10 Album Dungeon Synth Edisi Juni 2022
10 Album Dungeon Synth Edisi Juni 2022 meliputi: Mortul, Silent Garden, Wailing Forest, Great Mercenary, Wraith Knight, Velnias, Wydraddear, Ithildin, The Barrow Downs, Kyna
Menggali informasi, penyebaran isu berita hoax, pornografi, serta mendeklarasikan diri sebagai aktivis wannabe di media sosial, apakah itu tujuan utama manusia terhubung dalam jaringan sosial di internet? Mungkin jawabannya adalah Iya bagi sebagian orang, sementara bagian lainnya menggunakan Internet untuk memajukan dan mengembangkan peradaban manusia. Sudah tidak terhitung banyaknya bidang industry yang merasa terbantu berkat kehadiran internet, salah satunya industry musik.
Siapa sangka bahwa internet dapat memunculkan gerakan dan tren musik-musik baru, meskipun sebagian besar hanyalah bersifat momentum. vaporwave, city-pop, musik lo-fi, nightcore (jika kalian menganggap ini sebuah bentuk karya musik), dan dungeon synth adalah bukti bahwa suatu pergerakan komunitas musik bisa berkembang pesat, hanya bermodalkan sosialisasi di internet tanpa sokongan pemasaran masif dari label Mayor sedikitpun. Khusus dungeon synth, komunitas musik satu ini sedang mengalami kurva kenaikan begitu signifikan.
Tidak ada yang tahu pasti, alasan melonjaknya dungeon synth, tapi yang pasti setiap tahun, semakin banyak musisi dari berbagai belahan dunia memainkan jenis musik ini. Contohnya bulan ini saja rilisan-rilisan dungeon synth terbaru sudah berceceran dengan jumlah yang tidak bisa dibilang sedikit. Jangan lupa bahwa bulan Juni baru saja menginjak separuh perjalanan, dengan kata lain potensi munculnya album terbaru dungeon synth di bulan ini masih terbuka lebar. Tetapi IMW telah berhasil merangkum 10 rilisan dungeon synth yang dirilis bulan ini. Tanpa panjang-lebar dan basa-basi lagi, berikut rangkumannya.
Mortul – Embracing Harsh Darkness

Mortul baru saja melepas album debutnya berjudul ‘Embracing Harsh Darkness’ pada pertengahan bulan ini. Kesan pertama ketika pertama kali mendengar album ini, seperti membayangkan Lustre tengah membuat musik dark-ambient bernuansa dungeon synth. Disatu sisi, kelap-kelip suara synth membentuk panorama berupa langit di malam hari yang dipenuhi oleh cahaya bintang-bintang. Sementara sisi lainnya merepresentasikan penekanan terhadap anthem-anthem medieval megah. Album ini begitu konsisten dalam memberikan getaran-getaran emosional menyentuh. Terkadang Mortui terdengar bergairah dan menggebu-gebu, tetapi Mortul seketika mampu merubah emosi dan perasaan menjadi lebih meditatif, dan tidak jarang mempertontonkan sisi melankolisnya. Mortul mengeksekusi album ini begitu dinamis, baik dari segi tekstur maupun struktur musik.
Silent Garden – Rehearsal at Alice’s Garden

Bagi penyuka musik dengan intensitas noisy, dan mengandalkan tingkat emosional raw, Silent Garden dapat dijadikan pertimbangan untuk menghiasi playlist. 3 lagu tanpa diberi judul, Silent Garden membuat proyek dungeon synth terdengar sama misteriusnya dengan proyek raw black metal maupun dark ambient. Mereka mengandalkan harmoni bernada murung, dengungan keyboard berkarakter drony, dark-ambient sebagai tata lanskap suara, serta struktur musik minimalis. Silent Garden Nampak banyak mengeksploitasi sisi tragis, kesedihan, dan kesuraman yang tergambarkan langsung lewat pemilihan nada, maupun cara mereka mengemas output sound agar terdengar lebih gritty. Ini bukanlah tipikal album dungeon synth dengan banyak mengalunkan nada-nada medieval riang gembira. Ini seperti sebuah hymne yang berkumandang dalam penjara bawah tanah.
Wailing Forest – Demo I

