Album Terbaru Rilisan Minggu Ini – 11 Febuari 2023
Album terbaru yang rilis minggu ini meliputi : Paramore, In Flames, Tennis, Haxanu, Kelela, Oak, dan masih banyak lagi.
Dengan maraknya album-album baru bermunculan setiap minggu, tentunya akan menyulitkan para penikmat musik untuk menentukan mana album yang sebaiknya didengarkan terlebih dahulu. Namun kalian tidak perlu risau lagi, sebab setiap minggu IndonesiansMostWanted berusaha memberikan rangkuman rilisan album terbaru yang tersedia di berbagai platform online streaming. Dengan harapan agar rekomendasi dari kami bisa menjadi pertimbangan utama kalian untuk mulai mencoba mendengarkan musik-musik baru yang dirilis sepanjang minggu ini. Pastikan anda tidak melewatkan rekomendasi musik baru yang kami berikan setiap minggunya.
Paramore – This Is Why
Sempat terombang-ambing dengan kebimbangan dan ketidakjelasan akan masa depan dari band, akhirnya pahlawan alternative rock / pop-punk 2000’an ini memutuskan untuk kembali aktif, setelah sang vokalis, Hayley Williams mengumumkan akan kembali bersama band pada 2021 lalu. Tidak hanya mengobati rasa rindu para penggemarnya melalui pertunjukkan langsung, Paramore nyatanya menunjukkan keseriusan comeback-nya dengan melepas album terbaru berjudul “This is Why”. Ini menjadi album pertama bagi Paramore setelah 6 tahun mereka dinyatakan hiatus. Album terbaru Paramore ini diproduseri oleh Carlos de la Garza di Los Angeles dan sebelumnya mereka juga telah merilis single klip dengan judul yang sama dan diproduseri oleh frontman Turnstile, Brendan Yates. Mengutip perkataan Hayley Williams ketika diwawancara oleh pihak Rolling Stones, ia mengatakan : “output kami selalu tercecer di mana-mana dan proyek ini, nampaknya tidak jauh berbeda. Kami masih dalam kesulitan tetapi beberapa hal tetap konsisten sejak awal. Pertama kami ingin lebih menekankan kembali pada gitar dan kedua, Zac harus pergi sebagai seseorang yang liar seperti yang dia inginkan dalam pengambilan drum.”
Paramore Spotify | Paramore Apple Music | Paramore Deezer | Paramore Tidal
In Flames – Foregone
Sudah sekian lama veteran melodic death metal kelahiran Gothenburg ini tidak lagi mendapat sorot mata ramah dan sambutan yang hangat. Sejak mereka memutuskan beralih pada musik bergaya metalcore / alternative metal, para metalhead (bahkan penggemar die hard mereka) cenderung skeptis dalam merespon rilisan demi rilisan baru yang digelontorkan In Flames. Kini melalui rilisnya “Foregone” selaku album studio ke-14 sepanjang karirnya, In Flames berisap menepis semua keraguan dan kritikan yang dituduhkan pada mereka. Indikator kembalinya In Flames merilis materi yang solid, sudah mulai tercium ketika mereka melepas salah satu single-nya berjudul “Foregone Pt.1”. Himne daripada riff-riff melodic death metal yang sudah lama dirindukan kini lebih gencari berkumandang, bersanding dengan peralihan gaya musik metal modern yang sudah menemani mereka selama rentan 2 dekade belakangan ini. In Flames mendapat kekuatan baru daripada departemen gitar, ketika Chris Broderick memutuskan untuk bergabung bersama band 2022 lalu. Anders Fridén selaku vokalis utama berkomentar : “Masuk ke sesi Foregone, kami ingin membuat rekaman yang sangat digerakkan oleh gitar dan memiliki dasar yang kuat antara bass dan drum. Kami masih melakukan pendekatan penulisan lagu dengan cara yang sama, seperti yang selalu kami lakukan, sebagai penjajaran antara melodi dan agresi. Itulah DNA musik kami. Dari akhir lirik, tidak ada kekurangan inspirasi untuk diambil, terutama konsep waktu.” Friden melanjutkan, “Sungguh gila bahwa setelah semuanya kami masih di sini dan di album keempat belas kami, saya merasa bahwa kami telah menemukan keseimbangan yang baik antara masa lalu, masa kini, dan masa depan dengan Forgone. Ini adalah era baru In Flames! ”
