Fi Indie)
Frankie Grande – Hotel Rock Bottom (Dance-Pop / Electropop)
fromis_9 – From Our 20’s (K-Pop / Pop Rock)
Gashi – The Killah Whales of Gotham (Alternative R&B / Cloud Rap)
Gelli Haha – Switcheroo (Experimental Hip Hop / Glitch Hop)
Gelo – League of My Own (UK Drill / Trap)
Genophobic Perversion – Autopsied Existence (Goregrind / Gorenoise)
Glitterbeat – Carry Them With Us (Post-Rock / Ambient Pop)
Gravered – Classic Cult to Death (Death Metal)
Heaven Shall Burn – Heimat (Melodic Death Metal / Metalcore)
HellHunger – The Painful Will of an Ancient Being (Black Metal)
Herrementari – Against Life (Slam / Brutal Death Metal)
HLLLYH – URUBURU (Art Rock / Progressive Pop)
Indemon – Reclaiming Chaos (Death / Thrash Metal)
Indesiderium – The Nocturnal Seance of Lucifer (Black Metal)
Inhuman Condition – Mind Trap (Death / Thrash Metal)
Isabella Lovestory – Vanity (Reggaeton / Hyperpop)
The Jacquess – The Four Five Three (Indie Rock / Jangle Pop)
Jakko M. Jakszyk (of King Crimson) – Son of Glen (Progressive Rock / Art Rock)
Juan Waters – MVD LUV (Alternative R&B / Neo-Soul)
Kasai – 〽(IDM / Footwork)
KATSEYE – BEAUTIFUL CHAOS EP (K-Pop / Dance-Pop)
kerri – DON’T PANIC (Hyperpop / Electropop)
Kevin Abstract – BLUSH (Alternative Hip Hop / Pop Rap)
King – K (Death / Black Metal)
King Witch – III (Heavy / Doom Metal)
Landon Smith – Reckson So EP (Indie Pop / Bedroom Pop)
late night drive home – as I watch my life online (Shoegaze / Dream Pop)
Laura Stevenson – Late Great (Indie Folk / Singer-Songwriter)
Lauren Spencer Smith – The Art of Being a Mess (Pop / Singer-Songwriter)
Lenax – Infection (Black Metal)
Lord Belial – Unholy Trinity (Black Metal)
Lucille – Dawn of Destruction (Thrash Metal)
MadMonty – MadMonty (Ambient / Impressionism)
Mara – Sword of Vengeance (Black Metal)
Mark Mallman – Magic Time (Piano Rock / Power Pop)
Maoli – Last Sip of Summer (Reggae Fusion / R&B)
Me Lost Me – This Material Moment (Avant-Folk)
Merzbow – Sedonis (Noise / Harsh Noise)
Mizmor – Mnemonic: Ambient Mosaic (Ambient / Drone / Doom Metal)
Morgul Vale – Unfinished Tales from the Undying Lands (Atmospheric Black Metal)
Mrome – Boneyard Twist (Thrash Metal)
Natanya – Feline’s Return EP (Alternative R&B / Neo-Soul)
Noise Trail Immersion – Tutta la morte in un solo punto (Post-Black / Mathcore)
Pan American & Kramer – Interior of an Edifice Under the Sea (Ambient / Drone)
Parker McCollum – Parker McCollum (Country / Americana)
Perpetual Paradox – Deathwish (Metalcore / Groove Metal)
Pi’erre Bourne – Made in Paris (Trap / Southern Hip Hop)
Pig Pen (feat. Matty Matheson) – Mental Madness (Hardcore Punk / Powerviolence)
Pleasure Pill – Hang A Star (Synthpop / New Wave)
Ringlets – The Lord Is My German Shepherd (Time For Walkies) (Post-Punk / Art Punk)
Robert Randolph – Preacher Kids (Gospel / Sacred Steel)
Russ – W!LD (Hip Hop / Pop Rap)
RXKNephew – Trap One Day (Trap / Gangsta Rap / PluggnB)
Sharpie Smile – The Staircase (Emo / Midwest Emo)
Shining – Divided You’ll Stand and United You’ll Fall (Depressive Black Metal)
Sister Sadie – All Will Be Will (Bluegrass / Progressive Bluegrass)
Skegss – State of Hawaii EP (Surf Rock / Garage Rock)
Smut – Tomorrow Comes Crashing (Shoegaze / Noise Pop)
SODOM – The Arsonist (Thrash Metal / Speed Metal)
Starling – Forgive Me EP (Indie Pop / Dream Pop)
Susannah Joffe – Cult Leader EP (Indie Pop / Singer-Songwriter)
TDJ – TDJ (Electro / Minimal Synth)
WAVVES – SPUN (Indie Rock / Noise Pop)
Willi Carlisle – Winged Victory (Folk / Americana)
Водомѣръ – В тёмных водах (Symphonic Black Metal)
Zoh Ambra – Sun (Free-Jazz / Avant-Jazz)
Zzz. – Close Your Eyes & Listen EP (Ambient / Drone)
Baca Juga : UTOPIA – DYSTOPIA – Teknologi, Masa Lalu, & Masa Depan – 01