Proyek dungeon synth misterius lainnya, Wailing Forest baru saja melepas demo pertamanya di bulan ini. Sangat surreal dalam mengekpresikan serta menggambarkan ruangan yang dipenuhi oleh labirin-labirin tanpa kilauan cahaya setitik pun. Tekstur synth mungkin terkesan dreamy di satu sisi, tetapi mengemasnya dengan pemilihan harmoni lebih gelap, serta tempo musik yang mengalun pelan menjadikan auranya terdengar lebih creepy. Wailing Forest seperti berdiri di antara perbatasan dungeon synth, dan dark-ambient namun mereka hanya mengambil sisi-sisi tergelapnya. Tentunya ini sebuah langkah awal menjanjikan bagi Wailing Forest, untuk menindaklanjuti eksplorasi fantasi kegelapannya di kemudian hari.
Great Mercenary – First Story of a Young Mercenary & Magical Tree

Great Mercenary menjadi salah satu anggota dalam legiun kebangkitan skena dungeon synth tanah air. Sebelumnya, proyek dungeon synth ini sudah melepas sebuah mini album bertajuk “The Beginning”. Namun kali ini Great Mercenary datang dengan konsep lebih matang serta menunjukan niat lebih serius dalam menggarap sekitaran alur kisah, peristiwa, serta penokohan lebih rinci. Musiknya sendiri didominasi oleh perpaduan suara synth yang dimainkan secara dual-layered. Layer pertama diisi nada low-key synth. Sedangkan layer lainnya digunakan agar synth memancarkan tone dan nuansa yang mengeluarkan sinar cahaya meredup layaknya senja. Ambience secara keseluruhan terkesan gelap, misterius, seperti melewati berbagai masa-masa suram yang tak berkesudahan.
Baca Review Lengkap Great Mercenary di sini.
Wraith Knight – Deep in the Dungeons of the Dragonlord

Tidak diragukan lagi, Wraith Knight merilis album dungeon synth terbaik bulan ini. Sebuah bayangan dan imajinasi mengenai semestinya musik dungeon synth bekerja, direalisasikan seutuhnya di sini. Nuansa serta tatanan instrumen terdengar megah, sinematis, epik, dan dieksekusi secara multi-layered. Sangat kaya improvisasi baik dari segi tekstur, alur, nuansa, maupun pemilihan nada-nada. Sangat cocok bila seandainya album ini dijadikan scoring untuk kebutuhan soundtrack movie maupun video game berlatar abad medieval sekalipun. Wraith Knight piawai dalam mengemas urutan nuansa musik sesuai dengan “alur cerita” yang mereka buat. Mereka menempatkan sesuatu yang epic ketika bagian prolog tiba. Lalu menempatkan sesuatu yang bersifat lebih emosional, ketika kejadian demi kejadian penting mulai berdatangan. Akhirnya kisah ditutup oleh seruan kemenangan, ditandai oleh nuansa lagu yang kembali cerah dan bergairah berkumandang di penghujung album.
Baca Juga : Mengapa Stormkeep Begitu Populer?
Velnias – Lord of A Dark Domain

Proyek ini sendiri dijadwalkan untuk rilis 24 juni mendatang, tetapi Velenias sudah menaruh full-stream keseluruhan album pada laman bandcamp resmi miliknya. Sesuai deskripsi, konsep keseluruhan album lebih menceritakan pada kekuatan kegelapan mutlak yang dimanifestasikan dalam moniker “Lord Ahriman”. Nuansa yang dibangun terkesan lebih dingin, menampilkan night vibes menyeluruh lewat cahaya sinar rembulan yang direpresentasikan oleh suara-suara synth. Meski setiap lagu memiliki durasi lebih dari 10 menit, tetapi Velenias mampu menjaga agar alur musik tidak terjebak dalam kemotonan.Mungkin terkesan minimalis, karena tidak semua instrumen diperkenalkan secara bersamaan, tetapi dalam menit-menit krusial Velenas mampu merubah tekstur dan melodi musik secara dramatis, sehingga memainkan peranan emosi yang begitu baik.
Wydraddear – The Promises Of Aliaakta