In Flames Bandcamp | In Flames Spotify | In Flames Apple Music | In Flames Deezer | In Flames Tidal
Tennis – POLLEN
Jika diperhatikan, beberapa minggu belakangan ini rubik mengenai “rilisan album terbaru mingguan” selalu menghadirkan punggawa indie pop. Hal tersebut tidak mengherankan, dikarenakan genre musik satu ini memiliki momentum tren yang sedang menanjak dan pada minggu ini giliran proyek duo indie pop asal Colorado, Tennis yang melepaskan album keduanya dengan judul “POLLEN”. Membutuhkan jarak waktu sekitar 3 tahun untuk Tennis melepas sekuelnya, pasca mereka merilis album debut berjudul “Swimmer”. Mari sepakat bahwa kehadiran Tennis di tengah gegap-gempita skena musik indie pop tidak bermaksud merevitalisasi daripada bentuk dan pemaknaannya, melainkan sebagai salah satu anggota yang berusaha menerapkan “standar yang sesuai” dengan ketetapan yang sudah ada. “POLLEN” hadir dalam getaran bass yang menghentak dan groovy, tatanan vokal melintas dengan mulus pada langit-langit aransemen, dan sedikit memberi nafas pada aransemen rock yang telah dilumuri elemen synth. Dalam waktu dekat ini, Tennis sudah langsung menyibukkan diri dengan sejumlah agenda tur, termasuk penampilan mereka di London pada 14 Februari mendatang.
Tennis Spotify | Tennis Apple Music | Tennis Deezer | Tennis Tidal
Haxanu – Totenpass
Bagi penggemar black metal yang masih mengikuti perkembangan paguyuban ini hingga sekarang, nama Alexander Poole hampir dipastikan terasa begitu familiar, bahkan mungkin saja Poole berhasil membuat beberapa album menaiki tahta predikat album metal terbaik versi masing-masing individu ataupun beragam media musik arus sider. Beberapa proyek yang Poole tangani seperti Chaos Moon, Guðveiki, Martröð, Skáphe, Ringarë menjadi beberapa band black metal yang disambut baik oleh komunitas black metal bawah tanah. Tetapi pada tahun ini, sang pendiri label Mystikaos tersebut tampil bersama tandemnya, L.C. (vokal) di bawah moniker lainnya, Haxanu dan melepas album studio ke-2 nya bertajuk “Totenpass” melalui Amor Fati Records. Baik Poole maupun L.C sama-sama berdomisili di Amerika, namun itu tidak menyempitkan hasrat mereka untuk tertarik pada budaya-budaya musik Eropa, terutama skena black metal di wilayah tersebut. ‘Totenpass’ hadir dalam melodi malapetaka yang terbungkus dengan kabut yang sama menaungi para punggawa black metal finlandia. Haxanu meminjam ketangkasan Laszlo Juhos sebagai member sesi untuk departemen drum. Mengenai urusan artwork, pihak band mempercayai Adam Burke untuk menyatukan visi di atas kanvas.
Baca Juga : Black Metal – Sebuah Panduan Praktis Menuju Kehancuran – Eps 1
Kelela – Raven
November lalu, penyanyi alternative R&B kelahiran Washington ini melepas sebuah single dengan judul “On The Run”. Lagu tersebut menjadi awal bermula daripada perjalanan panjang Kelela melepas album studio ke-2 nya bertajuk “Raven”. Album ini sendiri dirilis di bawah nuangan Warp dan Kelela menjadi bagian dari kru produser untuk albumnya bersama dengan beberapa nama termasuk duo produser musik ambient tersohor, OCA (Yo Van Lenz and Florian T M Zeisig) dan LSDXOXO. Album ini sekaligus menjadi album pertama bagi Kelela, 6 tahun pasca album debutnya, “Take Me Part” dirilis. Saat itu Kelela digadang-gadang sebagai pendatang baru yang memiliki potensi menjanjikan, dikarenakan prestasi album debutnya yang mentereng dan para kritikus musik menyambut dengan hangat album “Take Me Part”. Mengenai album terbarunya, Kelela mengatakan : “Saya memulai proses ini dari perasaan terasing dan keterasingan yang selalu saya alami sebagai femme kulit hitam dalam musik dansa. Raven adalah napas pertama saya dalam kegelapan, penegasan perspektif femme kulit hitam di tengah penghapusan sistemik dan suara kerentanan kita yang berubah menjadi kekuatan.”
Kelela Bandcamp | Kelela Spotify | Kelela Apple Music | Kelela Deezer | Kelela Tidal
Oak – Disintegrate
2018 merupakan titik balik daripada karir Guilherme Henriques & Pedro Soares. Pada saat itu band yang mereka naungi, Gaerea melepas album debutnya dan jika dilihat dari kacamata saat ini, band black metal kelahiran Portugal itu sukses menjadi salah satu band black metal modern yang banyak diperhatikan. Disaat bersamaan, kedua pemuda ini juga mendirikan sebuah proyek baru, bernama Oak. Band ber-genre funeral death doom ini baru bergerak setahun kemudian, ketika melepas album debut “Lone” melalui Transcending Obscurity Records. Kini setelah mereka mampu menyeret orang pada pemahaman lanskap musik yang nestapa dan membuat bergelut dengan batin di tengah belantara hutan, mereka siap menabur luka yang mendalam dan paranoia pada album ke-2 nya bertajuk “Disintegrate” via Season of Mist. Menyusul daripada 2 single yang mereka keluarkan sebelumnya, ternyata itu hanyalah kepingan kecil daripada lagu yang tertera pada album ini. Pasalnya, “Disintegrate” hanya terdiri satu lagu tunggal dengan durasi hampir mencapai 45 menit. Pihak band berkata : “Selama hampir 45 menit yang tak termaafkan, pusaran yang menyedihkan ini menyeret pendengarnya tercerai-berai, sementara geraman yang menyiksa dan riff yang menyakitkan menggemakan keputusasaan yang mendalam di dalam jurang atmosfer.”
Oak Bandcamp | Oak Spotify | Oak Apple Music | Oak Deezer | Oak Tidal
Rilisan Lainnya :
ᛉ Der Verborgen ᛣ – Winternacht (Raw Black Metal)
Ad Omega – Aphelic Ascent (Black Metal)
The Academic – Sitting Pretty (Indie Pop / Indie Rock)
American Authors – Best Night of My Life (Pop Rock / Folk Pop)
Andy Bell (of RIDE) – Strange Loops & Outer Psych (Neo-Psychedelia / Dream Pop / Rock)
Andy Shauf – Norm (Indie Folk Rock)
Apoxupon – Mana (Dungeon Synth)
Ashen One – The End of the Beginning (Instrumental Black Metal)
Atomwinter – Sakrileg (Death Metal)
Atrice – Mutualism (Ambient / Dubstep / UK Bass)
Bailey Miller – love is a dying (Singer-Songwriter)
Beat Awfuls – PAWS (Slacker Rock / Punk)
Besatt – Hjemkomst (Avant-Garde Black Metal)
Big Laugh – Consume Me (Hardcore Punk)
Black Belt Eagle Scout – The Land, The Water, The Sky (Dream Pop)
Bodyfarm – Ultimate Abomination (Deathcore)
Brad Mehldau – Your Mother Should Know: Brad Mehldau Plays The Beatles (Post-Bop)
BrokenTeeth – 추락은천천히 : howtosinkslowly (Shoegaze / Indie-Rock / Post-Rock)
Chase Rice – I Hate Cowboys & All Dogs Go To Hell (Contemporary Country / Country Pop)
CIVIC – Taken By Force (Garage Punk)
Coldhand – Spells Of The Unconquerable Forest (Atmospheric Black Metal)
Cor de Lux – Media (Dream Pop)
Constant Nausea – Rozzewnętrznienie (Black Metal)
Connie Campsie – I’m Still Talking to Myself (Alt-Pop)
Conway the Machine & Jae Skeese – Pain Provided Profit (Hip-Hop / East-Coast Hip-Hop)
Cosse – It Turns Pale (Post-Rock)
crushed – extra life EP (Dream Pop)
dynamic shroud.wmv – Holy Magic Self death’s (Vaporwave)
Delain – Dark Waters (Symphonic Metal)
Deviser – Evil Summons Evil (Black Metal)
DijahSB – Living Simple EP (Hip-Hop)
drop – 月台 (Art-Pop)
Druidogydeos – Ele nos transformou em bonecos e nos jogou num portal pra zigurats (Free Improvisation / Industrial)
Elodie – Ok. Respira (Dance-Pop / Contemporary R&B / Pop)