Salah satu proyek dungeon synth yang tergolong sangat produktif, karena mampu merampungkan 7 album studio sekaligus hanya dalam kurun 2 tahun. ‘The Promises of Aliaakta’ sendiri merupakan album studio ke-2 yang dirilis oleh Wydraddear tahun ini. Wydraddear menekan lebih jauh dungeon synth untuk banyak bersinggungan dengan elemen-elemen noisy-drone, lo-fi, dan dark ambient. Low-end keyboard, latar yang penuh oleh suara-suara noisy disturbing, serta aransemen musik yang berputar-putar pada tempat, membuat pendengar “dipaksa” untuk tetap tinggal menyaksikan kegelapan sampai akhir.
Sebagai hasilnya mereka mampu menciptakan serangkaian soundtrack horror, dengan gambaran mimpi buruk yang sangat nyata di depan mata. Mungkin bukan sebuah album yang cocok untuk dijadikan gerbang awal dalam mencoba musik-musik dungeon synth. Dalam genggaman Wydraddear, dungeon synth dapat menampilkan sisi bersebrangan dari akar musik awal, karena apa yang mereka reprentasikan di sini, semuanya melawan arus.
Ithildin – Arda’s Herbarium Vol.II

Sebelumnya Ithildin sudah melepas ‘Arda’s Herbarium Vol. I ‘ pada Maret lalu. Namun nampaknya tidak butuh waktu lama untuk Ithildin segara merampungkan sekuel dari proyeknya itu. Ithildin mengaku terinspirasi dari buku berjudul ‘Flora of Middle-Earth’ karangan dari Walter S.Judd & Graham A. Judd ketika sedang menggarap album ini. Musiknya lebih condong untuk membuat lanskap berhubungan erat dengan lingkungan alam. Maka dari itu, Ithildin mengkonsepsi suara synth serta perkusinya agar terdengar lebih organik dan natural. Teksturnya begitu dreamy, nuansa ketenangan di tengah alam liar begitu merasuki setiap detik dalam album ini. Pendengar tidak hanya dimanjakan oleh alunan nada merdu dan perasaan comfy, tetapi “seolah” diajak untuk terlibat langsung dalam kehidupan dunia fantasi Tolkien.
The Barrow Downs – Galster

The Barrow Downs memiliki output sound berbeda dari jajaran album sebelumnya. Mereka meletakan elemen-elemen dungeon synth, bersamaan dengan tekstur musik black metal yang dipenuhi rasa amarah dan emosi meronta-ronta. Namun secara keseluruhan album ‘Galster’ memang condong pada penekanan elemen dungeon synth, sementara porsi black metal cenderung berfungsi sebagai side-dish. Di atas kertas kombinasi antara black metal dan dungeon synth membuat mereka terkadang dihubungkan oleh band-band sejenis Summoning, Caladan Brood, dan Emyn Muil. Padahal album ini memiliki output berbeda dari band-band tersebut. The Barrow Downs masih menampilkan unsur black metal utuh dengan ketukan blast-beat yang bergemuruh. Sementara penekanan atmosfir dalam rangkaian album memiliki ambience gelap dan suram. Tidak ada himne-himne pertempuran epik dan kemenangan di sini, yang terjadi justru sebaliknya.
Kyna – Dreams Of Azul

Kyna, proyek dungeon synth yang berbasis di United Kingdom melepas sebuah album kompilasi di bulan ini. ‘Dreams Of Azul’ tidak hanya berisi kumpulan lagu terbaik dari Kyna, tetapi album ini turut menyertakan kumpulan unreleased track. Dari awal proyek ini terbentuk, Kyna selalu menampilkan sisi musik yang dipenuhi oleh isak tangis, dan dirudung perasaan depresif yang tak berkesudahan. Dentingan piano bernada muram dan pendekatan gaya produksi mentah hanya membuat rasa duka semakin menjadi-jadi. Tanpa bantuan elemen black metal sekalipun, Kyna dapat menularkan aura yang begitu pekat dalam setiap detik musiknya. Sebuah album yang mampu menerjemahkan secara auditori mengenai pikiran dan imajinasi tergelap yang hinggap pada setiap individu manusia.
Baca Juga : Dungeontroll : Mournful Melodies of Ophior’s Grotto Review