Elyose – Déviante (Industrial Alternative Rock / Symphonic Metal)
El Ten Eleven – Valley of Fire (Post-Rock / Indietronica / Math Rock)
Flub – Dream Worlds (Technical Death Metal)
Flume – Things Don’t Always Go the Way You Plan (Wonky / Future Bass)
Frances Luke – Safe in Sound (Ambient Folk Rock / Indie Folk)
Gates of Mourning – Ruination (Black Metal)
the GOLDEN DREGS – On Grace & Dignity (Indie Rock / Psychedelic Rock / Folk)
Het Collectief – Transfigurations (Chamber Music)
Ildganger – Wanderer of Fiery Planes (Raw Black Metal)
Jade LeMac – Constellations EP (Pop / EDM)
Jadasea & Laron – The Corner: Vol. 1 (East-Coast Hip-Hop / Abstract Hip-Hop)
King Cujo – Lost Inside the Landfill
Kliffs – After the Flattery (Pop)
Klone – Meanwhile (Progressive Metal)
Lance Skiiwalker – Audiodidactic (Alternative R&B / Ambient)
Laraaji – Segue to Infinity (New Age / Ambient)
LIFECYCLES – LIFECYCLES Volumes 1 & 2: Now! and Forever More Honoring Bobby Hutcherson (Avant-Garde Jazz / Jazz Fusion / Spiritual Jazz)
Lenny Loops & stream_error – Noctilucent (Lo-Fi Hip-Hop)
Liv.e – Girl in the Half Pearl (Neo-Soul / Jungle / Psychedelic Soul)
Majestic Ryte – Majestic Ryte (Heavy Metal)
Malady – All Pressure, No Diamonds EP
Maps – Counter Melodies (Electropop / Dream Pop / Indietronica)
My Hair is a Rat’s Nest – Fragment (Screamo)
Nameless Mist – Lifeless (Black Metal)
Narrow Head – Moments of Clarity (Shoegaze / Alternative Rock)
Negative Blast – Echo Planet (Hardcore)
Overhead – Telepathic Minds (Progressive Rock)
Pabllo Vittar – Noitada (Dance Pop / Funk Mandelao / Forró Electrónico)
Pearla – Oh Glistening Onion, The Nighttime Is Coming (Alternative / Indie Folk)
Pheelz – Pheelz Good EP (Afrobeats)
Pierce the Veil – The Jaws of Life (Post-Hardcore / Alternative Rock)
Polly Paulusma – When Violet Hot Pitch Words Hurt (Folk Pop / Indie Pop / Indie Folk)
Quasi – Breaking the Balls of History (Indie Rock / Noise Rock / Indie Pop)
Rebecca Black – Let Her Burn (Electropop / Dance-Pop)
Satoko Fujii & Otomo Yoshihide – Perpetual Motion (Free Improvisation)
Seaming To – Dust Gatherers (Experimental)
5ivlover – Noponydeepweb (Experimental Hip-Hop)
SØS Gunver Ryberg – Spine (Industrial Techno
Stephanie Lamprea – 14 récitations (Modern Classical)
Stewart Keller & Mucoid – Risk & Reward (IDM / Glitch)
Storm{O} – Endocannibalismo (Metalcore / Mathcore)
T3nors – Naked Soul (Melodic AOR)
Tee Vee Repairman – What’s on TV (Garage Rock / Power Pop)
Theo Lawrence – Chérie (Country)
Thr33 / DJ Gren8de -Thr33 Never Fails (Plugg / Gangsta Rap)
Tulsi – Conjucture (Ambient)
Vladduh – Sturmkampf (Raw Black Metal / Dungeon Synth)
Walker County – No Smokes and Mirrors EP (Country Pop)
Winterlord – Siberian Magic (Various Metal)
Willoos – Begeerte (Depressive Black Metal)
Wounds of Recollection – Warm Glow of the End of Everything (Post-Rock / Black Metal)
Yikii – The Crow-Cyan Lake 鸦青湖畔 (Post-Industrial / Ethereal Wave / Experimental)
Yo La Tengo – This Stupid World (Indie Rock / Alternative Rock / Noise-Pop)
Yukiga Futte Uresii – 絶望クローゼット (Harsh Noise)
Yunosuke Kawamura – blocked cover art Hands Up!!! (Shibuya-Kei / Indie-Pop
ZA! & la TransMegaCobla – Za! & la TransMegaCobla (Experimental Rock)
Zolita – Falling Out / Falling In (Electropop)
Baca Juga : Mengapa False Nostalgia Muncul Saat Mendengarkan Musik?